Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membongkar Keterbatasan Tes Objektif, Menuju Penilaian Holistik untuk Berbagai Mata Pelajaran

25 Juli 2024   06:15 Diperbarui: 25 Juli 2024   06:40 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tes objektif telah menjadi metode penilaian yang umum digunakan dalam sistem pendidikan kita. Metode ini, yang meliputi pilihan ganda, isian singkat, dan tes benar-salah, dirancang untuk mengukur pengetahuan siswa secara cepat dan efisien. Kelebihan tes objektif terletak pada kemampuannya menilai sejumlah besar siswa dalam waktu yang singkat dengan hasil yang dianggap objektif dan mudah diukur. 

Namun, di baliknya terdapat kesenjangan yang signifikan ketika diterapkan pada mata pelajaran yang memerlukan pendekatan penilaian yang lebih kompleks. Misalnya, mata pelajaran seperti Seni, Olahraga, Musik, dan Pendidikan Karakter memiliki elemen yang sulit diukur hanya dengan pilihan ganda atau pertanyaan tertulis.

Kesenjangan ini menunjukkan bahwa tes objektif tidak selalu dapat menangkap kedalaman pembelajaran dan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tersebut. Dibutuhkan pendekatan holistik, yang menilai siswa secara menyeluruh, tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga proses pembelajaran dan pengembangan pribadi.

Hal ini tidak hanya meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi juga mendorong perkembangan keterampilan hidup yang lebih luas, seperti kreativitas, kerja sama, dan refleksi diri. Dengan demikian, penilaian holistik bukan hanya alat untuk mengukur hasil belajar, tetapi juga sarana untuk mendukung dan memfasilitasi perkembangan siswa secara menyeluruh.

Keterbatasan Tes Objektif

Tes objektif adalah metode penilaian yang menggunakan pertanyaan dengan jawaban yang sudah ditentukan, seperti pilihan ganda, benar-salah, atau isian singkat. Tes ini dirancang untuk menilai pengetahuan dan keterampilan tertentu dengan cara yang dianggap efisien dan objektif. 

Menurut Gronlund (1998), dalam Assessment of Student Achievement, tes objektif dirancang untuk memberikan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan, serta mudah diadministrasikan dan diskor.

Contoh mata pelajaran yang umumnya menggunakan tes objektif meliputi Matematika, Sains, dan Bahasa. Dalam Matematika, tes objektif sering digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menghitung dan memahami konsep-konsep dasar. Dalam Sains, tes ini digunakan untuk menilai pemahaman siswa terhadap teori dan prinsip ilmiah. Dalam Bahasa, tes objektif dapat mengukur pemahaman tata bahasa dan kosakata.

Tes objektif memiliki keterbatasan dalam mata pelajaran tertentu, seperti Seni, Olahraga, Musik, atau Pendidikan Karakter.

Penilaian Seni melalui tes objektif menghadapi tantangan besar karena sifat seni yang subjektif dan ekspresif. Seni tidak hanya tentang hasil akhir, tetapi juga proses kreatif yang dilalui oleh siswa. Menurut Eisner (2002), dalam The Arts and the Creation of Mind, penilaian seni memerlukan pemahaman yang mendalam tentang proses kreatif dan interpretasi individual. Tes objektif tidak dapat mengukur kreativitas, imajinasi, dan ekspresi artistik yang merupakan inti dari pembelajaran seni.

Olahraga melibatkan keterampilan fisik dan motorik yang tidak dapat dinilai secara akurat melalui tes tertulis. Menurut Bailey (2006), dalam Physical Education and Sport in Schools: A Review of Benefits and Outcomes, penilaian olahraga harus mencakup observasi langsung terhadap keterampilan dan performa siswa di lapangan. Tes objektif tidak dapat menangkap kemampuan siswa dalam koordinasi, kekuatan, ketahanan, dan keterampilan teknis yang diperlukan dalam olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun