Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Guru Penggerak: Inovasi Pendidikan atau Diskriminasi Terselubung?

18 Juni 2024   06:19 Diperbarui: 18 Juni 2024   06:23 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam beberapa tahun terakhir, Kemendikbudristek di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim telah meluncurkan program guru penggerak, yang bertujuan meningkatkan kualiatas pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, guru-guru menjadi agen perubahan dan membawa inovasi dalam proses pembelajaran. Namun, program ini menuai kontroversi dari berbagai kalangan. Di satu sisi, guru penggerak dipuji karena membawa angin segar bagi dunia pendidikan, memberikan pelatihan dan dukungan yang memungkinkan mereka untuk menjadi pemimpin dalam pembelajaran. Tetapi di sisi lain, ada suara-suara yang menyatakan bahwa program ini justru menciptakan kesenjangan dan diskriminasi terselubung di kalangan guru, dengan memberikan prioritas kepada segelintir guru, sementara yang lain merasa diabaikan (nomor dua). Artikel ini berusaha membahas pro-kontra dari program guru penggerak, mengeksplorasi dampak yang dirasakan oleh guru-guru di lapangan, serta menelaah apakah program ini benar-benar mampu membawa perubahan positif yang diharapkan atau justru menimbulkan masalah baru dalam sistem pendidikan kita.

Konsep Inovasi Pendidikan

Guru penggerak adalah guru yang dipilih dan dilatih secara khusus untuk menjadi motivator pembelajaran di sekolah. Mereka diharapkan menginspirasi dan menggerakkan perubahan positif dalam lingkungan pendidikan melalui metode pembelajaran inovatif dan efektif.

Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia; mengembangkan kompetensi guru dalam hal pedagogi, kepemimpinan, dan inovasi; meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehingga lebih menarik, relevan, dan efektif; menciptakan komunitas belajar yang kolaboratif di antara guru, siswa, dan masyarakat; dan mendorong perubahan positif dalam budaya sekolah dan manajemen pendidikan.

Guru penggerak dilatih untuk mengadopsi dan mengimplementasikan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan interaktif. Ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna. Guru penggerak diharapkan menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi rekan-rekannya. Mereka berperan sebagai agen perubahan yang mempromosikan praktik-praktik pendidikan terbaik dan membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif.

Guru penggerak mengikuti pelatihan intensif yang mencakup berbagai aspek, seperti pedagogi modern, kepemimpinan pendidikan, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan pengembangan karakter dan soft skill. Pelatihan ini menjadi bekal bagi mereka untuk menjadi penggerak pembelajaran yang efektif. Tidak hanya mampu mengajar dengan lebih baik, mereka juga mampu memotivasi dan membimbing guru-guru lain untuk meningkatkan kualitas pengajaran secara keseluruhan.

Diskriminasi Terselubung?

Program guru penggerak memiliki potensi besar untuk membawa inovasi dan perubahan positif dalam pendidikan di Indonesia. Namun, perlu dipastikan agar semua guru memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan mendapatkan pelatihan yang diperlukan. Muncullah kritik terhadap program guru penggerak. Kritik itu meliputi dampak negatif yang dirasakan, dan kesenjangan dalam pendidikan.

Beberapa guru yang tidak terpilih sebagai guru penggerak merasa bahwa mereka dinomorduakan dan tidak diberikan kesempatan yang sama untuk berkembang. Perhatian dan sumber daya lebih banyak diarahkan kepada guru penggerak, sementara mereka yang tidak terpilih merasa diabaikan.

Kritik lainnya datang dari kekhawatiran bahwa program ini dapat menciptakan kesenjangan di antara para guru. Guru-guru yang terpilih sebagai penggerak sering mendapatkan pelatihan dan sumber daya tambahan, sementara guru lainnya tidak mendapatkan fasilitas yang sama. Hal ini dapat memperlebar jurang antara guru yang dianggap "unggul" dan guru yang dianggap "biasa saja".

Salah satu dampak negatif yang dirasakan adalah ketidakadilan dalam pemberian kesempatan dan sumber daya. Guru penggerak sering mendapatkan akses ke pelatihan, seminar, dan proyek, yang tidak tersedia bagi guru lainnya. Hal ini menimbulkan perasaan tidak adil di kalangan guru-guru yang tidak terpilih.

Guru-guru yang tidak terpilih sering merasa frustrasi dan demotivasi. Usaha dan dedikasi mereka kurang dihargai, dan hal ini dapat memengaruhi kinerja mereka di kelas. Perasaan ini juga bisa mengarah pada penurunan semangat kerja dan berkurangnya motivasi untuk berinovasi.

Perbedaan  perlakuan terhadap guru penggerak dan guru lainnya berpotensi menimbulkan kesenjangan yang lebih besar dalam pendidikan. Guru penggerak yang mendapatkan lebih banyak pelatihan dan sumber daya akan lebih mungkin sukses dan maju, sementara guru lainnya tertinggal.

Kesenjangan ini juga dapat memengaruhi kerja sama dan kolaborasi antar- guru di sekolah. Ketika mengalami ketidakadilan dan kecemburuan, guru-guru mungkin enggan untuk bekerja sama dan berbagi pengetahuan. Hal ini bisa menghambat upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Analisis, Refleksi, dan Saran

Program guru penggerak bertujuan mulia, yakni untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui inovasi dan kepemimpinan guru. Namun, penting untuk mengatasi kritik dan kekhawatiran yang ada terkait diskriminasi terselubung dan kesenjangan yang mungkin timbul.

Menurut data yang dirilis oleh Kemendikbudristek (2022), program ini telah berhasil meningkatkan kompetensi dan kualitas pengajaran di sekolah-sekolah yang memiliki guru penggerak. Misalnya, hasil evaluasi menunjukkan bahwa 75% guru penggerak mengalami peningkatan dalam penggunaan metode pembelajaran inovatif, dan 68% siswa mengalami peningkatan motivasi belajar. Sementara data di tempat lain menunjukkan bahwa program ini belum sepenuhnya merata dalam memberikan dampak positif. Di beberapa daerah, terdapat keluhan mengenai kurangnya pelatihan lanjutan dan dukungan bagi guru penggerak, yang mengakibatkan hasil yang tidak optimal.

Untuk mengatasi permasalahan program guru penggerak dibutuhkan langkah-langkah untuk memperbaikinya, cara mengatasi kesenjangan, dan perlunya pelatihan inklusif bagi guru.

Pertama, langkah-langkah perbaikan program, antara lain evaluasi berkala, termasuk guru penggerak, guru non-penggerak, dan pakar pendidikan. Hasil evaluasi harus dipublikasikan secara transparan agar semua pihak dapat melihat perkembangan dan perbaikan yang diperlukan. Selain itu, meningkatkan dukungan bagi guru penggerak melalui pelatihan lanjutan, yang mengjangkau semua, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil. Peningkatan kapasitas infrastruktur dan akses teknologi di sekolah-sekolah juga penting untuk mendukung implementasi program ini.

Kedua, untuk mengatasi kesenjangan diperlukan pelibatan semua guru  melalui pelatihan inklusif, sistem penghargaan yang adil, fasilitasi kolaborasi dan pertukaran. Setiap guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang setara. Perlu juga diberikan sistem penghargaan dan insentif yang adil bagi semua guru, karena masih ada banyak guru lain yang berdedikasi tinggi, namun tidak berpeluang menjadi penggerak.

Ketiga, pentingnya pelatihan inklusif bagi semua guru, seperti pengembangan profesional yang merata. Setiap guru dimungkinkan mengakses pelatihan inklusif, terutama yang berada di daerah terpencil. Selain itu, perlunya monitoring dan evaluasi dari guru terhadap efektivitas pelatihan untuk memperbaikinya agar lebih sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Program guru penggerak adalah langkah positif dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya perbaikan dan penyesuaian agar semua guru mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang. Melalui langkah-langkah yang tepat, program ini dapat mengatasi kritik dan menciptakan lingkungan kondusif dan adil bagi semua guru demi masa depan anak bangsa kita. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun