Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman, Guru Terbaik yang Tak Tergantikan

1 Agustus 2024   08:17 Diperbarui: 2 Agustus 2024   04:26 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keterbatasan Pendidikan Formal

Pendidikan formal memainkan peran yang sangat penting dalam pembelajaran dan pengembangan individu. Meskipun memiliki keterbatasan dalam menyimulasikan situasi dunia nyata, pendidikan formal menyediakan dasar teori yang sangat penting yang melengkapi pengalaman praktis.

Pelengkap pengalaman: Pendidikan formal menyediakan dasar teori yang penting yang mendasari pemahaman dan penerapan praktis dalam berbagai bidang. Ini membantu individu untuk membangun pengetahuan yang mendalam dan sistematis yang dapat diterapkan dalam konteks pengalaman nyata.

Pendidikan formal memberikan struktur yang sistematis untuk belajar, termasuk pengajaran konsep-konsep dasar, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang mendasari berbagai disiplin ilmu. Ini membantu individu memahami "mengapa" di balik "apa" yang dipelajari. Menurut Lev Vygotsky (1978), Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes, pembelajaran formal menyediakan kerangka kerja untuk mengembangkan pemikiran dan pemahaman yang lebih kompleks dan abstrak, yang sangat penting untuk pengembangan kognitif.

Pendidikan formal tidak hanya memberikan teori, tetapi juga mengajarkan metode ilmiah, analisis kritis, dan keterampilan penelitian yang memungkinkan individu untuk memecahkan masalah dengan cara yang lebih terstruktur dan sistematis. Menurut Jerome Bruner (1960), dalam The Process of Education, pendidikan formal memberikan alat dan bahasa yang diperlukan untuk memahami dan mengintegrasikan pengalaman praktis ke dalam kerangka pengetahuan yang lebih luas.

Keterbatasan pendidikan formal: Meskipun penting, pendidikan formal memiliki keterbatasan, terutama dalam mensimulasikan situasi dunia nyata yang kompleks dan dinamis. Ini bisa membatasi sejauh mana pembelajaran formal dapat mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan praktis.

Pendidikan formal sering terlalu teoretis dan kurang memberikan kesempatan untuk aplikasi praktis dalam konteks dunia nyata. Ini bisa mengakibatkan kesenjangan antara pengetahuan teoritis dan keterampilan praktis yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. 

John Dewey (1938) mengkritik sistem pendidikan tradisional yang terlalu fokus pada pengajaran pasif dan tidak memberikan cukup kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung. Pendidikan harus melibatkan pengalaman yang berarti dan relevan dengan kehidupan nyata untuk benar-benar efektif.

Sistem pendidikan formal sering mengikuti kurikulum yang kaku dan standar penilaian yang homogen, yang dapat membatasi pengembangan kreativitas dan kemampuan beradaptasi siswa. Ini membuat siswa kurang siap menghadapi situasi yang tidak terduga dan membutuhkan solusi kreatif. 

Menurut Ken Robinson (2015), dalam Creative Schools: The Grassroots Revolution That's Transforming Education, pendidikan formal sering menghambat kreativitas dan kemampuan inovatif siswa dengan terlalu fokus pada pengajaran standar dan penilaian yang sempit.

Pembahasan di atas menunjukkan bahwa pengalaman, sebagai guru yang tak tergantikan, memainkan peran krusial dalam pembelajaran dan pengembangan individu. Melalui konteks nyata, pengalaman memberikan pemahaman yang mendalam dan ingatan yang kuat, serta keterampilan praktis yang sulit diperoleh hanya melalui teori. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun