Phil Benson (2001), dalam Teaching and Researching Autonomy in Language Learning, ada berbagai alternatif pembelajaran bahasa yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan individu, seperti kursus online dan program pembelajaran mandiri, yang mungkin lebih efektif daripada mata kuliah bahasa konvensional di perguruan tinggi. Menurut Jack Richards & Theodore Rodgers (2001), Approaches and Methods in Language Teaching, pendekatan modern dalam pembelajaran bahasa, termasuk teknologi digital dan kursus berbasis proyek, menawarkan cara yang lebih dinamis dan terjangkau untuk meningkatkan keterampilan bahasa tanpa perlu mengikuti mata kuliah formal di perguruan tinggi.
Penutup
Keberadaan mata kuliah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di perguruan tinggi memiliki pro dan kontra yang perlu dipertimbangkan secara cermat. Di satu sisi, mata kuliah bahasa dapat membantu mahasiswa memperkuat fondasi bahasa mereka, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan mempersiapkan diri untuk dunia kerja global. Di sisi lain, mata kuliah bahasa mungkin tidak relevan bagi semua mahasiswa, dan bisa dianggap membuang waktu dan biaya.
Penting untuk mencari solusi alternatif yang dapat meningkatkan kemampuan bahasa mahasiswa dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Beberapa solusi alternatif yang dapat dipertimbangkan, termasuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa di sekolah; menawarkan program bahasa yang lebih fleksibel dan terpersonalisasi di perguruan tinggi; mendorong penggunaan teknologi dan media pembelajaran bahasa yang inovatif; dan meningkatkan kerja sama antara perguruan tinggi dan industri.
Pada akhirnya, keputusan mengenai perlunya mata kuliah bahasa di perguruan tinggi harus dibuat berdasarkan pertimbangan yang matang terhadap konteks pendidikan di Indonesia, kebutuhan mahasiswa, dan ketersediaan sumber daya. Penting untuk dicari keseimbangan antara memberikan fondasi bahasa yang kuat di sekolah dan menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan bahasa di perguruan tinggi, khususnya memahami teks yang dibaca, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Selain itu, perlu dipertimbangkan alternatif pembelajaran bahasa yang lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan individu mahasiswa. Diharapkan agar semua pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan berdiskusi dan mencari solusi konstruktif untuk meningkatkan mutu pendidikan bahasa di Indonesia. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI