A: Permisi, Bu, apakah saya boleh minta izin untuk meminjam buku ini?
B: Tentu, silakan. Terima kasih telah meminta izin terlebih dahulu.
Dalam situasi formal di atas, kedua individu menggunakan bahasa yang sopan dan menghormati norma kesantunan dalam berkomunikasi. Permintaan izin diajukan dengan kata-kata yang sopan, dan responsnya juga dilakukan dengan memperhatikan kesantunan.
A: Hei, bisa pinjem bukunya, gak?
B: Ya, tentu saja. Lagi baca yang mana?
Dalam situasi akrab, individu cenderung lebih santai berkomunikasi. Meskipun tetap menjaga tingkat kesantunan yang wajar, mereka menggunakan bahasa yang lebih informal dan tidak membutuhkan struktur komunikasi yang sangat formal. Kedua individu menunjukkan keakraban dalam komunikasi, yang memungkinkan mereka untuk lebih santai dan akrab dalam berinteraksi.
Kesantunan dan keakraban berbahasa tidak selalu bertentangan. Keduanya bisa bekerja sama dalam berbagai situasi untuk menciptakan hubungan yang sehat dan komunikasi yang efektif. Dengan memahami korelasi antara kesantunan dan keakraban, individu lebih berhasil dalam berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai konteks sosial, baik formal maupun informal.
Contoh-contoh ujaran di atas memperlihatkan bahwa korelasi antara kesantunan dan keakraban dalam komunikasi sosial dapat berubah tergantung pada situasi dan hubungan antarindividu yang terlibat. Meskipun memiliki peran yang berbeda, keduanya saling melengkapi untuk menciptakan interaksi yang efektif dan harmonis. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H