4. Penyebaran Informasi Tidak Akurat
Di era digital, informasi menyebar dengan cepat dan dapat memiliki dampak besar pada pandangan masyarakat. Namun, ada risiko penyebaran informasi yang tidak akurat tentang isu-isu gender, yang dapat memperkuat kesalahpahaman dan menciptakan ketidakadilan.
Upaya Perbaikan: Mendorong literasi media dan digital yang lebih tinggi di kalangan masyarakat untuk membantu individu memahami dan menilai informasi dengan kritis sebelum membagikannya. Media massa dan platform media sosial juga bertanggung jawab untuk memverifikasi dan membagikan informasi yang akurat tentang isu-isu gender.
5. Algoritma dan Bias Tak Sadar
Algoritma yang digunakan oleh platform media sosial dan mesin pencari dapat membentuk dan mempengaruhi apa yang kita lihat dan konsumsi. Namun, algoritma ini dapat memiliki bias tak sadar yang memperkuat stereotip gender dan menunjukkan konten yang lebih sesuai dengan preferensi mayoritas daripada mencerminkan keberagaman dan kompleksitas pandangan gender.
Upaya Perbaikan: Bias tak sadar terjadi ketika algoritma menggunakan data atau model yang mengandung pandangan atau preferensi tidak sehat, yang dapat mempengaruhi keputusan atau rekomendasi yang dibuat oleh sistem. Ini dapat menyebabkan pengabaian atau diskriminasi terhadap kelompok tertentu, termasuk isu-isu gender. Jadi awalnya dengan melakukan peninjauan data, hal ini mencakup memahami sumber data, memeriksa kualitas, dan juga mengidentifikasi bias muncul. Yang kedua dengan melakukan uji coba dan evaluasi, mengidentifikasi apakah algoritma berkinerja dengan baik dan apakah ada tanda-tanda bias tak sadar yang muncul dari waktu ke waktu. Dan yang terakhir juga memberikan pemantauan dan merespons masukan dari pengguna.
Tantangan isu gender dalam media massa di era terbaru menuntut perubahan dan komitmen dari berbagai pihak. Upaya untuk mengatasi perluasan dan diversifikasi konten, mengatasi pelecehan online, menghindari diskriminasi dalam teknologi, dan memerangi penyebaran informasi tidak akurat menjadi langkah kunci untuk mencapai representasi yang inklusif dan kesetaraan gender di media massa. Dengan kolaborasi dan kesadaran yang lebih tinggi, media massa dapat berperan aktif dalam membentuk masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan gender.
Penulis : Agustin Mega.Â
Status  : Mahasiswa UNSIA (Universitas Siber Asia) Jurusan Komunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H