Mohon tunggu...
wulanindri
wulanindri Mohon Tunggu... Administrasi - agustin

Pengangguran bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta yang Hangat

16 Maret 2016   13:26 Diperbarui: 16 Maret 2016   14:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tidak begitu ingat sebelum dan setelahnya. Tapi saat itu minggu  pagi, cuaca cerah sinar matahari yang hangat. Aku sedang berlari di lapangan  belakang sekolah. Saat itu kau nampak dengan temanmu dan kau menatapku dari kejauhan, saat itu kau terus saja menatapku. Topi hitam, jaket hitam. Dan kau  terlihat biasa saja. Aku rasa itu bukan pertama kalinya kita bertemu, aku ingin  bertanya padamu tentang hal itu. Tapi yang jelas saat itulah aku mulai  menyadari keberadaanmu. Kau terus memandangiku dan tersenyum. Saat itulah aku  mulai menyadari keberadaanmu, kau nampak tersenyum padaku dari kejauhan tapi  aku tidak membalas senyumanmu. Namun aku mengingat kejadian itu. Untuk pertama  kalinya aku mulai menyadari dirimu.

Seringkali kita  bertemu dan sebelumnya aku tidak menganggapmu sebagai pria. Aku memperlakukanmu  sama seperti yang lainnya. Tapi kemudian aku mendengar sesuatu dari temanku,  cerita yang membuatku menyadari perasaanmu. Kau mencoba memperlihatkannya,  selama ini kau mencoba memperlihatkannya, dan sejak saat itu aku mulai  memandangmu dengan cara yang berbeda. Kau terlihat tampan, kau nampak lebih  muda padahal usiamu lebih tua dariku, kau di sukai banyak wanita, kau disukai  banyak orang. Sepertinya aku mulai tertarik padamu, kau mulai mengisi pikiranku  dan aku mulai memandangmu dengan cara yang berbeda.

Mendapatimu menaruh  hati padaku membuat duniaku benar-benar berbeda dari sebelumnya. Bercahaya,  matahari pagi yang hangat, udara yang menyegarkan, merasakan energi yang lebih  besar dari biasanya, waktu yang ramah, hari-hari yang tersenyum, beberapa hal  sulit terasa mudah ku pecahkan, dan hal-hal menyebalkan terasa tak mengganggu.  Kenangan itu tersimpan baik dan masih menyemangatiku hingga saat ini.  Terimakasih orang sepertimu sudah menaruh hati padaku, perasaan itu sungguh  membuatku nyaman. Kebaikan terindah yang pernah di berikan seseorang padaku.  Orang sepertimu menyukai orang sepertiku. Kau tahu ini menakjubkan.

Aku memang payah  dalam hal cinta. Sahabatku mengatakan aku plinplan tentang ini. Berkali-kali  bertanya pada diri sendiri, apakah aku menyukaimu? Mungkinkah aku menyukaimu?  Apakah aku mulai menyukaimu? Aku tidak mengerti dengan diriku sendiri, aku  tidak paham perasaan yang kadang membuatku tersenyum tanpa alasan. Apa yang  salah dan aku merasa asing dengan diriku. Aku seperti membuat jarak dan kau  malah mengikutiku melakukan hal yang sama. Sekagum itukah kau padaku. Padahal  aku amat payah tentang ini. Aku kebingungan, aku ragu dan sulit menjawab. Aku  rasa jika ada tesnya nilaiku nol besar untuk ini. Berkali-kali aku bertanya  apakah aku menyukaimu? Ya, aku rasa, aku sangat menyukaimu. Tapi saat itu aku  tidak tahu cara mengungkapkannya.

Saat itu hari yang  berat, hari-hariku selalu berat. Tapi itu terakhir kalinya aku disana. aku rasa  kita tidak akan bertemu untuk waktu yang cukup lama. Entah apa yang merasukiku  saat itu, hingga aku berani mengatakan aku menyukaimu, untuk pertama kalinya  aku melangkah padamu dan aku mengakui perasaanku. Tanpa berpikir panjang aku  melakukannya, aku tidak memikirkan apa yang mungkin terjadi setelah  mengatakannya aku hanya merasa kita tidak akan bertemu untuk waktu yang cukup  lama, aku tidak bisa melihatmu dalam waktu yang cukup lama, aku akan  merindukanmu dalam waktu yang cukup lama, belum tentu aku menemukan orang yang  akan menyukaiku sepertimu dan belum tentu aku akan menyukai orang itu. Aku  melangkah padamu dan mengatakan aku menyukaimu.

Aku sudah lama tidak  bertemu denganmu, melupakanmu adalah hal tersulit bagiku, dan aku tidak pernah  berhasil melakukannya, bahkan beberapa tahun belakangan ini aku mencoba mencari  tahu keberadaanmu, aku sungguh-sungguh ingin tahu keberadaanmu, dan kurasa aku  menemukan kita berada dalam kondisi yang tidak begitu jauh berbeda. Kita berdua  sedang berusaha mencapai sesuatu, kau mungkin belum berpikir untuk hadir di  hadapanku, begitupun diriku aku tidak mau mengganggumu. Aku harap kau hidup  dengan baik dan bahagia. Aku harap kita hidup dengan baik dan bahagia. Jujur  saja belum ada yang bisa menggantikanmu, cinta yang begitu hangat. Aku harap  kita hidup dengan baik dan bahagia.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun