Disrupsi pendidikan akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tak bisa dihentikan. Kita telah mengalamai betapa pendidikan kita terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang sudah mulai membaik saat ini.
 Pandemi Covid-19 telah membuka mata bahwa pendidikan kita tidak siap dengan perkembangan teknologi informasi yang seharusnya bisa mengatasi kesulitan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Banyak guru yang tidak siap dengan tuntutan pemanfaatan teknologi selama pandemi ini berlangsung, sehingga pendidikan anak-anak terbengkelai.Â
Pada hari ini terlaksana sebuah webinar yang bertujuan untuk membuka wawasan dan membekali para guru untuk menguasai cara mengajar di era digital. Webinar yang diselenggarakan oleh Organisasi Penggerak Yayasan Pangudi Luhur mengambil tema Cyber Pedagogi untuk Sekolah Dasar.Â
Profesor Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit menjadi pembicara utama pada kesempatan webinar yang dihadiri oleh  kurang lebih 1000 guru dan kepala sekolah serta pengurus Yayasan Katolik Pulau Sumatra, Jawa dan Sulawesi. Sebanyak 165 sekolah tergabung dalam kegiatan webinar kali ini.Â
Mengawali webinar bertema Cyber Pedagogy, Profesor Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit melemparkan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta tentang apakah pembelajaran itu? Mengapa perlu menggunakan Cyber Pedagogy? Guru seperti apakah yang hebat?Â
Pembelajaran dalam definisi  adalah interaksi antara peserta didik dan pendidik dan sumber belajar dalam lingkungan belajar. Statement ini menunjukkan bahwa pembelajaran pertama-tama adalah adanya interaksi peserta didik dengan pendidik dan lingkungan belajar.Â
Peserta didik dapat belajar dengan siapa saja dan dengan sumber belajar apa saja di lingkungan belajar. Peserta didik dapat belajar dengan siapapun di lingkungannya. Sehingga peran guru hanyalah sebagai fasilitator pembelajaran tersebut.
Cyber pedagogy adalah seni dan teknik mengajar dengan memanfaatkan teknologi digital. Cyber Pedagogy  harus digunakan pada jaman sekarang karena anak anak kita berada dan dididik oleh komunitas yang ada di empat lingkungan  yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingungan masyarakat serta lingkungan cyber atau digital.Â
Pendekatan pendidikan harus laksanakan secara holistik dan tidak bisa bersiap parsial saja. Lingkungan cyber telah menjadi tempat hidup dan berkembangnya anak-anak di era digital ini oleh karena itu semua akan mempengaruhi cara belajar anak-anak.
Oleh karena itu guru-guru di era digital ini tak ada pilihan lain kecuali harus menguasai teknik dan cara mengajar dengan melibatkan teknologi digital. Dengan ini maka guru akan senantiasa dirindukan untuk belajar bersama.
Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit memberikan 10 tips untuk mengajar dengan Cyber pendagogy. Kesepuluh tips tersebut adalah sebagai berikut:
- Tugas guru bukan lagi mengajar tetapi mengajak peserta didik bersama-sama  belajar dengan memanfaatkan teknologi.  Siswa harus dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran dan didorong untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
- Yang lebih banyak berbicara dalam sesi pembelajaran adalah peserta didik bukan gurunya; memanfaatkan ragam fitur diskusi dan interaksi. Peserta didik harus diberikan sarana agar dapat aktif berbicara selama dalam pembelajarn.
- Hindari topik pembelajaran y ang tidak ada hubungannya dengan kehidupan peserta didik, guru guru harus update dengan dunia anak-anak. Ketahui dunia anak-anak dan apa yang menjadi konsentrasi mereka.Â
- Masukkan gamifikasi dalam proses pembelajaran, agar peserta didik senang dan enjoy menikmati aktifitas belajar.
- Kembangkan bahan pembelajaran yang sangat menarik sehingga peserta didik tidak sabar untuk segera membaca dan mempelajarinya.
- Kemas evaluasi pencapaian kompetensi secara menarik, sehingga menjadi aktifitas yang menyenangkan bukan menjadi beban siswa.
- Pendidikan karakter terbaik diberikan dengan memberikan contoh dan pengalaman riil. Bukan dengan menjelaskan konsep atau teori.
- Ada ratusan metoda pembelajaran yang tersedia, pilihlah yang benar benar sesuai dengan situasi dan kondisi berbasi tujuan sesi pembelajaran.
- Rancanglah tugas-tugas inovatif yang menggembirakan dan mengasikan sambil melibatkan orang tua di rumah  dan masyakarat.Â
- Guru guru tidak boleh berhenti belajar. Karena ilmu pedagogi dan teknologi berkembang secara cepat.
Penggunaan cyber pedagogy membutuhkan latihan dan jam terbang. Oleh karena itu diperlukan syarat utama bagi guru adalah memiliki pikiran terbuka dan hati yang terbuka.Â
Selain itu kunci keberhasilannya adalah keberanian untuk melakukan inovasi dan kreasi dalam pembelajaran yang melibatkan teknologi digital. Guru perlu terus melakukan latihan dan ekperimentasi cara-cara mengajar di era digital ini.
Diakhir sesi webinar pembicara memberikan contoh-contoh konkrit bagaimana menulis pertanyaan pemantik bagi anak-anak yang mendorong mereka untuk berpikir dan mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilannya. Misalnya, kepada anak-anak kelas 3 ditanakanÂ
" Menurut adik-adik ada berapakah jenis dinosaurus? Hint: lihatlah gambar-gambar dinosaurus yang ada di internet. Pertanyaan ini akan merangsang peserta didik untuk mencari dan mengeksplore informasi yang tersedia di internet dan hasilnya beragam sesuai dengan perhatian para peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H