November lalu saya berkunjung ke kawah putih, Ciwidey Bandung. Jika memakai angkutan kota dari terminal Soreang kabupaten Bandung kita bisa melanjutkan nya dengan menaiki angkot yang tujuan Ciwidey, menggunakan rute Soreang-ciwidey dengan tarif 10.000 rupiah. Umumnya angkot ke arah sana memiliki ukuran yang lebih besar dari angkot biasanya dan sebagian besar mobil nya bercat putih. Waktu yang diperlukan sekitar satu jam lebih menyusuri jalanan yang sebagian masih dipenuhi pepohonan hijau menuju terminal Ciwidey.
Dari terminal Ciwidey yang lokasinya berdampingan dengan pasar ciwidey kita bisa langsung menaiki angkot berwarna kuning. Saat itu saya beberapa kali menaiki angkot dengan rute Ciwidey - Patenggang bersama ibuk-ibuk yang pulang belanja dari pasar. Pemandangan yang sama dengan cuaca yang sejuk bisa kita rasakan saat menuju puncak. Petani-petani sayuran dan stroberi nampak sedang merawat tanaman mereka. Saat itu saya beberapa kali kesana pada pagi hari. Sehingga sekitar jam sembilan saya sudah ada di puncak. Pohon-pohon tua memenuhi pemandangan menuju puncak. Beberapa wahana lama untuk rekreasi juga masih bisa kita lihat menghiasi pemandangan menuju puncak. Beberapa wahana baru juga nampak sedang dibuka. Meski begitu tak membuat saya mengalihkan tujuan saya untuk mengunjungi kawah putih. Tarif angkot menuju kawah putih yakni 10.000 rupiah atau anda bisa menambahkan lebih.Â
Saat itu saya turun tepat di depan gerbang menuju kawah putih. Depan wahana rekreasi Emte high land resort. Dari sana kita lanjut menaiki angkot berwarna merah yang menuju ke kawah dengan tarif 27.000 rupiah untuk transport ontang anting dan 27.000 rupiah untuk harga tiket masuk WNI per orang. Sebenarnya rencana menuju kawah putih saya putuskan berapa hari sebelumnya tapi karena memerlukan bukti vaksin saya tidak diperbolehkan untuk masuk. Jadi saya di vaksin dulu dan baru bisa kembali beberapa hari kemudian.
Angkot menuju puncak kawah putih memiliki bentuk yang berbeda dengan angkot pada umumnya. Ada tiga kursi panjang yang bisa kita duduki. Dengan masing-masing kursi bisa memuat tiga orang. Saat itu saya menuju kepuncak dengan kursi yang penuh tepatnya ada enam orang pengunjung kawah putih dengan satu sopir di depan. Jika anda membawa kendaraan pribadi anda punya pilihan untuk membawa kendaraan pribadi itu keatas atau di parkir di depan tempat pembelian tiket masuk menuju kawah putih. Tentu area parkir nya cukup luas dan dapat memuat beberapa bus besar. Jika anda memutuskan untuk mengisi perut anda dulu anda bisa makan di warung makan cuaca di atas cukup dingin dan bisa tiba-tiba hujan dengan tiupan angin yang cukup kencang. Saya sarankan untuk anda yang berasal dari tempat jauh makan dulu di warung sekitar tempat parkir sebelum anda melanjutkan perjalanan menuju keatas. Ada banyak pilihan makanan yang bisa anda beli dari mulai gorengan dengan lepet, baso hingga nasi dan lauk nya.
Atau jika anda datang saat adzan berkumandang anda bisa mengambil air wudlu di depan atau untuk sekedar melaksanakan salat dluha. Airnya sangat dingin dan segar jika anda minum. Dengan toilet yang terbuat dari bambu dan kayu yang nampak unik dan air jernih pegunungan yang terus mengalir. Anda bisa melaksanakan salat di samping musola yang berada di samping toilet.
Perjalanan menuju puncak kawah putih memakan waktu cukup lama. Jarak dari bawah menuju ke atas sekitar 30 km. Saya itu saya lihat ada beberapa pohon tua yang tumbang. Saat perjalanan kembali saya juga melihat pohon-pohon tinggi dengan kulit yang terkelupas hingga terlihat tidak jauh beda dengan tiang listrik. Selain itu saya juga melihat pohon berdahan pendek dengan bunga aneh yang indah. Sementara dipuncak kawah putih anda bisa melihat banyak pohon yang sama yang tumbuh dan mendominasi lembah kawah putih.
Angkot yang kita tumpangi berhenti di terminal puncak kawah putih. Jika anda membawa mobil anda bisa memarkirkan mobil anda di area parkir depan terminal. Selain itu di puncak kawah putih disediakan juga fasilitas penunjang lainnya seperti toilet, tempat wudlu, masjid Al-Hidayah. Dan tempat semacam gazebo untuk sekedar duduk- duduk santai berbincang bersama keluarga dekat anda. Anda bisa parkir di bagian belakang bangunan milik perhutani, jika cuaca sedang hujan anda bisa memanfaatkan jasa tukang payung yang akan mendekati mobil anda. Dan menawarkan jasa untuk memayungi anda.Â
Jika anda berasal dari luar negri atau dari luar kabupaten Bandung anda dan memilih untuk tidak memanfaatkan angkutan umum anda bisa memanfaatkan jasa sewa kendaraan roda empat untuk berkunjung ke kawah putih. Selain puncak kawah putih ada juga area bermain dari kayu yang terletak di samping masjid al-hidayah yang saat itu tidak digunakan terka saya karena cuaca yang buruk dan Saya tidak sempat bertanya ke petugasnya di karenakan saat itu cuaca hujan dan tiupan angin yang cukup kencang. Semeliwir dingin sekali. Saya sarankan jika anda datang di bulan november untuk memakai costum yang tebal. Di samping terminal kita bisa melihat papan petunjuk arah mengenai fasilitas yang ada. Anda dapat berjalan memutar atau langsung menuju tangga kecil dan memasuki kawasan puncak kawah putih. Di sana Anda dapat berpoto dulu dengan karakter yang di bawakan oleh seorang artis berkostum boneka. Berjalan ke arah kiri Anda dapat menemukan patung domba dan cerita legenda semacam mitos mengenai kawah putih yang masih saya pikir belum nyambung dengan keberadaan kawah putih. Juga goa Jepang yang akan anda temui di samping Lembah kawah putih. Suara petugas yang saya dengar juga masih belum menceritakan mengenai obyek kawah putih.
Jika anda tidak membawa kostum yang hangat sepertinya ada semacam kios juga yang menjual atau menyewa kan. Selain nampak jaket tebal ada juga makanan dan serbuk belerang yang di jajakan. Beberapa pedagang mendekati saya dan menawarkan serbuk belerang. Sebelum menuruni tangga menuju kawah putih kita dapat berjalan-jalan dulu menuju area bermain di samping tangga. Saat itu beberapa tangga yang terbuat dari kayu nampak rusak dan perlu di perbaiki jadi saya tidak berjalan-jalan menyusuri tangga bagian atas hanya ke tempat santai dari kayu yang berada di bawah nya. Dari sana saya dapat melihat pemandangan kawah putih dari atas.
Berjalan menuju tangga ada baiknya anda membaca mengenai pengetahuan seputar pohon yang tumbuh di sekitar tempat tersebut, nama pohonnya dan khasiat-khasiat nya. Menuju kebagian bawah anda pun akan di kerubuti oleh para potograper yang menawarkan jasa Poto saat anda berada di kawah putih juga papan peringatan mengenai tidak boleh lebih dari 15 menit baiknya jika anda berada di kawasan lembah putih yang di penuhi belerang tersebut. Saat itu meski cuaca kurang baik tidak mengurangi minat pengunjung untuk memasuki kawasan kawah putih dan tidak mengurangi minat wisatawan untuk mengunjungi kawasan tersebut. Jumlah wisatawan di puncak lembah kawah putih lebih banyak dibanding jumlah wisatawan yang berada di bagian bawah kawah putih. Nampaknya wisatawan yang membawa kendaraan dan memarkirkan mobilnya di atas juga lebih banyak di banding wisatawan yang datang dengan angkutan umum. Saat saya sejenak duduk-duduk di depan terminal menunggu kedatangan angkot sambil menikmati jajan gorengan dan mi gelas saya menyaksikan banyak kendaraan roda empat yang turun naik keatas. Durasi kunjungan mereka nampaknya lebih pendek dari saya mereka pun nampak terburu-buru jika dibanding saya dan beberapa rekan naik angkot yang duduk di depan terminal. Meski demikian sepertinya yang  naik angkot bersama saya sebelumnya sudah lebih dulu meninggalkan kawasan kawah putih.
Di kawah putih tercium bau belerang yang cukup menyengat. Air yang bercampur belerang membuatnya berwarna putih dan samar-samar kehijauan. Saat itu tangga menuju tengah kawah putih sedang di perbaiki oleh seorang tukang jadi saya tidak berpoto di atas papan-papan terapung itu. Nampaknya beliau di tempat itu lebih dari 15 menit tak ada yang menggantikan. Karena sejak saya datang hingga saya pulang beliau masih di sana sibuk memperbaiki wahana tersebut. Selain mengambil video deburan ombak kawah putih yang membuat saya sejenak takjub entah dari mana datangnya angin yang membentuk gelombangnya karena di samping-sampingnya saya lihat bukit-bukit. Saya juga mengambil foto Selvie sendiri di depan kawah putih dan mengambil beberapa Poto pemandangan di sekitar kawah putih. Tukang yang sedang memperbaiki wahana itupun menjadi objek jepretan saya dan bukit di atasnya juga nampak indah. Sekilas tebing-tebingnya seperti membawa saya berada di negeri lain.
Tak ada rakit begituh ya menuju ke sisi-sisi sekitar tebing karena saya ingin tahu sekali kenapa air nya tidak tenang dan gelombangnya bersuara. Sambil memperhatikan papan pendek yang terpasang di sekitar lembah yang memperingatkan saya untuk tidak berjalan-jalan melewati batas -batas area tertentu saya berkeliling di sekitar lembah dan menemukan tunggul-tunggul pohon yang terbakar dengan pucuk-pucuk daun baru yang bermunculan. Di sebelah kiri lembah putih saya menemukan sebuah saung kecil untuk sekedar duduk santai dan membuat perapian. Di atasnya ada wahana bermain yang sepertinya saat itu perlu di perbaiki. Saat itu saya juga mencoba daun, bunga dan buah dari pohon yang ada di sekitar lembah yang katanya berkhasiat bagus untuk kulit Rasanya asam dan agak kecut.
Di bagian kanan lembah kita bisa menemukan goa Jepang. Sayangnya saat itu sedang di perbaiki. Padahal saya ingin sekali masuk kedalamnya. Karena cuaca buruk saya belum sempat menjelajahi sunan ibu di sana pun terdapat gambar yang menunjukan masih ada tempat rekreasi menarik lainnya yang berada di sekitar lembah kawah putih. Setelah melihat tanaman-tanaman yang baru saya lihat, tanaman buah yang sepertinya kesukaan burung tapi saat itu saya tidak lihat ada burung di sana. Bahkan hewan Serangga yang biasanya masih mendominasi kalau di gunung pada umumnya begitu saat langit menuju malam, saya dulu suka dengar suara jangkrik atau tongeret meramaikan jika melewati jalan yang sisi-sisinya masih di penuhi pohon-pohon. Entah jika di sekitar lembah kawah putih ada suara hewan unik apa yang terdengar atau suasana malam barangkali lebih ramai dari pada saat siang hari seperti di tempat-tempat kamping zaman sekarang.
Setelah menghabiskan waktu mengelilingi sekitar tempat itu saya kembali ke bawah bersama sepasang remaja yang duduk di belakang saya dan dua orang wanita berkulit putih yang saya bayangkan berasal dari luar Indonesia yang fasih berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memang gampang katanya jika di banding bahasa Melayu. Sementara saya duduk di kursi tengah sendiri. Semoga nanti bisa kembali ke kawah putih lagi lain kali bersama pasangan. Si bapak sopirnya nyuruh saya duduk bertiga di belakang. Apa an gak ngerti jadi kambing congean dan belekan nya mereka gituh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H