Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membudayakan Keterampilan Bertanya Siswa untuk Membina Sikap Kritis

29 Juli 2024   03:07 Diperbarui: 29 Juli 2024   03:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa langit berwarna biru? Pertanyaan sederhana ini mungkin tampak sepele, namun di baliknya tersimpan potensi besar untuk mengasah kemampuan berpikir kritis. Ketika seorang siswa bertanya tentang warna langit, ia tidak hanya mencari jawaban, tetapi juga melibatkan diri dalam proses berpikir yang lebih dalam mengenai cahaya, atmosfer, dan fenomena alam lainnya. Pertanyaan memungkinkan siswa untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga mengkritisi dan memahami konteks serta implikasi dari informasi tersebut. Keterampilan bertanya yang baik membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih kaya dan terperinci, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Ketika siswa didorong untuk bertanya, mereka belajar untuk tidak menerima informasi begitu saja, tetapi untuk menggali lebih dalam, mengevaluasi bukti, dan mempertimbangkan berbagai perspektif. Keterampilan bertanya atau mempertanyakan membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir logis dan sistematis, yang merupakan dasar berpikir kritis. Karena itu, membudayakan keterampilan bertanya di kalangan siswa bukan hanya membantunya dalam proses belajar, tetapi juga mempersiapkannya menjadi pemikir kritis yang mampu menghadapi tantangan dunia modern.

Apa Itu Keterampilan Bertanya?

Keterampilan bertanya adalah kemampuan untuk merumuskan dan menyampaikan pertanyaan yang efektif untuk memperoleh informasi, pemahaman, atau klarifikasi. Menurut Rothstein & Santana (2011), dalam Make Just One Change: Teach Students to Ask Their Own Questions, keterampilan bertanya melibatkan beberapa komponen utama: kemampuan mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan, menyusun pertanyaan yang tepat, dan menggunakan pertanyaan tersebut untuk menggali jawaban yang mendalam dan bermakna.

Benjamin Bloom (1956), dalam taksonominya tentang tujuan pendidikan, menyebutkan berbagai jenis pertanyaan, seperti pertanyaan fakta, pertanyaan interpretasi, pertanyaan evaluasi, dan pertanyaan kritis memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mulai dari pemahaman dasar hingga analisis, sintesis, dan evaluasi.

Keterampilan bertanya tidak dapat dilepaskan dari kemampuan 'mempertanyakan' atau 'mempersoalkan'. Mempertanyakan adalah tindakan atau proses mengajukan pertanyaan untuk mengeksplorasi, menguji, atau menantang informasi, asumsi, atau keyakinan yang ada. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam, mengidentifikasi kekurangan atau inkonsistensi dalam argumen, dan mengembangkan pemikiran kritis. Menurut Richard Paul & Linda Elder (2012), dalam Critical Thinking: Tools for Taking Charge of Your Learning and Your Life, mempertanyakan  adalah inti dari berpikir kritis. Dengan mempertanyakan, kita tidak hanya menerima informasi mentah-mentah, tetapi juga mengevaluasi, menganalisis, dan merefleksikannya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.

Manfaat Membudayakan Keterampilan Bertanya

Meningkatkan pemahaman konsep. Dengan bertanya, siswa terlibat aktif dalam proses belajar, mencari klarifikasi, dan menjelajahi konsep-konsep yang belum dipahami. Rothstein & Santana (2011) menekankan bahwa kemampuan bertanya yang baik membantu siswa mengidentifikasi kesenjangan dalam pemahamannya sendiri dan memfasilitasi pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna. Pertanyaan yang diajukan siswa dapat membuka diskusi yang mengarah pada penjelasan yang lebih lengkap dan mendalam dari guru atau teman sekelas, sehingga memperkuat pemahaman konsep secara keseluruhan.

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif. Richard Paul & Linda Elder (2012) menjelaskan bahwa keterampilan bertanya adalah inti berpikir kritis. Dengan bertanya, siswa belajar mengevaluasi informasi, menganalisis argumen, dan mencari solusi kreatif untuk masalah. Selain itu, proses bertanya mendorong siswa untuk mengomunikasikan pemikirannya dengan jelas dan efektif, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Pertanyaan yang baik menuntut penjelasan, justifikasi, dan eksplorasi, yang semuanya merupakan elemen penting dari komunikasi yang efektif dan pemikiran kreatif.

Meningkatkan motivasi belajar. Membudayakan keterampilan bertanya juga berdampak positif pada motivasi belajar siswa. Ketika merasa didorong untuk bertanya, siswa merasa lebih terlibat dan memiliki kontrol atas proses belajarnya. Alfie Kohn (1999), dalam The Schools Our Children Deserve: Moving Beyond Traditional Classrooms and Tougher Standards, berargumen bahwa lingkungan belajar yang mendorong pertanyaan dan eksplorasi membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar karena mampu melihat nilai dan relevansi dari apa yang dipelajari. Ketika merasa bahwa pertanyaannya dihargai dan dijawab, siswa merasa lebih termotivasi untuk terus belajar dan mengeksplorasi lebih jauh.

Strategi Membudayakan Keterampilan Bertanya

Model pembelajaran interaktif. Model ini merupakan salah satu strategi yang efektif dalam membudayakan keterampilan bertanya di kelas. Dengan menggunakan pendekatan ini, siswa didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar melalui diskusi, kerja kelompok, dan kegiatan kolaboratif lainnya. Johnson dan Johnson (1999), dalam Learning Together and Alone: Cooperative, Competitive, and Individualistic Learning, menjelaskan bahwa pembelajaran interaktif memungkinkan siswa untuk saling bertanya dan berbagi pengetahuan, sehingga memperkaya pemahaman dan keterampilan bertanya. Interaksi antara siswa dan guru juga menjadi lebih dinamis, menciptakan lingkungan belajar yang lebih hidup dan responsif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun