Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Orang Tua: Dampak Teladan bagi Remaja dan Kaum Muda

19 Juli 2024   05:41 Diperbarui: 19 Juli 2024   06:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran orang tua dalam membentuk karakter dan perilaku anak-anak mereka tidak dapat disangkal pentingnya. Sejak masa kanak-kanak hingga remaja, dan bahkan saat beranjak dewasa, orang tua memainkan peran sentral sebagai teladan utama. Dalam era digital yang penuh dengan informasi dan pengaruh eksternal, kehadiran orang tua sebagai contoh menjadi semakin krusial. Remaja dan kaum muda, yang berada dalam fase pencarian identitas, sangat membutuhkan contoh konkret dari orang tua untuk memahami nilai-nilai, etika, dan cara berinteraksi dengan dunia.

Konsep belajar melalui teladan, atau sering disebut sebagai learning by example, berakar pada pemikiran bahwa perilaku yang diamati secara konsisten akan ditiru. Anak-anak belajar tidak hanya dari apa yang diajarkan secara verbal, tetapi juga dari tindakan dan sikap orang tua mereka. Melalui interaksi sehari-hari, orang tua menyampaikan pesan-pesan penting tentang tanggung jawab, kerja keras, empati, dan integritas. Keteladanan ini, yang mencakup aspek emosional dan moral, memberikan fondasi kuat bagi perkembangan karakter anak-anak. Artikel ini berusaha mengeksplorasi lebih dalam kekuatan teladan orang tua dan dampaknya bagi generasi muda, mengungkap dinamika kompleks antara observasi, imitasi, dan internalisasi nilai-nilai keluarga.

Dampak Positif Teladan Orang Tua

Membentuk karakter dan nilai-nilai positif pada remaja dan kaum muda. Teladan orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai positif pada remaja dan kaum muda. Ketika orang tua menunjukkan integritas, kejujuran, dan rasa hormat dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak mereka akan lebih cenderung mengadopsi nilai-nilai tersebut. Menurut Albert Bandura (1977), dalam Social Learning Theory, anak-anak belajar melalui observasi dan peniruan perilaku orang tua mereka. Melalui proses ini, nilai-nilai yang diamati secara konsisten dalam keluarga tertanam dalam diri anak-anak dan membentuk landasan moral mereka.

Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri pada diri mereka. Orang tua yang memberikan contoh positif dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri anak-anak mereka. Ketika anak-anak melihat orang tua mereka menghadapi tantangan dengan sikap positif dan ketekunan, mereka belajar bahwa mereka juga mampu menghadapi rintangan dengan percaya diri. Penelitian Carl Rogers (1961), On Becoming a Person, menunjukkan bahwa dukungan dan penerimaan dari orang tua dapat membantu anak-anak mengembangkan konsep diri yang positif dan rasa harga diri yang tinggi.

Mendorong perilaku positif dan bertanggung jawab. Teladan orang tua yang bertanggung jawab dan berperilaku positif mendorong anak-anak untuk mengadopsi perilaku serupa. Misalnya, orang tua yang terlibat aktif dalam kegiatan sosial dan menunjukkan tanggung jawab terhadap komunitas menginspirasi anak-anak mereka untuk turut berkontribusi dan peduli terhadap orang lain. Studi yang dilakukan Laurence Steinberg (2017), Adolescence, mengungkapkan bahwa orang tua yang memberikan contoh perilaku bertanggung jawab dan disiplin membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan tanggung jawab pribadi yang lebih baik.

Membangun hubungan yang kuat dan terbuka antara orang tua dan anak. Hubungan yang kuat dan terbuka antara orang tua dan anak sering kali dibangun melalui teladan positif. Orang tua yang terbuka, mendengarkan, dan menghormati perasaan anak-anak mereka menciptakan lingkungan di mana anak-anak merasa aman untuk berbicara dan berbagi pikiran mereka. Hal ini diperkuat oleh penelitian John Gottman (1997), Raising an Emotionally Intelligent Child, yang menunjukkan bahwa komunikasi yang terbuka dan hubungan yang hangat antara orang tua dan anak-anak mengarah pada hubungan keluarga yang lebih kuat dan sehat.

Memberikan contoh nyata tentang bagaimana menjadi individu yang sukses dan bahagia. Orang tua yang menunjukkan kesuksesan dan kebahagiaan dalam kehidupan mereka memberikan contoh nyata bagi anak-anak mereka tentang bagaimana mencapai tujuan dan menjalani hidup yang memuaskan. Ketika anak-anak melihat orang tua mereka bekerja keras, menghadapi tantangan, dan mencapai kesuksesan dengan tetap menjaga keseimbangan hidup, mereka belajar untuk menetapkan tujuan yang realistis dan mengejar kebahagiaan mereka sendiri. Menurut Stephen R. Covey (1997), dalam The 7 Habits of Highly Effective Families, orang tua yang menjalankan kebiasaan positif dalam hidup mereka mengajarkan anak-anak mereka pentingnya kerja keras, ketekunan, dan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.

Contoh Nyata Teladan Orang Tua

Salah satu kisah inspiratif yang menggambarkan betapa besar dampak teladan orang tua adalah cerita tentang Ben Carson dan ibunya, Sonya Carson. Sonya, yang hanya memiliki pendidikan kelas tiga SD, bekerja keras sebagai pembantu rumah tangga untuk menghidupi Ben dan kakaknya. Meskipun kesulitan, Sonya menanamkan nilai-nilai kerja keras, kejujuran, dan pendidikan pada anak-anaknya. Dia membatasi waktu menonton TV dan mendorong Ben untuk membaca dua buku setiap minggu dan menulis laporan tentang buku tersebut. Berkat teladan ibunya yang gigih dan mendukung, Ben Carson tumbuh menjadi seorang ahli bedah saraf terkenal dunia dan seorang pemimpin yang dihormati (Carson, Gifted Hands, 1990).

Contoh kehidupan nyata lain adalah keluarga Mandela. Nelson Mandela, sebagai tokoh anti-apartheid yang kemudian menjadi presiden pertama Afrika Selatan yang dipilih secara demokratis, menunjukkan ketabahan, keteguhan prinsip, dan semangat pengampunan yang luar biasa. Anak-anak dan cucu-cucu Mandela tumbuh dengan mengagumi keberanian dan integritasnya. Teladan Mandela dalam memperjuangkan keadilan tanpa kekerasan dan dalam semangat rekonsiliasi tidak hanya memengaruhi keluarganya tetapi juga seluruh bangsa. Kisah Mandela menunjukkan bahwa teladan seorang pemimpin dan ayah dapat memberi inspirasi besar kepada generasi berikutnya untuk berjuang demi kebaikan dan keadilan (Mandela, Long Walk to Freedom, 1994).

Dua contoh kisah inspiratif di atas (serta banyak contoh lain yang serupa) menunjukkan betapa kuatnya pengaruh teladan orang tua dalam membentuk karakter dan aspirasi anak-anak mereka. Melalui contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, orang tua memberikan pelajaran berharga yang tidak hanya mendukung perkembangan anak-anak mereka, tetapi juga memberi inspirasi bagi mereka untuk menjadi individu yang berkontribusi positif dalam masyarakat. Teladan orang tua yang penuh integritas, kerja keras, kebaikan, dan semangat juang membangun fondasi yang kuat bagi generasi muda untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup mereka.

Tantangan Menjadi Teladan yang Baik

Mengakui bahwa menjadi teladan yang baik tidak selalu mudah. Menjadi teladan yang baik bagi anak-anak adalah tugas yang berat dan menantang. Orang tua diharapkan selalu menunjukkan perilaku positif, bahkan ketika menghadapi tekanan, stres, atau kesulitan. Tanggung jawab ini Sering membawa beban emosional yang besar, karena orang tua harus menyadari bahwa tindakan dan kata-kata terus-menerus diawasi dan ditiru oleh anak-anak mereka. Menurut Elizabeth Pantley (2006), dalam Parenting: Raising Good Kids, orang tua tidak selalu merasa mampu menjadi anutan yang sempurna, karena mereka juga manusia yang rentan terhadap kesalahan dan keterbatasan.

Membahas tantangan yang dihadapi orang tua dalam menunjukkan perilaku yang baik secara konsisten. Misalnya, stres dan tekanan kehidupan sehari-hari; kelelahan fisik dan emosional; tekanan sosial dan harapan yang tinggi.

Memberikan tips dan strategi untuk mengatasi tantangan tersebut. Misalnya, mengelola stres; meminta atau mencari dukungan dari pihak lain yang dapat membantu; menerima ketidaksempurnaan, yang berarti orang tua perlu menerima bahwa mereka tidak selalu menjadi teladan yang sempurna; mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak-anak.

Berbicara tentang teladan orang tua terhadap pembentukan karakter dan nilai-nilai positif pada remaja dan kaum muda, tidak pernah terlepas dari tantangan. Namun, peran orang tua sebagai teladan tidak dapat dianggap remeh.

Pengaruh mereka terhadap perkembangan anak-anak sangat besar dan berkelanjutan. Karena itu, penting bagi orang tua untuk terus belajar dan berusaha untuk menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Perlu diingat bahwa setiap langkah dan tindakan kita adalah memberikan pelajaran berharga bagi anak-anak. Teruslah berupaya untuk menjadi anutan yang positif, dan jangan pernah berhenti untuk belajar. Dengan demikian, kita tidak hanya membentuk masa depan anak-anak, tetapi juga menciptakan dunia yang lebih baik melalui generasi yang lebih baik. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun