Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kata Sapaan: Cerminan Kesantunan Berbahasa Menuju Komunikasi yang Efektif

2 Agustus 2024   06:10 Diperbarui: 2 Agustus 2024   18:16 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga cerminan dari budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Di dalam setiap interaksi, kata sapaan memainkan peran penting sebagai bentuk penghormatan dan kesantunan. Di berbagai budaya, termasuk Indonesia, penggunaan kata sapaan seperti “bapa,” “ibu,” “nenek,” dan “paman” bukan sekadar kebiasaan, melainkan mencerminkan hubungan sosial dan hierarki dalam masyarakat.

Kesantunan dalam berbahasa menjadi salah satu kunci utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Penggunaan kata sapaan yang tepat dapat menciptakan suasana yang harmonis, menunjukkan penghargaan terhadap lawan bicara, dan memperkuat hubungan sosial. Sebaliknya, penggunaan kata sapaan yang tidak tepat dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik.

Di era globalisasi ini, ketika interaksi antarbudaya semakin sering terjadi, penting untuk memahami peran kata sapaan dalam komunikasi lintas budaya. Bagaimana kesantunan berbahasa dapat beradaptasi dengan perubahan zaman dan teknologi, serta bagaimana nilai-nilai tradisional tetap dipertahankan dalam komunikasi modern, menjadi isu yang relevan untuk dibahas.

Artikel ini berusaha mengeksplorasi penggunaan kata sapaan sebagai bentuk kesantunan berbahasa, serta bagaimana penerapannya dapat mendukung terciptanya komunikasi yang efektif dalam berbagai konteks. Dengan memahami pentingnya kata sapaan, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan mengoptimalkan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Fungsi Kata Sapaan

Kata sapaan adalah elemen penting dalam komunikasi yang tidak hanya berfungsi sebagai penghubung, tetapi juga mencerminkan norma sosial dan budaya. Penggunaan kata sapaan yang tepat dapat memperkaya interaksi dan memperkuat hubungan sosial. Berikut, tiga fungsi utama kata sapaan dalam komunikasi.

Menghormati dan menghargai: Kata sapaan seperti "bapak," "ibu," "paman," dan "nenek" berfungsi sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada orang yang lebih tua atau dalam posisi tertentu. Penggunaan kata sapaan ini menunjukkan bahwa pembicara mengakui status sosial dan kultural dari lawan bicara. Menurut Wardhaugh (1986), dalam An Introduction to Sociolinguistics, penggunaan kata sapaan yang tepat mencerminkan kesadaran akan hierarki sosial dan rasa hormat terhadap lawan bicara, yang merupakan aspek penting dalam menjaga harmoni sosial. Misalnya, dalam masyarakat Indonesia, menyapa seseorang dengan panggilan "bapak" atau "ibu" bukan hanya bentuk sopan santun, tetapi juga menunjukkan pengakuan terhadap pengalaman dan posisi sosial orang tersebut. Asim Gunarwan (1994), dalam Kesantunan Berbahasa: Kajian Sosiolinguistik, menekankan bahwa penggunaan kata sapaan dapat memengaruhi kesan yang dibentuk dalam komunikasi, sehingga penghormatan yang ditunjukkan dapat memengaruhi penerimaan dan respons lawan bicara.

Membangun keakraban: Penggunaan kata sapaan yang tepat dapat menghangatkan interaksi dan menciptakan rasa kedekatan. Dalam banyak budaya, penggunaan kata sapaan yang tepat dapat menghilangkan jarak sosial dan memfasilitasi dialog yang lebih terbuka dan bersahabat. Holmes (1995), dalam An Introduction to Sociolinguistics, mengungkapkan bahwa kata sapaan dapat berfungsi untuk mengekspresikan solidaritas dan memperkuat hubungan sosial. Misalnya, dalam percakapan sehari-hari masyarakat Jawa, penggunaan sapaan seperti "mas" atau "mbak" dapat menciptakan suasana yang lebih hangat dan akrab, meskipun antara orang yang baru saling mengenal. Hal ini mencerminkan bagaimana kata sapaan dapat menjadi jembatan untuk membangun hubungan yang lebih personal dan emosional antara pembicara dan lawan bicara.

Mengidentifikasi hubungan: Kata sapaan berfungsi mengidentifikasi hubungan antara pembicara dan orang yang disapa, baik hubungan kekerabatan, pekerjaan, maupun hierarki sosial. Ini dapat membantu mengatur nada dan formalitas dalam percakapan. Brown dan Levinson (1987), dalam Politeness: Some Universals in Language Usage, menyebutkan bahwa pilihan kata sapaan dapat mengindikasikan jarak sosial dan tingkat keakraban antara pembicara dan pendengar. Misalnya, dalam konteks profesional, penggunaan sapaan seperti "bapak direktur" atau "ibu manager" menandai hubungan hierarkis dan membantu mengatur formalitas interaksi. Dalam konteks keluarga, penggunaan sapaan seperti "kakak" atau "adik" membantu menandai hubungan kekerabatan dan dapat memengaruhi dinamika percakapan.

Pengaruh Budaya dalam Penggunaan Kata Sapaan

Penggunaan kata sapaan dalam suatu bahasa tidak terlepas dari pengaruh budaya yang melatarbelakanginya. Budaya menentukan bagaimana seseorang menggunakan sapaan dalam komunikasi sehari-hari, baik dalam konteks formal maupun informal. Berikut, pembahasan mengenai variasi regional serta penggunaan dalam bahasa formal dan informal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun