Mohon tunggu...
Agustino Pratama
Agustino Pratama Mohon Tunggu... Jurnalis - Desainer Grafis dan Bangunan, Konten Kreator, serta Penulis Amatir yang mood nya naik turun

"Siapa tak kenal binatang jalang, lihat diri sendiri penasaranmu hilang. Jangan menangis, diatas masih ada bintang." Seburuk apapun kita, kita selalu mempunyai kesempatan untuk memulai perubahan. Jangan pernah ragu untuk melangkah. Berpegang teguh pada satu prinsip, "Bukan menjadi orang lain untuk menjadi yang terbaik, jadilah diri sendiri yang pasti bisa menjadi seseorang yang lebih baik." - Agustino Pratama -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Analogi Korek Api #Bagian 2

31 Desember 2011   01:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:33 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sobat,,, Pernahkah kalian dinasehati oleh seseorang? Dan bagaimana pandangan kalian tentang orang yang menasehati kalian?

Sebuah tanda tanya besar bukan, jika orang yang menasehati kita ternyata tidak bisa menerapkan apa yang dia nasehati? Pastinya kita akan berfikir, “Kamu sendiri tak bisa menerapkan apa yang kamu nasehati, tapi kamu sok menasehati saya.” Apakah kalian pernah berfikiran seperti itu?

Di postingan kali ini, ada satu hal menarik dari korek api yang ingin saya sampaikan.

Saya mempunyai satu bungkus korek api,  dalam bungkus korek api tersebut, terdapat banyak batang korek api, sudah pasti.

Karena korek api itu milik saya, maka saya berhak memberikan tiap batangnya kepada siapapun ataupun memakainya untuk diri saya sendiri.

Suatu ketika, saya memberikan beberapa batang, misalkan 3 batang korek api pada teman saya. Kemudian memberikan beberapa batang lagi pada teman saya yang lain. Namun saya hanya memberi mereka batang korek api, tidak dengan bungkusnya.

Dengan tiga batang korek api tersebut, tanpa bungkusnya, apakah teman-teman saya tersebut bisa menyalakan korek api yang saya berikan? Sudah pasti, tanpa bungkus korek api mereka tak bisa menyalakan korek api itu.

Lalu, teman saya itu memberikan satu dari beberapa korek api yang saya berikan, untuk temannya. Dan sudah pasti, temannya pun tak akan bisa menyalakan korek api itu sampai suatu saat dia menemukan bungkus korek api.

Suatu saat, ketika mereka menemukan bungkus korek api, mungkin mereka akan menyalakannya atau mungkin tetap menyimpannya. Itu adalah pilihan mereka sendiri.

Apa yang saya sampaikan di atas hanya sebuah perumpamaan, pada intinya yang ingin saya sampaikan adalah tentang pengalaman.

Saya pernah mempunyai masalah, dan saya pernah menemukan cara untuk memecahkan masalah tersebut. Kemudian saya berbagi pengalaman kepada teman saya, Saya hanya berharap suatu saat ketika teman saya tersebut mempunyai masalah yang sama seperti yang pernah saya alami, dia bisa menyelesaikan masalahnya dengan nasehat atau pengalaman yang pernah saya sampaikan.

Ada kemungkinan, teman saya itu pun akan menyampaikan pengalaman saya kepada temannya yang lain.

Dalam keadaan ini teman saya mungkin belum pernah mengalami masalah yang sama seperti saya, namun dia bisa memberi nasehat pada temannya yang lain yang mempunyai masalah seperti saya.

Tau kah sobat, sebenarnya ini adalah proses belajar. Kita tak hanya belajar dari pengalaman yang kita rasakan, namun kitapun bisa belajar dari pengalaman orang lain. Bisa kita lihat, apakah ilmu yang disampaikan guru kita adalah ilmu yang mereka temukan sendiri? Sudah pasti, guru kita pun mempelajari ilmu mereka dari orang lain, guru mereka.

Bukan sebuah keburukan jika kita menerima nasehat dari orang yang tak bisa, atau belum bisa, menerapkan apa yang ia nasehatkan. Selama nasehat yang ia berikan positif untuk kita, dan bisa membuat kita merenung dan memikirkan nasehat darinya.

Nabi Besar Muhammad SAW sendiri pernah berkata kepada salah seorang sahabat dalam sebuah hadits. “Jangan melihat siapa yang mengatakan, namun lihatlah apa yang dia katakan.”

Sekali lagi, Korek api telah memberikan pelajaran yang begitu berharga untuk kita. Sebuah pelajaran untuk menghargai apa yang dinasehatkan orang lain pada kita.

Copy Right : Agustino Pratama

Site : http://agustinopratama.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun