Pelatihan guru dan pengasuh asrama untuk pembinaan karakter: Pelatihan yang tepat bagi guru dan pengasuh asrama sangat penting, meliputi teknik pengawasan, metode pembinaan karakter, dan keterampilan komunikasi. Dengan pelatihan ini, mereka dapat memberikan pengawasan yang penuh perhatian dan keteladanan, bukan sekadar berbasis aturan. Menurut Marvin W. Berkowitz dalam You Can't Teach Through a Rat: And Other Epiphanies for Educators (2012), "Karakter dibangun melalui teladan sehari-hari dari pengasuh dan guru."
Sistem pengawasan yang efektif dan kolaboratif: Pengawasan efektif di asrama dapat dilakukan melalui jadwal bergilir, sistem pemantauan, dan dukungan teknologi jika memungkinkan. Pengawasan ini harus kolaboratif, melibatkan guru, pengasuh, dan siswa senior untuk memantau aktivitas sehari-hari. Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium (2013) menekankan pentingnya peran komunitas dalam membantu pengembangan individu dengan cinta kasih. Di asrama, pengawasan komunitas ini dapat mencegah masalah perilaku dan memastikan program karakter berjalan efektif.
Dukungan orang tua sebagai partner dalam pendidikan karakter: Dukungan ini penting agar asrama menjadi tempat pembentukan karakter yang sejalan dengan nilai-nilai di rumah. Keterlibatan orang tua, seperti komunikasi aktif dengan pengelola asrama, kunjungan, sumbangan biaya asrama, dan diskusi perkembangan siswa, sangat membantu. Menurut William Jeynes dalam Parental Involvement and Academic Success (2010), keterlibatan orang tua meningkatkan pencapaian moral dan akademik siswa. Komunikasi erat antara asrama dan orang tua mendorong konsistensi siswa dalam membangun karakter baik.
Uraian di atas menunjukkan, lingkungan berasrama memberikan fondasi kuat bagi pembentukan kepribadian siswa secara menyeluruh, seperti yang ditunjukkan di Seminari, di mana kehidupan teratur mendukung disiplin waktu, tanggung jawab, kebersamaan, dan spiritualitas. Melalui kebiasaan-kebiasaan ini, siswa dapat mengembangkan karakter yang kuat, mandiri, dan berintegritas, menjadikan pola pendidikan berbasis asrama sebagai sistem efektif untuk membangun generasi penerus yang siap berkontribusi bagi bangsa. Harapannya, konsep pendidikan karakter berasrama dapat diadopsi lebih luas di lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, memungkinkan integrasi pendidikan formal dengan pembinaan karakter intensif. Dukungan kebijakan dari pemerintah, fasilitas, dan pelatihan tenaga pendidik akan sangat penting untuk merealisasikan pendidikan yang menyeluruh, mencetak individu yang cerdas secara akademis sekaligus tangguh secara moral, sosial, dan spiritual. (*)
Merauke, 26 November 2024
Agustinus Gereda
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI