Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman, Guru Terbaik yang Tak Tergantikan

1 Agustus 2024   08:17 Diperbarui: 2 Agustus 2024   04:26 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vernon Sanders Law (lahir 12-03-1930), mantan pemain bisbol professional Amerika, dikenal tidak hanya karena prestasinya di lapangan, tetapi juga karena kutipan bijaknya: "Pengalaman adalah guru yang kejam. Dia memberi ujian terlebih dahulu, baru kemudian pelajaran."

Pengalaman sering dianggap sebagai guru terbaik karena memberikan individu pelajaran yang tidak bisa diajarkan melalui buku atau teori semata. Melalui pengalaman, individu belajar memahami kompleksitas kehidupan, mengembangkan keterampilan yang esensial, dan menemukan jalan seseorang di tengah tantangan dan kegagalan. 

Pengalaman menawarkan pembelajaran yang nyata dan langsung, mengajarkan individu untuk beradaptasi, tumbuh, dan berkembang sebagai individu. Dengan demikian, pengalaman adalah guru yang paling efektif dalam membentuk seseorang. Artikel ini berusaha menjelaskan mengapa pengalaman memiliki peran yang tak tergantikan dalam membimbing dan mengarahkan kehidupan seseorang, membentuk karakter, dan mengajarkan kebijaksanaan yang mendalam.

Definisi Pengalaman

Pengalaman adalah interaksi langsung dengan peristiwa, situasi, atau aktivitas yang menghasilkan pengetahuan atau keterampilan. Dalam konteks pembelajaran, pengalaman mencakup segala sesuatu yang dialami dan dipelajari melalui keterlibatan aktif, refleksi, dan adaptasi. 

Menurut John Dewey, dalam Experience and Education (1938), pengalaman adalah fondasi utama dari semua pembelajaran. Pembelajaran terjadi ketika individu terlibat dalam aktivitas yang relevan dan bermakna, yang kemudian mereka refleksikan untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam. Karena itu, katanya: "Pendidikan harus didasarkan pada pengalaman langsung, karena hanya melalui pengalaman individu dapat memahami konsep dan prinsip yang diajarkan."

Dalam Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development, David Kolb (1984) menggambarkan pengalaman sebagai siklus pembelajaran yang melibatkan empat tahap: pengalaman konkret, observasi reflektif, konseptualisasi abstrak, dan eksperimen aktif. 

Menurutnya, pembelajaran adalah proses ketika pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Carl Rogers (1969), dalam Freedom to Learn, menekankan pentingnya pengalaman dalam pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang signifikan hanya terjadi ketika individu memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi, bereksperimen, dan mengalami.

Pengalaman dalam konteks pembelajaran bukan sekadar menjalani peristiwa, tetapi juga melibatkan refleksi dan pemahaman mendalam terhadap apa yang telah terjadi. Ketika seseorang mengalami sesuatu, ia tidak hanya menerima informasi pasif, tetapi aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Ini mencakup observasi, analisis, dan penerapan pengetahuan baru dalam situasi yang berbeda.

Proses ini memungkinkan pembelajaran yang holistik dan komprehensif, karena melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebagai contoh, seorang mahasiswa kedokteran yang mempelajari prosedur bedah melalui buku teks akan memperoleh pengetahuan teoretis. Namun, ketika ia benar-benar melakukan prosedur tersebut di laboratorium atau ruang operasi, mereka mengembangkan keterampilan praktis dan pemahaman yang jauh lebih mendalam tentang nuansa dan kompleksitas prosedur tersebut.

Mengapa Pengalaman Lebih Efektif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun