Mohon tunggu...
Agustinus Wibowo
Agustinus Wibowo Mohon Tunggu... Sales - Orang biasa yang terus belajar

Praktisi sales dan marketing yang belajar menulis tentang apa saja

Selanjutnya

Tutup

Money

Perjalanan Barang Konsumsi dari Pabrik Sampai Konsumen

28 Oktober 2020   11:52 Diperbarui: 28 Oktober 2020   12:27 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sembilan puluh sembilan persen (99%) keluarga di dunia dapat dipastikan mengonsumsi produk-produk berikut ini. Pasta gigi, sabun mandi, shampo, minyak goreng, sabun cuci piring dan lain sebagainya. Produk-produk yang dalam Bahasa Inggris biasa disebut Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Untuk selanjutnya akan kita sebut sebagai barang konsumsi.

Namun tahukah anda? Seberapa panjang perjalanan barang konsumsi dari pabrik sampai ke rumah anda. Melibatkan pengaturan yang rumit serta teknologi canggih. Berikut akan saya jelaskan proses tersebut dengan cerita yang sederhana.

Secara garis besar proses perjalanan barang konsumsi adalah sebagai berikut. Dari pabrik produk  dikirim ke distributor. Dari distributor produk didistribusikan ke outlet grosir. Dari outlet grosir produk dijual ke outlet eceran. Sehingga akhirnya konsumen akan membeli produk di toko eceran. Artinya barang konsumsi mengalami perpindahan yang banyak sejak selesai diproduksi sampai tiba di tempat konsumen.

Mari kita bahas masing-masing perhentian tersebut.

Distributor

Setelah selesai diproduksi dan melewati serangkaian pengujian kualitas. Barang dikirimkan ke distributor. Distributor ditunjuk oleh produsen / pemilik merk. Untuk menjadi distributor diperlukan persyaratan tertentu. Seperti memiliki gudang dengan luas tertentu. Memiliki armada mobil pengiriman. Memiliki tenaga penjual. Serta persyaratan lain tergantung persyaratan dari pemilik merk.

Distributor diberi kewenangan untuk mendistribusikan barang di wilayah yang sudah ditentukan. Dan penentuannya biasanya mengikuti wilayah administrasi pemerintah. Biasanya kabupaten/kota. Di luar wilayah yang ditentukan, distributor dilarang untuk beroperasi. Karena di luar wilayah tersebut, sudah ada distributor lain yang beroperasi.

Satu distributor bias mendistribusikan beraneka macam produk. Dan masing-masing produk memiliki benang merah. Misalnya distributor yang khusus menangani produk makanan. Atau khusus menangani produk non makanan. Ada juga distributor yang khusus menangani makanan beku. Dan lain sebagainya.

Outlet

Dari distributor, produk didistribusikan ke outlet yang ada dalam wilayah operasionalnya. Outlet atau dalam bahasa awam disebut juga toko.

Secara garis besar outlet dapat dibagi menjadi 2 chanel. Outlet modern dan outlet tradisional.

Outlet modern umumnya terbagi menjadi hypermarket, supermarket dan mini market. Baik yang beroperasi secara lokal, regional maupun nasional. Outlet modern ada yang langsung menerima kiriman barang dari distributor.

Ada pula grup outlet modern yang memiliki gudang pusat distribusi sendiri. Jadi distributor mengirim barang ke gudang pusat distribusi. Dari situ, grup outlet ini mengirim sendiri barangnya ke toko. Biasanya yang menerapkan ini adalah grup outlet mini market. Pusat distribusi menangani ratusan outlet yang ada di wilayah opeasionalnya.

Selain outlet modern kita mengenal pula outlet tradisional. Yang termasuk outlet tradisional misalnya toko grosir, toko kelontong, warung rombong dan lain sebagainya.

Toko grosir merupakan pelanggan terbesar dari distributor untuk chanel outlet tradisional. Toko grosir selalu membeli dalam jumlah banyak. Dan menjual barang secara partai (grosir). Tidak eceran. Toko grosir yang sudah terkenal biasanya memiliki pelanggan yang luas. Berasal dari berbagai daerah. Walaupun jauh dari tempat toko ini berada.

Pelanggan toko grosir adalah penjual eceran. Penjual  yang menjual langsung ke konsumen. Baik toko maupun warung. Penjual eceran biasanya letaknya ada di sekitar pemukiman. Sehingga konsumen mudah untuk menjangkaunya. Jarang konsumen membeli barang di toko grosir. Karena biasanya toko grosir letaknya agak jauh dari pemukiman.

Penjual eceran merupakan ujung tombak suatu barang sampai ke tangan konsumen. Sebagian besar konsumen membeli barang di penjual eceran. Karena biasanya letaknya dekat dengan tempat konsumen tinggal. Misalnya toko kelontong di komplek. Warung di gang dan sebagainya.

Demikian perjalanan barang konsumsi dari pabrik sampai ke tangan konsumen. Cerita di atas adalah secara garis besar. Banyak hal yang dapat saya ceritakan dari masing-masing perhentian. Yang akan saya ulas dalam tulisan -- tulisan saya selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun