Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 21-22

6 Oktober 2024   05:10 Diperbarui: 6 Oktober 2024   07:06 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

Kenangan di Merauke

Josefa duduk di teras rumahnya di Kampung Tabonji, membiarkan ingatannya kembali ke masa-masa indah di Merauke. SMA Yoanes XXIII adalah titik balik dalam kehidupannya, tempat dia tidak hanya menemukan teman-teman sejati, tetapi juga menemukan panggilan untuk melindungi alam dan warisan budayanya.

Didimus, yang sedang lewat di depan rumahnya, melambaikan tangan sambil tersenyum lebar. "Hai Josefa! Sedang apa kamu?"

Josefa tersenyum balik, "Hai Didimus! Aku sedang merenungkan kenangan di Merauke. Ingat diskusi kita tentang keanekaragaman hayati dulu?"

Didimus mengangguk antusias, duduk di samping Josefa. "Tentu saja! Kita memang sering sekali bahas itu, ya? Kenangan di Merauke memang tak akan terlupakan."

"Betul sekali," sahut Josefa sambil mengangguk. "Setiap kali kita menjelajahi hutan dan sungai di sekitar sana, aku merasa semakin yakin bahwa aku harus belajar lebih banyak lagi tentang alam Papua."

Didimus menggoda, "Eh, tapi kamu juga tak bisa lepas dari cerita tentang tanaman Dambu, kan?"

Josefa tertawa, "Iya nih! Aku tak bisa berhenti terpesona dengan keajaiban pertanian tradisional di kampung."

Didimus mengangguk mengerti, "Itu bagus, Josefa. Kamu punya tekad yang kuat untuk belajar dan membawa perubahan positif bagi kampung kita."

Kenangan di Merauke menjadi fondasi penting dalam perjalanan Josefa untuk mengejar impian dan memenuhi panggilan hatinya. Meskipun perpisahan dengan teman-teman dan kenangan indah di Merauke terasa menyakitkan, Josefa tahu bahwa mereka telah memberinya bekal berharga untuk melangkah maju dalam pencariannya. Ia siap untuk menapaki perjalanan panjang yang menunggunya, membawa semangat dan pengetahuan yang ia peroleh dari masa muda di Papua Selatan.

Kehidupan SMA

SMA Yoanes XXIII di Merauke menjadi panggung penting dalam perjalanan Josefa mencari panggilan hidupnya. Tahun 2017, suasana sekolah di tengah keindahan alam Papua menawarkan Josefa perspektif baru tentang keanekaragaman hayati dan hubungannya dengan lingkungan sekitar. Di antara siswa-siswa yang riang, Josefa bertemu dengan Didimus, seorang teman sekelas yang menginspirasi dengan kepeduliannya terhadap alam.

"Josefa, lihat itu! Burung Cendrawasih yang langka," seru Didimus dengan antusias, menunjuk ke arah pohon besar di tepi sungai.

Josefa mengangguk, matanya bersinar. "Betapa indahnya alam Papua. Setiap kali kita keluar, selalu ada sesuatu yang baru untuk dipelajari."

Didimus tersenyum, "Iya, dan ini hanya sebagian kecil dari keajaiban alam yang kita miliki di sini. Jadi, bagaimana kabar rencana kamu untuk kuliah?"

Josefa menatap air sungai sejenak, merenung. "Aku memang sudah memutuskan untuk melanjutkan di IPB Bogor, Didimus. Aku yakin bahwa di sana aku bisa belajar lebih banyak lagi, terutama mengenai pertanian dan konservasi."

Didimus mengangguk mengerti, "Pilihan yang luar biasa, Josefa. Aku yakin kamu akan melakukan hal-hal hebat di sana, membawa perubahan positif bukan hanya untuk kampung kita, tapi juga untuk Papua secara keseluruhan."

Josefa tersenyum, "Terima kasih, Didimus. Semoga kita tetap terhubung dan terus mendukung satu sama lain dalam perjalanan ini."

Didimus mengangkat bahunya dengan senyum lebar, "Tentu saja! Persahabatan dan tujuan kita untuk alam Papua akan selalu membawa kita bersama."

Perjalanan kehidupan SMA di Merauke tidak hanya meninggalkan kenangan manis akan persahabatan dan keindahan alam Papua. Itu juga menandai awal dari pencariannya akan ilmu yang membawanya pada pemahaman yang lebih dalam tentang peranannya dalam melestarikan warisan budaya dan alam Papua yang kaya. Dengan tekad bulat dan pandangan yang luas, Josefa siap melangkah menuju perubahan yang akan membawa dampak positif bagi kampung halamannya dan Papua secara keseluruhan.

(Bersambung)

Merauke, 6 Oktober 2024

Agustinus Gereda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun