Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membangun Kebiasaan Melalui Pengulangan: Strategi Menumbuhkan Disiplin dan Kompetensi Siswa

2 Desember 2024   05:25 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:39 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menghindari kebosanan, pengulangan perlu variasi. Permainan edukasi dapat membuat pengulangan lebih menarik. Edward Deci dan Richard Ryan dalam Intrinsic Motivation and Self-Determination in Human Behavior (1985) menyebutkan bahwa pengulangan yang menyenangkan dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa. Penggunaan teknologi interaktif seperti Kahoot dan Quizizz menawarkan elemen menarik dalam pengulangan. Richard Mayer dalam Multimedia Learning (2001) menyatakan bahwa media interaktif dapat mengatasi kebosanan dan memperkuat pemahaman konsep melalui pengalaman belajar yang menyenangkan.

Pengulangan juga dapat dilakukan dengan metode visual atau praktis, seperti diagram atau eksperimen. Jerome Bruner dalam The Process of Education (1960) menyatakan bahwa informasi dalam format visual dan kinestetik membantu siswa memahami keterkaitan antar konsep, mengurangi kebosanan.

Evaluasi berkala penting untuk menilai efektivitas pengulangan dalam membentuk kebiasaan belajar yang positif. Howard Gardner (1983) merekomendasikan berbagai jenis evaluasi seperti tes tertulis, wawancara, atau observasi untuk memperoleh gambaran akurat tentang kemajuan siswa. Evaluasi ini membantu guru mengidentifikasi area yang membutuhkan pengulangan atau pendekatan alternatif. Evaluasi tidak hanya mengukur hasil akhir, tetapi juga memberikan umpan balik berharga untuk perbaikan proses belajar-mengajar.

Dari paparan di atas, pengulangan adalah kunci efektif dalam membentuk kebiasaan, meningkatkan kedisiplinan, dan memperkuat kompetensi siswa, karena melalui rutinitas konsisten, siswa mengembangkan keteraturan dan tanggung jawab. Dengan memperdalam pemahaman dan membangun kepercayaan diri melalui pengalaman berulang, pengulangan juga meningkatkan kompetensi akademis dan non-akademis siswa, sebagaimana ditegaskan dalam adagium Latin Repetitio est Mater Studiorum. Diharapkan, pengulangan dapat diintegrasikan lebih luas dalam sistem pendidikan sebagai strategi utama dengan variasi metode pengajaran yang menarik dan evaluasi berkala, sehingga menjadi landasan kokoh dalam pembelajaran dan membantu siswa lebih siap menghadapi tantangan masa depan. (*)

Merauke, 2 Desember 2024

Agustinus Gereda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun