Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 29-30

16 Oktober 2024   06:05 Diperbarui: 16 Oktober 2024   06:06 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

"Hebat! Apa yang kamu pikirkan tentang cara mencapai impianmu itu?" Didimus menatap Josefa dengan penuh rasa ingin tahu.

"Pertama-tama, aku ingin mendapatkan pendidikan lebih lanjut di bidang pertanian modern di luar Papua," jawab Josefa dengan semangat. "Setelah itu, aku akan kembali dan menerapkan pengetahuanku di sini untuk membantu komunitasku."

Didimus tersenyum penuh apresiasi. "Itu rencana yang bagus, Josefa. Pendidikan memang kunci utamanya. Aku yakin kamu bisa menghadapi tantangan yang ada."

"Aku tahu akan banyak rintangan," Josefa mengakui. "Tapi aku siap menghadapinya. Impianku ini sangat berarti bagi masyarakat kita."

Pembicaraan mereka terus berlanjut, menyentuh berbagai topik dari tantangan lingkungan yang dihadapi Papua hingga potensi pertanian berkelanjutan yang dapat dikembangkan.

"Josefa, kalau kamu butuh bantuan atau masukan, jangan ragu untuk menghubungi aku. Aku senang bisa mendukungmu," ujar Didimus menawarkan diri sebagai mentor.

"Terima kasih, Didimus. Dukunganmu sangat berarti bagiku," jawab Josefa dengan tulus.

Diskusi mereka tentang masa depan tidak hanya memperdalam persahabatan mereka tetapi juga memupuk semangat dan inspirasi di antara keduanya. Didimus menjadi mentor yang penting bagi Josefa, tidak hanya dalam hal akademis tetapi juga dalam membentuk pandangan dunia dan keyakinan pribadinya.

Josefa semakin yakin bahwa impian dan aspirasinya tidak hanya mungkin dilakukan tetapi juga sangat berarti bagi masyarakatnya. "Dengan kita bekerja sama dan saling mendukung, aku percaya kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Papua," kata Josefa dengan penuh keyakinan.

Didimus menepuk bahu Josefa dengan semangat. "Kita pasti bisa, Josefa. Bersama, kita akan membuat perubahan yang nyata."

Sub bab ini mencatat titik balik penting dalam perjalanan Josefa, di mana dia semakin yakin bahwa impian dan aspirasinya tidak hanya mungkin dilakukan, tetapi juga sangat berarti bagi masyarakatnya. Diskusi ini memberi mereka kedalaman dalam pandangan mereka tentang peran mereka dalam menjaga lingkungan dan membangun masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang di Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun