Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

(Novel) Menapak Jejak di Kimaam: Episode 05-06

15 September 2024   06:05 Diperbarui: 15 September 2024   12:44 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumen Pribadi)

Episode 05: Diskusi di Tengah Pesta

Josefa merasa semakin terinspirasi oleh keindahan dan kearifan yang terpancar dari Pesta Adat Dambu di Kampung Tabonji. Di tengah-tengah keceriaan acara, ia menyempatkan waktu untuk duduk bersama beberapa teman dan penduduk kampung yang lebih tua, yang memiliki pengetahuan mendalam tentang pertanian tradisional tanaman Dambu.

Bersama Didimus, teman sekelasnya dari SMA Yoanes XXIII di Merauke yang juga hadir dalam pesta, Josefa dan beberapa tokoh kampung membentuk lingkaran kecil di tepi pantai yang tenang. Mereka dikelilingi oleh gemerisik ombak yang berpadu harmonis dengan riuh rendah suara tawa dan percakapan di sekeliling mereka.

"Didi, lihatlah pemandangan ini. Bukankah kampung kita benar-benar indah?" ujar Josefa sambil memandang laut yang tenang.

"Iya, Josefa. Pesta ini selalu berhasil membuatku rindu kampung halaman," jawab Didimus sambil tersenyum.

Diskusi dimulai dengan Didimus yang menyelipkan candaannya yang khas, membuat atmosfer menjadi lebih santai namun tetap fokus pada topik yang serius. Mereka membicarakan keajaiban tanaman Dambu yang menjadi perhatian Josefa sejak awal pesta. Penduduk kampung dengan antusias menceritakan bagaimana mereka berhasil mencapai hasil panen yang luar biasa dengan menerapkan pengetahuan turun-temurun dari nenek moyang mereka.

"Josefa, kamu tahu tidak, rahasia kesuburan tanaman Dambu ini bukan hanya dari pupuk alami, tapi juga dari doa-doa leluhur kita," kata Pak Abraham, salah satu sesepuh kampung.

"Benar sekali, Josefa," tambah Bu Rosa, yang duduk di sebelahnya. "Kami selalu mengikuti siklus alam dan menghormati roh penjaga tanah ini."

Josefa menyimak dengan seksama setiap kata yang diucapkan oleh para tokoh kampung, mencatat ide dan informasi penting dalam buku catatannya. Ia merasa terdorong untuk lebih memahami rahasia keberhasilan pertanian tradisional ini, yang tampaknya tidak hanya tentang teknik bercocok tanam, tetapi juga tentang keselarasan dengan alam dan siklus hidup tanah.

"Pak Abraham, bagaimana caranya kita tahu kapan waktu yang tepat untuk menanam dan memanen?" tanya Josefa dengan penuh rasa ingin tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun