Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam: Episode 09-10

20 September 2024   06:05 Diperbarui: 20 September 2024   06:08 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

"Tantangan itu memang ada," kata Didimus sambil menatap ke arah laut. "Tapi kita juga punya keunggulan. Kita punya kearifan lokal yang sudah terbukti bertahan selama berabad-abad. Kita hanya perlu belajar bagaimana menggabungkannya dengan teknologi modern tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisional kita."

Josefa mengangguk setuju. "Itu yang aku pikirkan juga. Aku ingin belajar ilmu pertanian modern di luar Kimaam, tapi aku juga ingin tetap memegang teguh nilai-nilai tradisional yang diajarkan oleh nenek moyang kita. Aku yakin ada cara untuk menggabungkan ilmu pengetahuan modern dengan kearifan lokal, menciptakan sistem pertanian yang lebih baik dan lebih berkelanjutan."

Didimus tersenyum penuh semangat. "Aku yakin kamu bisa melakukannya, Josefa. Kamu selalu punya semangat dan tekad yang kuat. Kita bisa membuat perubahan yang positif bagi kampung kita."

Pemikiran tentang masa depan ini menguatkan tekad Josefa untuk mengejar impian pendidikannya di luar kampung halamannya. Ia ingin membuktikan bahwa ada cara lain untuk mencapai kemajuan tanpa harus mengorbankan budaya dan lingkungan.

Duduk di tepi pantai yang tenang, Josefa merasa siap untuk menghadapi perjalanan panjangnya. Ia tahu bahwa tantangan dan rintangan akan datang, tetapi ia juga yakin bahwa dengan semangat dan tekadnya, ia dapat membuat perubahan yang positif bagi kampung halamannya dan masyarakat Marind Anim di Pulau Kimaam.

"Terima kasih, Didimus," kata Josefa sambil menatap sahabatnya. "Dengan dukunganmu, aku merasa lebih siap untuk menghadapi masa depan."

"Sama-sama, Josefa," jawab Didimus. "Kita akan melalui ini bersama-sama. Demi kampung kita, Tabonji."

Mereka berdua duduk dalam diam, menikmati keheningan malam dan bintang-bintang yang bersinar terang di atas laut Arafuru, merasakan tekad dan semangat yang semakin menguat di hati mereka.

(Bersambung)

Merauke, 20 September 2024

Agustinus Gereda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun