Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru yang Tegas, Pahlawan atau Penguasa Kelas?

8 Juli 2024   05:28 Diperbarui: 8 Juli 2024   06:11 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kepemimpinan otoriter cenderung bersifat kontrol penuh tanpa memberi ruang untuk dialog atau partisipasi siswa. Paulo Freire (1968), dalam Pedagogy of the Oppressed, menggambarkan pendekatan otoriter sebagai bentuk pendidikan yang menindas, karena siswa diperlakukan sebagai objek pasif yang harus menerima instruksi tanpa pertanyaan. 

Sebaliknya, ketegasan yang sehat memungkinkan adanya komunikasi dua arah dan menghargai kontribusi siswa dalam proses belajar. Ketegasan yang efektif mendorong tanggung jawab pribadi dan kemandirian, sementara kepemimpinan otoriter mengarah pada ketergantungan dan ketakutan. 

Barbara Coloroso (1995), dalam Kids Are Worth It, menekankan bahwa ketegasan adalah menetapkan batas yang jelas dan konsisten sambil tetap menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang.

Ketegasan sebagai Pahlawan

Membangun disiplin dan tanggung jawab. Disiplin yang diterapkan dengan tegas namun adil dapat membantu siswa memahami batasan-batasan yang ada dan mengembangkan perilaku yang bertanggung jawab. 

Menurut William Glasser (1969), dalam Schools Without Failure, disiplin yang efektif adalah disiplin yang diajarkan, bukan dipaksakan. Ketegasan memungkinkan guru untuk menegakkan aturan tanpa menggunakan hukuman yang keras, sehingga siswa belajar untuk menghormati aturan karena mereka memahami pentingnya, bukan karena takut akan konsekuensinya.

Pemberdayaan melalui struktur. Struktur dan aturan yang jelas sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Ketegasan membantu dalam menetapkan struktur tersebut, sehingga siswa memiliki kerangka kerja yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka. 

Menurut Marzano (2003), dalam Classroom Management That Works, struktur yang baik membantu siswa merasa aman dan dihargai. Mereka tahu apa yang diharapkan dan merasa bahwa lingkungan belajar mereka stabil dan teratur. Ketika siswa merasa aman, mereka lebih cenderung berpartisipasi aktif dalam proses belajar.

Ketegasan sebagai Penguasa Kelas

Dampak negatif ketegasan berlebihan. Hal ini dapat berdampak negatif pada siswa, terutama dari segi psikologis dan emosional. Ketika ketegasan berubah menjadi kontrol yang kaku, siswa mungkin merasa tertekan dan tidak bebas mengekspresikan diri. 

Menurut penelitian Alfie Kohn (1993), Punished by Rewards, penggunaan ketegasan yang berlebihan, terutama ketika disertai dengan hukuman, dapat merusak motivasi intrinsik siswa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun