Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggali Jati Diri TNI: Dari Penjaga Kedaulatan hingga Pengayom Masyarakat

5 Oktober 2024   06:05 Diperbarui: 5 Oktober 2024   18:01 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap tanggal 5 Oktober, Indonesia memperingati Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Peringatan ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi memiliki makna yang sangat dalam bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut, kita mengenang lahirnya TNI sebagai kekuatan militer yang berperan besar dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa.  Didirikan dari akar rakyat yang bercita-cita untuk merdeka, TNI telah menunjukkan pengabdian tanpa henti sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga era modern saat ini. Hari TNI adalah momen untuk menghormati dan mengapresiasi dedikasi para prajurit yang tak kenal lelah mengawal tegaknya NKRI, serta menjadi pengingat bagi generasi penerus untuk tetap menjaga semangat persatuan dan ketahanan nasional. 

Artikel ini bertujuan mengajak pembaca menggali lebih dalam tentang jati diri TNI, yang bukan hanya dikenal sebagai penjaga kedaulatan negara, melainkan juga sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Seiring perkembangan zaman, peran TNI tidak lagi terbatas pada operasi militer untuk menghadapi ancaman bersenjata, tetapi juga mencakup berbagai tugas sosial yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Mulai dari bantuan dalam situasi bencana, hingga mendukung pembangunan di pelosok negeri, TNI hadir untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, kita memahami lebih jauh kontribusi besar TNI dalam melindungi, mengayomi, dan mengangkat martabat bangsa Indonesia.

TNI Sebagai Penjaga Kedaulatan Negara

Peran utama TNI adalah menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala bentuk ancaman, baik dari dalam maupun dari luar. Sebagai garda utama pertahanan negara, TNI bertanggung jawab atas keamanan nasional dan menjaga integritas wilayah Indonesia. TNI tidak hanya berfungsi sebagai pelindung fisik teritori, tetapi juga memainkan peran strategis dalam memastikan stabilitas politik dan keamanan nasional yang menjadi dasar bagi pembangunan bangsa.

Sejarah TNI tak dapat dipisahkan dari perjuangan panjang bangsa Indonesia. Bermula dari Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk pada tahun 1945, TNI lahir sebagai respons terhadap kebutuhan menjaga kemerdekaan dari ancaman kolonial yang ingin kembali menjajah. Lalu, BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945, yang menjadi cikal bakal TNI. Dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, TNI memainkan peran krusial, misalnya dalam pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 yang dipimpin oleh Bung Tomo. Hal ini memperlihatkan keberanian dan tekad para prajurit untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih dengan susah payah.

Selain dalam masa-masa awal kemerdekaan, TNI juga terlibat dalam berbagai operasi yang bertujuan menjaga persatuan bangsa dari ancaman separatisme, seperti penumpasan pemberontakan PRRI/Permesta pada tahun 1950-an dan Operasi Seroja di Timor Timur pada tahun 1975. Menurut Nugroho Notosusanto, dalam Sejarah Pertahanan dan Keamanan Indonesia (1984), "Peran TNI dalam menjaga integritas wilayah tidak hanya dilakukan melalui pertempuran fisik, tetapi juga melalui pendekatan diplomasi militer dan memenangkan hati rakyat."

Operasi Militer Perang (OMP) merupakan salah satu bentuk operasi yang dijalankan TNI untuk menjaga kedaulatan negara dari ancaman bersenjata. Salah satu contoh OMP adalah Operasi Trikora pada tahun 1961, yang dilancarkan untuk merebut kembali Irian Barat dari Belanda. Operasi ini menjadi simbol komitmen TNI untuk mempertahankan setiap jengkal tanah Indonesia, dan berhasil mencapai tujuannya melalui kombinasi operasi militer dan diplomasi, yang akhirnya mengantarkan Irian Barat kembali ke pangkuan NKRI pada tahun 1963

Selain Operasi Trikora, TNI juga menjalankan operasi militer di wilayah perbatasan untuk menjaga kedaulatan dari potensi ancaman luar. Misalnya, patroli di wilayah perbatasan dengan Malaysia dan Papua Nugini dilakukan secara rutin untuk memastikan tidak ada pelanggaran teritorial dan menjaga stabilitas kawasan. Ini sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, yang menekankan peran TNI dalam operasi pertahanan negara untuk melindunginya dari ancaman militer eksternal.

TNI sebagai Pengayom dan Pelindung Masyarakat

Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah peran TNI yang tidak terkait dengan peperangan, tetapi lebih berfokus pada tugas-tugas kemanusiaan dan pengayoman kepada masyarakat. Salah satu tugas utama TNI dalam OMSP adalah penanggulangan bencana alam. Dalam konteks ini, TNI terlibat secara aktif dalam evakuasi korban, distribusi bantuan logistik, dan rehabilitasi pascabencana.

Selain penanggulangan bencana, TNI juga aktif dalam membantu pembangunan infrastruktur, khususnya di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Misalnya, pembangunan jembatan, jalan, dan sarana kesehatan sering dilakukan oleh TNI melalui kerja sama dengan pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan pembangunan antarwilayah dan mempercepat akses masyarakat terhadap kebutuhan dasar.

Program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) merupakan salah satu wujud konkret dari kemanunggalan TNI dengan rakyat. TMMD bertujuan membantu percepatan pembangunan di desa-desa tertinggal dan mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat. Dalam kegiatan ini, TNI bersama-sama dengan warga membangun infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya. Program TMMD juga mencakup kegiatan sosial, seperti penyuluhan kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.

Dalam situasi darurat, seperti bencana alam, TNI selalu menjadi salah satu lembaga pertama yang terjun ke lapangan. Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam evakuasi korban, penyediaan tenda darurat, dan distribusi bantuan logistik. Selain itu, TNI berperan dalam kondisi darurat lainnya, seperti pandemi COVID-19. Pada masa pandemi, TNI terlibat dalam penyemprotan disinfektan, mendukung distribusi alat pelindung diri (APD), dan membantu proses vaksinasi di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini menunjukkan fleksibilitas peran TNI dalam menghadapi berbagai situasi krisis dan membuktikan dedikasi mereka sebagai pengayom masyarakat.

Melalui OMSP, TMMD, dan kiprah TNI dalam situasi darurat, terlihat jelas bahwa TNI memiliki peran yang lebih luas dari sekadar kekuatan militer. Mereka adalah pelindung dan pengayom masyarakat yang selalu siap mengabdi di garis depan, baik dalam menjaga keamanan maupun memberikan bantuan kemanusiaan.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Di era modern ini, TNI menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam menjaga kedaulatan negara dan mengayomi masyarakat. Tantangan tersebut tidak hanya datang dari ancaman konvensional, tetapi juga dari berbagai bentuk ancaman baru yang muncul seiring perkembangan teknologi dan dinamika global. Salah satu tantangan utama adalah ancaman siber. Perang modern telah bergeser ke dunia maya, di mana ancaman siber dapat merusak infrastruktur vital negara, seperti sistem komunikasi, jaringan listrik, dan sistem perbankan. Menurut Rudianto, dalam Keamanan Siber dan Tantangan Pertahanan Nasional (2020), "Tantangan bagi TNI di masa depan tidak hanya berupa ancaman fisik, tetapi juga ancaman digital yang dapat mengganggu stabilitas nasional."

Selain itu, radikalisme juga menjadi tantangan besar bagi TNI. Radikalisme dan terorisme yang berkembang di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, menuntut TNI untuk semakin sigap dalam mendeteksi dan menangkal kelompok-kelompok yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Menurut Aris Santoso, dalam Radikalisme dan Peran TNI dalam Keamanan Nasional (2018), "Pencegahan radikalisme membutuhkan pendekatan multidimensi, di mana TNI tidak hanya harus kuat secara militer, tetapi juga mampu berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk menjaga stabilitas sosial."

Selain ancaman siber dan radikalisme, perubahan iklim juga menjadi tantangan serius bagi TNI dalam perannya mengayomi masyarakat. Perubahan iklim dapat menyebabkan bencana alam yang lebih sering terjadi, seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan, yang pada gilirannya mempengaruhi stabilitas dan ketahanan nasional. Hal ini menuntut TNI untuk lebih siap dalam menjalankan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) guna membantu masyarakat yang terdampak bencana.

Harapan ke depan bagi TNI adalah agar mereka terus beradaptasi dan menjadi semakin profesional dalam menghadapi dinamika yang terus berubah. Dalam menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi, TNI diharapkan dapat mengembangkan kemampuan teknologi dan intelijen yang canggih, terutama dalam hal keamanan siber. Selain itu, TNI diharapkan tetap memegang teguh prinsip kemanunggalan dengan rakyat. Kedekatan dengan masyarakat adalah modal sosial yang sangat penting bagi TNI dalam menjalankan tugasnya. Melalui program-program seperti TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD), TNI dapat semakin mendekatkan diri dengan masyarakat dan berperan aktif dalam membantu pembangunan daerah tertinggal.

Dengan tantangan yang semakin beragam, TNI perlu meningkatkan kapasitasnya untuk menjadi lebih responsif dan tanggap terhadap situasi yang berkembang. Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat, profesionalisme yang tinggi, dan kedekatan dengan rakyat adalah kunci agar TNI tetap relevan dan efektif dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga kedaulatan negara sekaligus pengayom masyarakat.

Pembahasan artikel ini menunjukkan, TNI memiliki peran ganda yang vital sebagai penjaga kedaulatan NKRI dan pengayom masyarakat. TNI menjaga keutuhan wilayah dari berbagai ancaman dengan profesionalisme dan dedikasi tinggi, serta hadir melalui kegiatan OMSP seperti penanggulangan bencana, pembangunan infrastruktur, dan program TMMD, yang menunjukkan kedekatan dengan rakyat. Tantangan modern seperti ancaman siber, radikalisme, dan perubahan iklim menuntut TNI menjadi lebih adaptif dan profesional. TNI tidak hanya melindungi kedaulatan, tetapi juga menjaga keamanan dan kesejahteraan rakyat. Dukungan masyarakat sangat penting agar TNI terus berperan dalam menjaga kedamaian dan kemajuan Indonesia. Mari bersama mendukung sinergi TNI dan rakyat demi keamanan dan kemajuan bangsa. (*)

Merauke, 5 Oktober 2024

Agustinus Gereda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun