Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merajut Kendali Diri, Menjadi Penguasa atas Pikiran, Perasaan, dan Tindakan

9 September 2024   06:05 Diperbarui: 9 September 2024   06:11 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di tengah kehidupan modern yang serbacepat dan penuh tantangan, kendali diri sangat penting. Ini bukan sekadar menahan godaan atau menghindari perilaku negatif, melainkan mengarahkan pikiran, perasaan, dan tindakan ke arah yang lebih positif. Dalam tekanan dari pekerjaan, keluarga, dan masyarakat, kendali diri menjadi fondasi ketenangan batin dan stabilitas emosional. 

Pikiran, perasaan, dan tindakan saling terkait, membentuk inti pengalaman manusia. Tanpa kendali diri, kita bisa terjebak dalam reaksi impulsif yang merugikan. Dengan kendali diri, kita dapat mencapai keseimbangan hidup dan keberhasilan pribadi, menghadapi perubahan dengan lebih bermakna dan memuaskan.

Menguasai Pikiran

Pikiran memiliki kekuatan yang luar biasa (penggerak utama) dalam membentuk cara kita melihat dunia. Apa yang kita pikirkan secara langsung memengaruhi persepsi kita terhadap situasi, orang, dan peristiwa. Menurut Wayne Dyer (2004), dalam The Power of Intention, "Jika Anda mengubah cara Anda memandang sesuatu, hal-hal yang Anda lihat juga akan berubah." Hal ini menekankan betapa pentingnya pikiran kita dalam membentuk realitas yang kita alami.

Pikiran positif dan negatif memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan kita. Pikiran negatif dapat memicu stres, kecemasan, dan depresi, sementara pikiran positif dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik. 

Menurut Barbara L. Fredrickson (2009), dalam Positivity, pikiran positif tidak hanya meningkatkan kesejahteraan emosional, tetapi juga memperluas pandangan kita dan membuka peluang baru dalam hidup. Sebaliknya, pikiran negatif mempersempit fokus kita dan menghalangi kemampuan kita untuk melihat peluang.

Untuk mengendalikan pikiran, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, seperti meditasi dan mindfulness; menetapkan tujuan yang jelas; melatih pola pikir positif. Dengan menguasai pikiran kita melalui meditasi, menetapkan tujuan yang jelas, dan melatih pola pikir positif, kita dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik dan hidup yang lebih bermakna.

 

Mengendalikan Perasaan

Pikiran, perasaan, dan tindakan adalah tiga elemen yang saling terkait dan membentuk dasar dari semua pengalaman manusia. Pikiran kita membentuk cara kita melihat dunia, perasaan kita muncul sebagai respons terhadap pikiran tersebut, dan tindakan kita adalah hasil dari interaksi antara pikiran dan perasaan ini. Menurut Albert Ellis (1962), dalam Reason and Emotion in Psychotherapy, "pikiranlah yang menyebabkan emosi, bukan peristiwa eksternal.

 Dengan mengubah pikiran kita, kita dapat mengubah perasaan kita." Hal ini menekankan bahwa cara kita berpikir secara langsung memengaruhi perasaan kita dan, pada akhirnya, tindakan yang kita ambil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun