Dalam situasi formal, kesantunan sangat penting untuk menjaga hubungan antarindividu dan mempertahankan norma sosial yang berlaku. Dalam situasi akrab, individu cenderung lebih terbuka dan kurang menekankan aturan-aturan kesantunan formal karena ada tingkat keakraban yang sudah terjalin di antara mereka.
Kesantunan mencerminkan norma-norma perilaku yang dianggap sopan dan sesuai dengan aturan sosial, sementara keakraban merujuk pada tingkat kedekatan dan keintiman antarindividu.
Dalam komunikasi sosial, individu dihadapkan pada etika dan norma. Di pihak lain, individu tidak pernah dilepaskan dari dinamika komunikasi akrab dan santai sesuai dengan partisipan yang terlibat. Artikel ini berusaha membahas hubungan kesantunan berbahasa dan keakraban dalam interaksi sosial sehari-hari serta implikasinya.
Etika dan Norma dalam Komunikasi Sosial
Kesantunan merujuk pada serangkaian norma yang mengatur perilaku individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Ia melibatkan penggunaan bahasa yang sopan, penghargaan terhadap privasi dan ruang pribadi orang lain, serta kepatuhan terhadap norma budaya dan sosial yang berlaku.
Dalam The Principles of Pragmatics, Leech (1983) membedakan kesantunan positif dan negatif. Kesantunan positif melibatkan ekspresi kesopanan dan kebaikan hati. Kesantunan negatif melibatkan penghindaran tindakan yang dapat mengganggu atau menyakiti perasaan orang lain.
Menurut Brown dan Levinson (1987) dalam Politeness: Some Universal in Language Usage, kesantunan adalah sistem tindakan sosial yang diarahkan untuk menjaga harga diri orang lain dan diri sendiri, serta menyediakan struktur bagi interaksi sosial yang efisien dan menyenangkan.
Dalam komunikasi sosial, kesantunan mengacu pada situasi formal. Sementara, ketidaksantunan merujuk pada situasi akrab dan santai. Perhatikan contoh-contoh ujaran dalam situasi formal!
Pertama, ujaran permintaan: "Maaf, apakah saya bisa meminta izin untuk mengganggu sebentar?" Kedua, permintaan izin: "Bolehkan saya mengambil kursi ini?" Ketiga, ungkapan kata-kata sopan: "Terima kasih banyak atas kesempatan ini, saya sangat menghargainya." Keempat, penggunaan gelar atau panggilan yang sesuai: "Permisi, Bu Direktur, apakah saya bisa memberikan laporan singkat?"
Sebaliknya, contoh ujaran ketidaksantunan dalam situasi akrab dan santai. Pertama, ujaran langsung tanpa basa-basi: "Oke, ngobrolnya Gini aja, ya." Kedua, ujaran penggunaan bahasa kasar atau tidak sopan: "Lo, gue udah bosan banget lo!" Ketiga, memanggil tanpa menggunakan gelar atau nama yang tepat: "Eh, kamu! Bantu aku, dong!" Keempat, menggunakan humor atau lelucon yang mungkin dianggap kurang sopan dalam konteks formal: "Hei, tolong jangan bengong terus kayak sapi."
Kesantunan berbahasa adalah penggunaan bahasa dengan memperhatikan norma-norma kesopanan dan tata krama yang berlaku dalam suatu masyarakat. Hal ini termasuk penggunaan kata-kata sopan, penghindaran dari kata-kata yang mungkin mengganggu atau menyinggung, penggunaan struktur kalimat yang sesuai dengan situasi dan lawan bicara.