Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membongkar Keterbatasan Tes Objektif, Menuju Penilaian Holistik untuk Berbagai Mata Pelajaran

25 Juli 2024   06:15 Diperbarui: 25 Juli 2024   06:40 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keterbatasan sumber daya dan waktu. Penilaian holistik sering membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga dibandingkan dengan tes objektif. Menurut Shepard (2000), dalam The Role of Assessment in a Learning Culture, penilaian holistik memerlukan pengumpulan dan analisis data yang lebih komprehensif, yang sering membutuhkan lebih banyak waktu dan keterlibatan pendidik. Ketika guru memiliki banyak siswa, penilaian individu yang mendetail menjadi tantangan logistik yang signifikan.

Kebutuhan pelatihan bagi guru. Guru memerlukan pelatihan yang cukup untuk dapat mengimplementasikan penilaian holistik secara efektif. Menurut Darling-Hammond & Bransford (2005), dalam Preparing Teachers for a Changing World: What Teachers Should Learn and Be Able to Do, pendidik perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai metode penilaian dan bagaimana mengaplikasikannya dalam konteks yang berbeda. Kurangnya pelatihan dan dukungan profesional dapat menyebabkan penilaian holistik dilakukan dengan cara yang tidak konsisten atau tidak efektif, mengurangi manfaat potensial pendekatan ini.

Tantangan-tantangan dalam penilaian holistik tersebut dapat diatasi melalui solusi berikut.

Strategi untuk mengatasi keterbatasan sumber daya dan waktu. Hal ini dapat dilaksanakan melalui kolaborasi dan pembagian tugas, dan penggunaan teknologi. Guru dapat bekerja sama dalam tim untuk mengembangkan dan melaksanakan penilaian holistik. Dengan berbagi tanggung jawab dan sumber daya, beban kerja dapat didistribusikan lebih merata. 

Menurut Fullan (2001), dalam Leading in a Culture of Change, kolaborasi antar-guru dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mengelola tugas-tugas yang kompleks. Selain itu, teknologi dapat membantu mengurangi beban kerja yang terkait dengan penilaian holistik. 

Platform digital dan aplikasi penilaian dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data secara lebih efisien. Menurut Popham (2008), dalam Transformative Assessment, teknologi dapat memfasilitasi proses penilaian dengan menyediakan alat untuk pengelolaan data dan analisis yang lebih mudah.

Strategi untuk mengatasi kebutuhan pelatihan bagi guru. Hal ini dapat dilaksanakan melalui pelatihan berkelanjutan, dan pengembangan alat penilaian yang efektif. Penyediaan pelatihan berkelanjutan bagi guru adalah kunci untuk mengimplementasikan penilaian holistik dengan sukses. Program pelatihan harus mencakup teori dan praktik penilaian holistik, serta studi kasus dan contoh nyata dari berbagai mata pelajaran.

Menurut Guskey (2000), dalam Evaluating Professional Development, pelatihan berkelanjutan membantu guru untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan, memastikan praktik penilaian yang efektif. Selain itu, pengembangan dan distribusi alat penilaian yang sudah terbukti efektif dapat membantu guru dalam menerapkan penilaian holistik. 

Ini bisa berupa rubrik penilaian, panduan observasi, dan format portofolio yang dikembangkan berdasarkan praktik terbaik dan penelitian yang ada. Menurut Stiggins (2001), dalam Student-Involved Classroom Assessment, alat penilaian yang dirancang dengan baik dapat membantu guru untuk melakukan penilaian holistik secara lebih konsisten dan akurat.

Berdasarkan pembahasan dalam artikel ini, implementasi penilaian holistik dalam berbagai mata pelajaran merupakan langkah penting untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan efektif. Kolaborasi antar-guru, penggunaan teknologi, pelatihan berkelanjutan, dan pengembangan alat penilaian yang efektif adalah kunci untuk mengadopsi penilaian holistik. 

Penilaian holistik memungkinkan seorang guru untuk menangkap berbagai dimensi kemampuan dan potensi siswa yang tidak bisa diukur dengan tes objektif semata, seperti kreativitas, keterampilan motorik, ekspresi artistik, dan pengembangan karakter. Karena itu, transisi menuju penilaian holistik bukan hanya tentang perubahan metode penilaian, tetapi juga merangkul pendekatan yang lebih manusiawi dan mendalam dalam pendidikan. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun