Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Guru Penggerak: Inovasi Pendidikan atau Diskriminasi Terselubung?

18 Juni 2024   06:19 Diperbarui: 18 Juni 2024   06:23 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru-guru yang tidak terpilih sering merasa frustrasi dan demotivasi. Usaha dan dedikasi mereka kurang dihargai, dan hal ini dapat memengaruhi kinerja mereka di kelas. Perasaan ini juga bisa mengarah pada penurunan semangat kerja dan berkurangnya motivasi untuk berinovasi.

Perbedaan  perlakuan terhadap guru penggerak dan guru lainnya berpotensi menimbulkan kesenjangan yang lebih besar dalam pendidikan. Guru penggerak yang mendapatkan lebih banyak pelatihan dan sumber daya akan lebih mungkin sukses dan maju, sementara guru lainnya tertinggal.

Kesenjangan ini juga dapat memengaruhi kerja sama dan kolaborasi antar- guru di sekolah. Ketika mengalami ketidakadilan dan kecemburuan, guru-guru mungkin enggan untuk bekerja sama dan berbagi pengetahuan. Hal ini bisa menghambat upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Analisis, Refleksi, dan Saran

Program guru penggerak bertujuan mulia, yakni untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui inovasi dan kepemimpinan guru. Namun, penting untuk mengatasi kritik dan kekhawatiran yang ada terkait diskriminasi terselubung dan kesenjangan yang mungkin timbul.

Menurut data yang dirilis oleh Kemendikbudristek (2022), program ini telah berhasil meningkatkan kompetensi dan kualitas pengajaran di sekolah-sekolah yang memiliki guru penggerak. Misalnya, hasil evaluasi menunjukkan bahwa 75% guru penggerak mengalami peningkatan dalam penggunaan metode pembelajaran inovatif, dan 68% siswa mengalami peningkatan motivasi belajar. Sementara data di tempat lain menunjukkan bahwa program ini belum sepenuhnya merata dalam memberikan dampak positif. Di beberapa daerah, terdapat keluhan mengenai kurangnya pelatihan lanjutan dan dukungan bagi guru penggerak, yang mengakibatkan hasil yang tidak optimal.

Untuk mengatasi permasalahan program guru penggerak dibutuhkan langkah-langkah untuk memperbaikinya, cara mengatasi kesenjangan, dan perlunya pelatihan inklusif bagi guru.

Pertama, langkah-langkah perbaikan program, antara lain evaluasi berkala, termasuk guru penggerak, guru non-penggerak, dan pakar pendidikan. Hasil evaluasi harus dipublikasikan secara transparan agar semua pihak dapat melihat perkembangan dan perbaikan yang diperlukan. Selain itu, meningkatkan dukungan bagi guru penggerak melalui pelatihan lanjutan, yang mengjangkau semua, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil. Peningkatan kapasitas infrastruktur dan akses teknologi di sekolah-sekolah juga penting untuk mendukung implementasi program ini.

Kedua, untuk mengatasi kesenjangan diperlukan pelibatan semua guru  melalui pelatihan inklusif, sistem penghargaan yang adil, fasilitasi kolaborasi dan pertukaran. Setiap guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang setara. Perlu juga diberikan sistem penghargaan dan insentif yang adil bagi semua guru, karena masih ada banyak guru lain yang berdedikasi tinggi, namun tidak berpeluang menjadi penggerak.

Ketiga, pentingnya pelatihan inklusif bagi semua guru, seperti pengembangan profesional yang merata. Setiap guru dimungkinkan mengakses pelatihan inklusif, terutama yang berada di daerah terpencil. Selain itu, perlunya monitoring dan evaluasi dari guru terhadap efektivitas pelatihan untuk memperbaikinya agar lebih sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Program guru penggerak adalah langkah positif dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya perbaikan dan penyesuaian agar semua guru mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang. Melalui langkah-langkah yang tepat, program ini dapat mengatasi kritik dan menciptakan lingkungan kondusif dan adil bagi semua guru demi masa depan anak bangsa kita. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun