PONTIANAK, Kalbar -- Tidak seperti biasanya, komunitas Novisiat Suster-suster Misi Fransiskan Santo Antonius (SMFA) di Jalan Danau Sentarum, Kota Pontianak sibuk menyiapkan tempat pertemuan di aula susteran. Mereka rupanya mengundang Senator Kalimantan Barat Maria Goreti untuk berbicara mengenai Pancasila dalam hidup bernegara dan berbangsa.
"Apa hubungannya Pancasila dengan para suster?" begitu pertanyaan Maria Goreti saat membuka pembicaraan bersama peserta diskusi bersama, membatinkan bersama nilai-nilai Pancasila dalam  praksis hidup sebagai biarawati.
Maria Goreti mengatakan bahwa  para suster sedang menjalani masa kanonik dan pendidikan dasar untuk mencecap citarasa  spiritualitas kongregasi dan kemudian membatinkannya. Di samping itu para suster juga dididik dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, kekayaan spiritual, bahasa sebagai bagian dari kecakapan hidup.
"Saya yakin diantara para suster kelak ketika sampai pada perutusan ada yang berkarya di dunia pendidikan. Maka menjadi penting untuk membekali diri pada pengetahuan bernegara dalam konsep Pancasila," kata Maria Goreti di hadapan para novis.
Menurut Maria Goreti, jika ditelaah lebih mendalam, tidak ada satu sila pun dalam lima sila Pancasila yang bertentangan dengan ajaran iman Katolik seperti yang diimani bersama oleh para suster. Pancasila dan ajaran agama saling mendukung dan mengandaikan satu sama lain.
Maria Goreti adalah anggota MPR RI asal Kalimantan Barat yang menjadi anggota Badan Sosialisasi MPR RI dari Kelompok DPD RI. Sebagai anggota DPD RI atau kerapkali disebut Senator, ia sudah mewakili Kalimantan Barat selama empat periode berturut-turut, yakni periode 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024.
Kini ia memasuki tahun ke-16 mewakili Kalbar di Gedung Parlemen Senayan. Hari itu, ia sengaja melakukan sosialisasi empat pilar MPR RI di kalangan para suster SMFA.
Di hadapan para suster, Maria Goreti berharap para suster yang sedang menjalani masa formasi yang kelak juga akan terjun dalam masyarakat agar senantiasa melengkapi diri, bukan hanya belajar Kitab Suci dan Ajaran Gereja, tetapi juga ilmu-ilmu humaniora, khususnya bagaimana mendampingi anak-anak untuk mulai membatinkan nilai-nilai Pancasila.
Maria Goreti prihatin dengan masih adanya disparitas keadilan sosial di Kalbar. Provinsi ini yang masih memiliki Indeks Kesenjangan Sosial Tinggi diantara 34 provinsi lainnya di Indonesia. Dalam konteks itu, ia sebagai anggota MPR RI kini mengemban amanat untuk memasyarakatkan Pancasila di berbagai daerah di Indonesia.
"Berdasarkan fungsinya, MPR RI terus berupaya memperkokoh dan mewujudkan misinya sebagai Rumah Kebangsaan, pengawal ideologi Pancasila dan kedaulatan rakyat," lanjut Maria Goreti.
Pada akhir pertemuan, Maria Goreti mengajak para suster untuk merawat Pancasila yang berarti merawat bangsa Indonesia, merawat ke-Indonesiaan kita, merawat NKRI secara bersama-sama dan bergotong royong yang ber-bhinneka namun tunggal ika. Tindakan merawat ini harus disosialisasikan antargenerasi secara terus menerus.Â
Salah satu cara merawat adalah dengan berdialog, bertatap muka bersama, berkunjung-silahturahmi membicarakan masa depan negeri ini  dengan terbuka dan dalam suasana cinta kasih dan persaudaraan sejati. Inilah bagian dari seni merawat bangsa dan NKRI.
Pertemuan dengan para suster diharapkan mampu menjadi pelopor dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. (TD/AT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H