Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rasa Lapar Bisa Menjadi Bumbu bagi Makanan

8 Oktober 2024   06:05 Diperbarui: 8 Oktober 2024   06:10 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lapar Meningkatkan Sensitivitas Rasa Manis dan Gurih: Penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal Chemical Senses (2013) menemukan bahwa rasa lapar dapat meningkatkan sensitivitas kita terhadap rasa manis dan gurih. Studi ini menunjukkan bahwa partisipan yang merasa lapar memiliki ambang batas deteksi yang lebih rendah untuk rasa manis dan gurih, yang berarti mereka dapat merasakan rasa ini dengan lebih intens. Temuan ini mengindikasikan bahwa lapar tidak hanya meningkatkan keinginan untuk makan tetapi juga memperkaya pengalaman sensorik kita terhadap makanan. Ini berarti makanan yang memiliki rasa manis atau gurih akan terasa lebih lezat ketika kita lapar.

Tips Menikmati Makanan dengan Lapar yang Sehat

Berpuasa secara Intermiten: Hal ini telah menjadi populer sebagai cara untuk mengatur pola makan dan meningkatkan kenikmatan makanan. Menurut Longo & Matton, dalam Cell Metabolism (2014), dalam berpuasa intermiten, seseorang mengatur waktu makan dan berpuasa dalam siklus tertentu, seperti pola 16/8 (16 jam puasa dan 8 jam makan). Berpuasa intermiten tidak hanya membantu mengatur berat badan, tetapi juga memungkinkan tubuh mengalami rasa lapar yang sehat, yang dapat meningkatkan kenikmatan makan. Penting untuk melakukan ini dengan pengawasan dokter untuk memastikan kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi dan kondisi kesehatan terjaga. Longo & Mattson mengatakan, "Puasa intermiten dapat meningkatkan sensitivitas rasa dan apresiasi terhadap makanan, sambil memberikan manfaat kesehatan jika dilakukan dengan benar dan dengan pengawasan medis."

Menunda Makan untuk Aktivitas yang Menyenangkan: Menunda makan untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti berjalan kaki dapat meningkatkan rasa lapar dengan cara yang sehat. Menurut Blundell, et al., dalam Physiology & Behavior (2015), aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki sebelum makan dapat meningkatkan peredaran darah dan metabolisme, yang kemudian dapat meningkatkan rasa lapar dan membuat makanan terasa lebih nikmat. Aktivitas ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental, yang pada gilirannya dapat memperkaya pengalaman makan. Blundell, et al. Menyatakan, "Aktivitas fisik ringan sebelum makan, seperti berjalan kaki, dapat meningkatkan rasa lapar dan meningkatkan kenikmatan saat makan. Aktivitas ini juga bermanfaat untuk kesejahteraan mental dan fisik."

Menghargai Ritual Menyiapkan dan Menyantap Makanan: Menghargai dan menikmati proses menyiapkan makanan bisa meningkatkan pengalaman kuliner secara keseluruhan. Melibatkan diri dalam setiap langkah persiapan, mulai dari memilih bahan-bahan segar hingga memasak dengan penuh perhatian, dapat meningkatkan rasa puas dan apresiasi terhadap makanan. Menurut Bailey (Journal of Positive Psychology, 2016), ritual ini membantu kita menjadi lebih mindful dan terhubung dengan apa yang kita makan, yang dapat meningkatkan kenikmatan dan pengalaman rasa. Menikmati setiap proses persiapan makanan juga dapat memperkaya pengalaman makan secara keseluruhan. Bailey mengatakan, "Menghargai setiap langkah dalam persiapan makanan, dari memilih bahan hingga memasak, dapat meningkatkan mindfulness dan kenikmatan saat makan. Ritual ini memperdalam apresiasi kita terhadap makanan."

Pembahasan artikel ini menunjukkan, rasa lapar bukan hanya merupakan sinyal fisiologis yang mengindikasikan kebutuhan tubuh akan energi, melainkan memiliki dimensi psikologis yang signifikan. Lapar dapat berperan sebagai 'bumbu alami' yang meningkatkan kenikmatan makan, membuat makanan yang biasa terasa lebih lezat dan memuaskan. Pengalaman makan menjadi lebih kaya dan penuh dengan apresiasi ketika kita makan dalam keadaan lapar. Selanjutnya, penting untuk makan dengan seimbang dan mendengarkan tubuh kita. Berpuasa intermiten, menunda makan untuk melakukan aktivitas menyenangkan, dan menghargai ritual menyiapkan makanan adalah beberapa cara yang dapat membantu kita menikmati makanan dengan lebih mindful dan sehat. Dengan mendengarkan sinyal tubuh dan menjaga keseimbangan dalam pola makan, kita dapat memaksimalkan kenikmatan dan manfaat dari setiap hidangan yang kita santap. Kesadaran ini membantu kita untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga mengubah setiap kali makan menjadi pengalaman kuliner yang luar biasa, memperkaya hidup kita secara keseluruhan. (*)

Merauke, 8 Oktober 2024

Agustinus Gereda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun