Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyelami Prinsip Kepatutan Ujaran dalam Interaksi Sehari-hari: Perspektif Sosiolinguistik

6 April 2024   08:07 Diperbarui: 7 April 2024   16:15 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsip Kepatutan ujaran mencakupi beberapa aspek, antara lain situasi komunikasi, norma-norma sosial, kesopanan atau kesantunan, dan nilai-nilai budaya.

Situasi Komunikasi

Pemilihan bahasa dan gaya berbicara harus sesuai dengan situasi komunikasi yang sedang terjadi. Bahasa yang digunakan dalam konteks formal berbeda dengan yang digunakan dalam konteks informal. Misalnya, "Selamat pagi, Bapak/Ibu Direktur. Saya ingin melaporkan perkembangan projek yang telah kita diskusikan pada rapat sebelumnya" adalah ujaran dalam situasi formal. Sebaliknya, "Halo teman-teman! Sudah lama tidak bertemu nih. Ada yang punya rencana untuk akhir pekan ini?" adalah ujaran dalam situasi informal. Situasi sosial merujuk pada konteks atau kondisi ketika komunikasi berlangsung. Hal ini mencakup tempat, waktu, hubungan antarpartisipan, dan tujuan komunikasi.

Norma-norma Sosial

Prinsip kepatutan ujaran mencakup pemahaman tentang norma-norma sosial dalam masyarakat. Ada norma-norma tertentu yang mengatur cara berbicara antara anggota keluarga, teman sebaya, atau rekan kerja. Misalnya, "Maafkan saya, Pak, apakah Bapak dapat membantu saya dengan pertanyaan ini?" adalah bahasa hormat. Sementara, "Saudara-saudara, saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan ini untuk berbicara di hadapan Anda semua" adalah istilah yang tepat. Norma-norma sosial mengacu pada aturan dan ekspektasi yang mengatur perilaku berbicara dalam masyarakat tertentu. Hal ini termasuk cara berbicara kepada orang yang lebih tua, gaya bahasa yang dianggap sopan, atau aturan tidak tertulis lainnya.

Kesopanan atau Kesantunan

Bahasa yang dianggap sopan atau tidak sopan dapat berbeda-beda tergantung pada konteks budaya dan situasi komunikasi. Misalnya, "Tolong maaf, Bisakah Anda memberi tahu saya alamat kantor pos terdekat?" adalah permintaan yang ramah. Sementara, "Terima kasih banyak atas bantuan Anda. Saya sangat menghargainya" adalah ucapan terima kasih. Kesopanan atau kesantunan mencerminkan penggunaan bahasa yang memperhatikan perasaan dan martabat orang lain. Hal ini termasuk menghindari bahasa yang kasar atau menyakitkan, serta menggunakan ungkapan penghormatan atau penghargaan.

Nilai-nilai Budaya

Bahasa yang digunakan harus konsisten dengan nilai-nilai budaya setempat agar tidak menyinggung atau melanggar norma-norma sosial. Misalnya, "Mari kita makan bersama-sama. Di sini ada banyak makanan yang bisa dinikmati" adalah ujaran yang menyatakan kebersamaan, keramahan, atau keakraban. Sementara, "Terima kasih, Nek. Saya akan mengikuti saran Nenek" adalah hormat menurut usia dan/atau otoritas. Nilai-nilai budaya mencakup prinsip-prinsip yang dianggap penting atau dihormati dalam suatu masyarakat. Nilai-nilai ini dapat memengaruhi gaya berbicara, penggunaan bahasa, dan norma-norma komunikasi.

Pentingnya Memperhatikan Prinsip Kepatutan Ujaran

Prinsip kepatutan perlu diperhatikan dalam pergaulan sehari-hari. Beberapa alasan, antara lain menjaga hubungan yang harmonis, meningkatkan efektivitas komunikasi, membangun kredibilitas dan kepercayaan, menghormati nilai-nilai budaya, mencegah kesalahpahaman, dan membentuk citra diri yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun