Mohon tunggu...
Agustinov Tampubolon
Agustinov Tampubolon Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat di Komunitas Bumi dan Youth Earth Society Medan

Kesejahteraan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenalkan Buku Anak Sejak Dini

8 September 2020   15:55 Diperbarui: 8 September 2020   16:01 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenangan menyenangkan pada masa kanak-kanak memang sulit dilupakan. Bermain di taman, berenang, kuda-kudaan, hingga bermain lumpur hingga semua baju kita kotor adalah hal yang sampai sekarang terekam jelas di otak kita. 

Selain itu, kenangan yang biasanya sulit dilupakan adalah saat kita mendengarkan ibu bercerita tentang kisah yang ada pada buku gambar. Meskipun belum bisa membaca, tetap saja hal tersebut sangat menarik. 

Apalagi kalau yang diceritakan merupakan kisah-kisah seru yang mendunia. Bagi anak-anak yang lebih besar dan sudah bisa membaca ada juga buku-buku yang menjadi favorit mereka. 

Tentu buku ini lebih dewasa isi ceritanya dibanding buku anak-anak yang belum bisa membaca. Bagi para orang tua tentu Anda perlu juga untuk mengetahui buku-buku apa saja yang baik untuk diceritakan atau diberikan kepada anak.

Buku cerita dengan judul legendaris, seperti Putri Salju, Pinokio, hingga yang berasal dari dalam negeri semisal cerita Si Kancil dan para sahabatnya begitu melekat dibenak para penggemar  dongeng dan fabel. Masa-masa bacaan dongeng dibacakan sebelum tidur oleh para orang tua kepada anaknya pernah sangat meluas. Lantas, saat ini buku cerita masikah tetap menghiasi rak-rak buku di kamar setiap anak untuk dibacakan kepada mereka setiap malamnya?

Pusat Informasi Kajian Perbukuan mengatakan bahwa kondisi tersebut masih banyak dengan melihat bahwa buku-buku dengan konten dongeng, fiksi, maupun fantasi selalu memiliki basis penggemar sendiri, sehingga pada setiap eranya buku-buku bertemakan dongeng tak akan lekang oleh apapun. 

Buku anak tidak akan pernah kehilangan pembacanya, hal itu terindikasi dari sejumlah penerbit yang setia mengikuti perkembangan zaman dari kecenderungan dan kegemaran anak. Bahkan generasi anak masa kini yang sudah dekat dengan dunia teknoliogi terus diikuti oleh para penerbit. Tak heran, para penerbit mulai masuk pada penganekaragaman produk dengan pilihan digital.

Buku anak-anak adalah genre sastra yang ditulis dan diterbitkan untuk anak-anak. Walaupun demikian bacaan anak bisa saja disukai serta dibaca remaja dan orang dewasa. Menurut definisi Asosiasi Perpustakaan Amerika, buku anak adalah buku yang sesuai dengan tingkat kemampuan membaca dan minat anak-anak dari kelompok umur tertentu atau tingkat pendidikan, mulai pra sekolah hingga sekolah dasar. 

Buku anak ditulis secara khusus ditulis dan diberi ilustrasi untuk anak hingga berusia 12-13 tahun. termasuk untuk kategori ini adalah buku nonfiksi dan novel untuk remaja, buku karton tebal, buku lagu anak, buku mengenal alphabet, buku berhitung, buku bergambar untuk belajar membaca, dan buku cerita bergambar.

Nancy Anderson mengelompokkan bacaan anak menjadi enam kategori diantaranya buku bergambar pra sekolah (pengenalan seperti huruf,angka,warna dan sebagainya), sastra tradisional (mitos,dongeng,cerita rakyat, legenda dan sajak), fiksi (fantasi, fiksi modern, dan fiksi sejarah), biografi dan auto biografi, ilmu pengetahuan, puisi dan syair.

 Bacaan anak umumnya ditulis dengan kalimat yang singkat, serta pilihan dengan kosa kata dan tata bahasa yang lebih sederhana dibandingkan dengan sastra dewasa. Selain dibaca di dalam hati, teks dimaksudkan agar bisa dibaca keras-keras oleh anak. 

Buku juga dibaca keras-keras oleh orang dewasa untuk anak yang belum bisa membaca. Ilustrasi sangat penting dalam bacaan anak dan merupakan kesatuan dengan cerita. 

Anak yang belum bisa membaca terutama sangat memperhatikan gambar-gambar dalam buku. Selain itu, bacaan anak-anak bisa hanya berisi gambar dan tanpa kata-kata. 

Jumlah ilustrasi dalam buku anak-anak biasanya lebih banyak dibandingkan ilustrasi buku sastra dewasa. Semakin muda target pembaca maka semakin banyak pula ilustrasi yang diberikan.  

Kejayaan Buku Anak di Indonesia

Ikatan Penerbit Indonesia melansir data penjualan buku anak selama tahun 2012 dan 2013 menunjukkan angka yang cukup membagakan dengan menduduki tempat tertinggi di antara jenis buku lainnya. Buku anak menjadi buku terlaris meski buku-buku itu hampir tidak pernah terpajang di rak khusus buku terlaris di bagian depan toko buku. Pada 2012 buku anak terjual hingga 10,97 juta eksemplar dengan hamper 7000 judul, dan pada tahun 2013 turun sedikit sampai 10,95 juta eksemplar dengan 4700 judul. Angka ini jauh melampaui jenis buku lainnya, misalnya buku religi, yang terejual 3,7 eksemplar dan meduduki peringkat kedua, sastra atau fiksi 3,6 juta eksemplar, buku sekolah 3,5 juta eksemplar dan buku lainnya di bawah 2 juta eksemplar. Padahal pada tahun 1990 sampai dengan awal 2000, buku religi masih menempati ranking pertama. Ledakan pembelian buku anak kurun waktu tahun 2012 sampai dengan 2013 terjadi seiring tumbuhnya kelas menengah baru yang memberi perhatian pada pendidikan anak dan kebiasaan membaca anak.

Pada kurun waktu yang cukup lama hingga tahun 2000an dunia buku anak di Indonesia menghadirkan pengarang yang diakui secara internasional. Murti Bunanta menjadi sosok yang dikenal sebagai pengarang buku anak-anak yang karya-karyanya mendapat penghargaan internasional di luar negeri, juga menjadi pengarang buku anak-anak Indonesia pertama yang karyanya diterbitkan di Amerika. Buku pertamanya yang terkenal dengan judul Si Bungsu Katak (1998) yang disajikan dalam dua bahasa yaitu Indonesia dan Inggris, yang mendapatkan penghargaan internasional dari Polandia. Sosok kedua adalah Suyadi atau Pak Raden yang dikenal sebagai pendongen cerita anak-anak di Indonesia. Lulusan ITB jurussan seni rupa ini pernah belajar animasi film kartun di Paris. Di pentas buku anak di Indonesia Pak Raden aktif dalam membuat ilustrasi buku anak-anak, melukis, dan membuat film kartun dan film boneka untuk televisi. Dari generasi muda kita mengenal sosok Christiawan Lie sebagai komikus muda Indonesia, lulusan arsitektur ITB ini mampu unjuk gigi di ajang Sandiego Comic tahun 2006.

Maanfaat Buku Anak

Membacakan buku cerita untuk anak-anak bukan tidak ada manfaatnya. Justru ada banyak kelebihan yang bisa dipahami anak ketika mendengarkan cerita yang disampaikan oleh orang dewasa khusunya orang tua. Kebiasaan membacakan cerita oleh orang dewasa untuk anak-anak harus menjadi sebuah kebiasaan.bagi anak-anak kecil yang masih belajar berbahasa, mendengarkan menjadi media penting untuk meniru kosa kata. Di samping belajar berbahasa ada hal yang lebih penting lagi yang dapat dipelajari anak-anak, yaitu memahami karakter. Buku bacaan akan menyuguhkan pelbagai karakter dengan bemacam-macam. Dengan berdampingan bersama orang dewasa anak akan lebih mudah memahami isu tentang kemanusiaan yang sudah diserap tapi terlalu berat untuk dipahami. Meluangakan waktu untuk membaca dengan anak-anak tidak hanya akan membantu kemampuan membaca, pemahamandan kosa kata untuk anak-anak. Tapi juga memperkuat IQ emosional mereka. Dengan cerita, anak akan belajar jika tidak ada kesempurnaan dalam hidup tapi mereka dapat berbuat lebih baik.  

Selain mengasah kemampuan berbicara, mengasah keterampilan emosional, dan keterampilan sosial, manfaat membaca buku anak pada anak-anak yang telah dapat membaca akan meningkatkan prestasinya di bidang akademik. Jika si anak rajin membaca maka hal ini berguna untuk meningkatkan prestasinya di sekolah, karena membiasakan dirinya membaca sejak dini, akan berdampak pada tingkat minat bacanya pada usia lanjut sehingga membantunya untuk memperoleh banyak pengetahuan dari buku-buku yang dibacanya.

Penutup

Buku anak akan tetap mendapat tempat sebagai bahan bacaan, dengan karakteristiknya yang kaya akan ilustrasi, gambar, dan warna. Buku   anak  tentunya juga harus mendapat perhatian sebagi bahan dalam menstimulus tingkat minat baca anak. Membiasakan anak membaca sejak usia dini merupakan cara terbaik untuk menumbuhkan dan memelihara minat bacanya kelak, untuk itu mari mengajak anak membaca sejak dini.

Agustinov Tampubolon,SE

                                                                                              Pegiat  Youth Earth Society Medan

                                                                                            Alumni FEB Universitas Sumatera Utara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun