Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenang dan Mendoakan Arwah Semua Orang Beriman

2 November 2024   06:05 Diperbarui: 2 November 2024   06:07 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap 2 November, Gereja Katolik mengenangkan Arwah Semua Orang Beriman, hari penuh makna bagi umat Kristiani untuk mengenang dan mendoakan mereka yang telah berpulang. Pengenangan ini menegaskan bahwa hidup berlanjut dalam harapan kebangkitan bersama Kristus. Doa-doa kita bagi arwah diyakini membawa kedamaian bagi jiwa-jiwa yang masih dalam pemurnian di api penyucian, sebagai tanda kasih dan persatuan yang melampaui kehadiran fisik. Artikel ini mengajak pembaca memahami makna pengenangan arwah dan mengingatkan akan tugas kita untuk saling menopang dalam doa, menjaga persekutuan umat dalam Kristus yang melampaui batas ruang dan waktu.

Makna Doa bagi Arwah Semua Orang Beriman

Gereja Katolik percaya bahwa setelah kematian, jiwa seseorang mengalami penilaian. Beberapa jiwa langsung memasuki kebahagiaan abadi di surga, sementara yang lain mungkin masih membutuhkan proses penyucian dalam api penyucian (purgatorium). Ajaran ini berasal dari keyakinan bahwa jiwa-jiwa yang meninggal dalam keadaan rahmat namun masih perlu disucikan dari dosa ringan atau akibat dosa, dibantu melalui doa-doa dan persembahan umat yang masih hidup. Menurut Konsili Trente (1545-1563), "api penyucian adalah kenyataan di mana jiwa-jiwa tersebut disempurnakan sebelum mereka masuk ke surga."

Ajaran ini didukung oleh Kitab Suci, misalnya Yudas Makabe mendoakan dan memberikan persembahan bagi mereka yang telah meninggal agar dosa mereka diampuni (2 Mak 12:45). Doa-doa tersebut diyakini sebagai cara agar arwah yang masih dalam proses penyucian dapat segera mencapai kesempurnaan di hadapan Tuhan. Santo Agustinus menulis (dalam Confessiones), "Bahkan jiwa-jiwa dalam api penyucian dibantu oleh doa-doa kita dan oleh pengorbanan Misa Suci."

Mendoakan arwah semua orang beriman adalah wujud kasih dan solidaritas kita dalam tubuh mistik Kristus. Pengenangannya adalah bagian dari keyakinan ini. Umat Katolik di seluruh dunia bergabung dalam tindakan cinta yang mencakup mereka yang tidak lagi bersama kita. Aksi ini menegaskan bahwa kematian tidak memutuskan ikatan kasih, tetapi memperkuat persatuan kita sebagai umat beriman. Rasul Paulus menulis, "Tak seorang pun di antara kita hidup untuk dirinya sendiri, dan tak seorang pun mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan" (Rom 14:7-9). Tindakan doa ini merupakan bagian dari keterlibatan umat beriman dalam persekutuan Gereja yang melampaui batasan fisik, memberikan harapan bagi jiwa-jiwa yang beristirahat, sekaligus menguatkan iman kita akan kehidupan kekal.

Arwah dan Pengharapan Akan Kehidupan Kekal

Dalam pandangan Gereja Katolik, kematian bukanlah akhir, melainkan pintu menuju kehidupan kekal bersama Allah. Gereja mengajarkan bahwa setiap jiwa yang meninggal akan mengalami penghakiman pribadi yang menentukan nasib kekal mereka: surga bagi yang hidup dalam persatuan dengan Allah, neraka bagi yang menolak kasih Allah, dan api penyucian bagi yang meninggal dalam rahmat tetapi belum sepenuhnya murni. Katekismus menyatakan, "Mereka yang meninggal dalam kasih karunia dan persahabatan dengan Allah, tetapi belum sepenuhnya disucikan, akan mengalami penyucian agar mereka dapat mencapai kekudusan yang diperlukan untuk memasuki kebahagiaan surga" (KGK 1030).

Santo Yohanes dari Salib menyatakan, "Kematian adalah waktu di mana jiwa meninggalkan tubuh untuk bertemu Allah, seperti emas yang harus dimurnikan sebelum ia menjadi murni dan siap untuk kemuliaan surgawi." Kematian dianggap sebagai peralihan yang diperlukan dalam perjalanan menuju kesempurnaan bersama Tuhan. Dengan demikian, kematian tidak dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai langkah menuju penggenapan iman kita, yang menjanjikan pertemuan penuh kasih dengan Sang Pencipta. Kitab Suci mendukung pandangan ini. Yesus berkata, "Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu" (Yoh 14:2-3). Kata-kata ini menggarisbawahi bahwa kematian adalah bagian dari rencana Allah, membuka jalan bagi kehidupan kekal di tempat yang telah disediakan-Nya.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa doa-doa kita bagi arwah adalah bentuk kasih yang tak terputus dan sekaligus tanda harapan kita akan keselamatan. Doa-doa ini, selain meringankan proses penyucian bagi jiwa-jiwa yang masih dalam penyucian, juga memberikan penghiburan bagi kita yang masih hidup, mengingatkan kita bahwa kasih melampaui batasan dunia ini. Paus Benediktus XVI dalam Spe Salvi (2007) menulis, "Doa bagi orang mati tidak hanya membantu mereka, tetapi juga membuat hubungan kasih kita dengan mereka tetap hidup." Rasul Paulus menyatakan, "... Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia" (1 Tes 4:13-14). Pengharapan akan keselamatan memberikan kekuatan dan ketenangan bagi orang-orang beriman, mengingatkan kita bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan pintu menuju pemenuhan janji keselamatan yang telah dijanjikan oleh Kristus. Harapan ini adalah inti iman Kristen yang menyatukan umat, baik yang hidup maupun yang telah berpulang, dalam cinta kasih yang tak terputus. Santo Thomas Aquinas, dalam Summa Theologica (1947) mengatakan, "Doa yang kita lakukan bagi jiwa-jiwa yang telah meninggal adalah wujud dari belas kasih yang memperlihatkan kasih yang tetap menyertai mereka dalam persekutuan orang-orang kudus."

Cara Gereja Mendoakan Arwah Semua Orang Beriman

Tanggal 2 November Gereja Katolik mengenangkan Arwah Semua Orang Beriman dengan mengadakan Misa Requiem, doa khusus, dan praktik liturgis lainnya sebagai bentuk kasih dan solidaritas terhadap jiwa-jiwa yang telah berpulang. Misa Requiem, adalah bentuk Misa khusus yang didedikasikan untuk mendoakan jiwa-jiwa yang berpulang, terutama yang masih dalam proses penyucian di purgatorium. Misa ini bertujuan memohon kedamaian dan kelegaan bagi arwah yang masih membutuhkan penyucian. Katekismus (KGK 1371) menegaskan bahwa Misa ini adalah bentuk paling kuat dari doa syafaat bagi arwah karena memanfaatkan kurban sakramental Kristus yang dihadirkan di altar.

Hari ini, banyak umat Katolik mengadakan ritus-ritus khusus, termasuk pembacaan doa-doa khusus bagi jiwa-jiwa di api penyucian, pencahayaan lilin, dan peletakan bunga di makam, sebagai simbol kasih dan penghormatan bagi mereka yang telah meninggal. Santo Cyrilus dari Yerusalem menulis, "Kami berdoa bagi mereka yang telah meninggal, agar Allah menunjukkan belas kasihan kepada mereka; kita percaya bahwa doa-doa kita dapat memberikan mereka istirahat dalam damai."

Selain Misa dan liturgi umum di gereja, umat Katolik diajak untuk berdoa secara pribadi bagi arwah di api penyucian melalui berbagai bentuk devosi dan doa, yang diakui oleh Gereja sebagai tindakan kasih dan belas kasih. Doa Rosario bagi jiwa-jiwa adalah salah satu bentuk doa devosional yang sering dilakukan. Doa ini diiringi oleh intensi khusus untuk memohon belas kasihan Allah atas jiwa-jiwa di tempat penyucian, sebagaimana ditegaskan oleh Paus Benediktus XVI dalam Spe Salvi (2007), "Doa bagi arwah yang telah meninggal adalah bentuk belas kasihan sejati yang mengungkapkan keyakinan kita akan keselamatan kekal dan kasih Allah yang tak terbatas." Selain itu, doa "Yesus yang baik" (Mzm 130) digunakan untuk memohon pengampunan bagi jiwa-jiwa yang sedang dimurnikan. Mazmur ini memohon kepada Tuhan untuk mendengarkan seruan dari kedalaman, suatu simbol harapan jiwa-jiwa untuk mencapai kesempurnaan di hadapan Allah. Devosi lain, termasuk Novena (sembilan hari berturut-turur) untuk memohon rahmat bagi jiwa-jiwa yang belum sepenuhnya bersatu dengan Allah.

Mengenang Mereka yang Telah Mendahului Kita

Mengenang orang-orang terkasih yang telah berpulang adalah cara untuk menghargai pengaruh mereka dalam hidup kita dan untuk menjaga warisan kasih yang mereka tinggalkan. Tindakan mengenang sebagai cara untuk terus menyatukan diri dengan mereka dalam doa dan kasih. Katekismus (KGK 946) menyatakan bahwa "kita memiliki persekutuan dengan orang-orang kudus di surga, jiwa-jiwa yang murni di api penyucian, serta seluruh umat beriman di dunia, karena mereka semua adalah satu tubuh dalam Kristus." Melalui doa-doa dan kenangan, kita mengenang cinta dan ajaran hidup mereka yang menjadi teladan dalam kehidupan kita. Menurut Santo Agustinus, mengingat orang-orang terkasih yang telah meninggal adalah cara untuk menghormati warisan dan teladan hidup mereka, seraya menyerahkan mereka kepada belas kasih Allah. Pengingat kasih yang terus-menerus ini meneguhkan iman dan membantu kita menyadari bahwa kasih yang sejati tidak terbatas oleh waktu atau ruang. Kitab Suci  menyebutkan, "Kenangan akan orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk" (Ams 10:7). Dengan mengenang kehidupan mereka yang telah berpulang, kita ikut merasakan berkat yang telah mereka tinggalkan.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa kita adalah satu dalam "Persekutuan Orang Kudus," yang meliputi mereka yang masih hidup, yang telah disempurnakan di surga, serta jiwa-jiwa yang sedang dalam proses penyucian. Dalam solidaritas dengan jiwa-jiwa ini, umat beriman diajak untuk mendoakan mereka yang berada di api penyucian agar mereka dipercepat dalam perjalanan mereka menuju persatuan penuh dengan Allah. Menurut Santo Thomas Aquinas (1947), persekutuan dengan jiwa-jiwa di api penyucian adalah tindakan belas kasih yang mengungkapkan kasih kita dalam tubuh mistik Kristus. Ia menulis bahwa "Doa bagi mereka yang telah meninggal adalah bentuk kasih yang melampaui batas kehidupan ini dan membantu mereka dalam mencapai kebahagiaan kekal." Kitab Suci juga mengisyaratkan pentingnya mendoakan jiwa-jiwa yang telah meninggal, sebagaimana disebutkan, "Oleh karena itu, ia memandang perlunya berdoa bagi orang mati, supaya mereka dilepaskan dari dosa-dosanya" (2 Mak 12:45). Melalui doa, kita memperjuangkan keselamatan bagi mereka yang telah mendahului kita dan menunjukkan solidaritas dalam iman serta kasih yang menghubungkan kita dalam persekutuan yang tidak terputus. Dengan demikian, kita tidak hanya menghormati mereka, tetapi juga menegaskan peran kita sebagai bagian dari komunitas yang hidup dan berdoa dalam tubuh Kristus.

Hari Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman adalah saat berharga untuk merenungkan misteri hidup dan mati, serta memperbarui komitmen doa bagi jiwa-jiwa yang telah mendahului kita, khususnya yang masih dalam proses penyucian. Sebagai umat beriman, kita diajak bersatu dalam doa yang tulus, memohon rahmat bagi mereka yang membutuhkan dukungan rohani. Doa-doa kita menjadi wujud kasih dan iman akan persekutuan abadi dalam Kristus, serta harapan akan kebersamaan kekal di surga. Semoga doa-doa kita membawa damai bagi setiap jiwa dan mengingatkan bahwa perjalanan iman merangkul yang hidup dan yang telah pergi, demi kebahagiaan abadi bersama Tuhan. (*)

Merauke, 2 November 2024

Agustinus Gereda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun