Di sisi lain, Josefa juga melihat bagaimana generasi muda kampung Tabonji ikut serta dalam pesta adat ini dengan antusiasme yang sama. Mereka belajar dari para sesepuh, mempelajari tarian dan nyanyian tradisional, serta memahami nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
"Generasi muda di sini juga luar biasa. Mereka benar-benar bersemangat belajar dan melestarikan budaya kita," kata Didimus dengan bangga.
"Itu membuatku semakin bangga akan warisan budaya kita yang kuat dan berkelanjutan," jawab Josefa dengan mata berbinar.
Namun, di balik keindahan dan semangat yang terpancar dari setiap sudut pesta, Josefa juga memperhatikan tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Ada beberapa ladang yang tampak tidak subur, tanaman yang tidak berkembang dengan baik, dan sejumlah penduduk yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Lihat, Didimus. Ada ladang-ladang yang tampak tidak subur. Tanaman-tanaman itu tidak tumbuh dengan baik," kata Josefa dengan nada prihatin.
Didimus menghela napas. "Iya, itulah tantangan yang kita hadapi. Tidak semua ladang bisa menghasilkan dengan baik, dan beberapa penduduk masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka."
Pemandangan tersebut menguatkan tekad Josefa untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Ia yakin bahwa dengan ilmu pertanian yang lebih maju dan pemahaman mendalam akan budaya lokal, mereka dapat menciptakan perubahan positif yang lebih besar bagi komunitasnya.
"Aku merasa semakin yakin bahwa kita bisa membawa perubahan positif di sini. Dengan ilmu pertanian yang lebih maju dan pemahaman budaya yang kuat, kita pasti bisa," kata Josefa dengan semangat.
Didimus tersenyum dan menepuk bahu Josefa. "Aku setuju. Kita harus bekerja keras dan belajar sebanyak mungkin untuk membantu komunitas kita."
Sementara ia terus mengamati sekeliling dengan mata dan hati yang penuh rasa ingin tahu, Josefa merasa semakin siap untuk menapaki perjalanan panjangnya dalam memahami dan mengembangkan potensi pertanian di kampung halamannya.
"Perjalanan ini mungkin panjang, tetapi aku merasa siap, Didimus. Aku yakin kita bisa membuat perubahan," kata Josefa dengan tekad yang bulat.