Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Membaca dan menulis, kesukaanku. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkompetisi dengan Martabat, Maju dalam Pilkada Tanpa Menyingkirkan Orang Lain

7 November 2024   06:05 Diperbarui: 7 November 2024   06:23 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mendukung pesaing tidak menunjukkan kelemahan, melainkan tanda integritas dan etika tinggi. Sikap ini membantu membangun kepercayaan publik, menunjukkan bahwa semua orang, termasuk pesaing, layak dihormati. Dalam hal ini, Adam Grant dalam Give and Take: A Revolutionary Approach to Success (2013) mengingatkan bahwa mendukung orang lain membangun karakter dan reputasi kita. Paus Fransiskus dalam Fratelli Tutti (2020) juga menekankan persaudaraan sejati yang melampaui persaingan, mendorong kita untuk menghargai orang lain.

Menjaga etika dan fair play dalam Pilkada sangat penting untuk meraih kepercayaan masyarakat. Fair play mencakup menghormati hasil akhir, menghindari penyebaran berita negatif, dan menahan diri dari tindakan tidak adil terhadap lawan. Konsili Vatikan II dalam Gaudium et Spes (1965) mengingatkan bahwa setiap tindakan harus didasari kejujuran dan keadilan. Dengan menjaga fair play, kita menghormati nilai keadilan dan kejujuran, baik terhadap Tuhan maupun terhadap lawan.

Pada akhirnya, prinsip "maju tanpa menyingkirkan orang lain" mengingatkan kita bahwa kompetisi, termasuk Pilkada, bukan sekadar kemenangan, tetapi soal martabat dan integritas. Berkompetisi dengan martabat berarti jujur, menghargai lawan, dan menjadikan kompetisi sebagai sarana pengembangan diri, bukan permusuhan. Dengan fokus pada pengembangan diri, mendukung sesama, dan menjaga etika, seorang pemimpin tak hanya berpotensi menang, tetapi juga menginspirasi masyarakat. Prinsip ini, yang relevan di segala bidang kehidupan, mendorong kita membentuk dunia yang harmonis dan saling menghargai, sehingga kemenangan diraih tanpa mengorbankan orang lain, tetapi dengan semangat kebersamaan.

Merauke, 7 November 2024

Agustinus Gereda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun