Mohon tunggu...
Agustine Dwi Kurniawati
Agustine Dwi Kurniawati Mohon Tunggu... -

a college student who is majoring in mathematics education

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Olimpisme dalam Kehidupan Masyarakat Global

29 Oktober 2013   19:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:52 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1383050324867073894

Tanggal 19 Oktober 2013 adalah pertemuan ke-6 mata kuliah olimpisme. Saya tidak dapat menghadiri perkuliahan kali ini dikarenakan saya menjadi panitia dan pengawas untuk Olimpiade Matematika SMP di acara Pelangi XX yang tiap tahunnya diselenggarakan oleh BEMJ Matematika UNJ.

Di awal slide ditampilkan sebuah foto yang dapat menjadi bahan renungan kita.

3 anak SD tersebut berjuang untuk pergi ke sekolah meskipun medan yang harus mereka lalui untuk ke sekolah sangat berbahaya. Hanya tali yang menjadi jembatan mereka untuk ke sekolah. Saya tidak tahu sedalam apa sungai yang berada di bawah jembatan tersebut. Dalam ataupun tidak, jika seseorang jatuh, pastinya itu sangat berbahaya. Akan tetapi, anak tersebut tidak peduli karena memiliki semangat yang luar biasa untuk bersekolah. Mereka yakin mereka mampu dapat melewati segala rintangan yang mereka hadapi. Oleh karena itu, banyak pesan yang dapat kita ambil berdasarkan foto ini. Salah satunya adalah semangat belajar. Mereka saja memiliki semangat yang besar untuk bersekolah meskipun melewati rintangan yang berbahaya, kita juga harus memilki semangat yang besar untuk belajar dan memerangi rintangannya yang biasanya hanya sekedar “rasa malas”. Ayo semangat mempelajari olimpisme juga!

Pertemuan ke-6 ini membahas NILAI-NILAI OLIMPISME DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GLOBAL. Jika kita mendengar masyarakat global, akan muncul dalam benak kita kata “globalisasi”. Globalisasi berkaitan dengan masyarakat global karena globalisasi memberikan pengaruh terhadap masyarakat global saat ini. Apa sebenernya globalisasi itu? Globalisasi adalah kondisi dan situasi dimana terjadi proses perubahan di berbagai sektor yang berlangsung begitu cepat dan mendunia (standar global). Sektor tersebut seperti politik, pendidikan, sosial, budaya, gaya hidup, ekonomi, dan lain-lain. Globalisasi ini didorong dan dipercepat oleh adanya keterbukaan informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada era globalisasi, setiap orang dituntut memilki kualitas, baik dalam kepribadian maupun kecerdasan. Kecerdasan atau daya pikir (kecerdasan, kreativitas, inovatif) memiliki peran penting dalam kesuksesan seseorang. Hal ini didasari atas globalisasi yang mengakibatkan meningkatnya tuntutan standar kompetensi yang harus dimiliki setiap orang.

Globalisasi memiliki indikator, hal-hal yang mencirikan suatu keadaan terjadinya globalisasi, yaitu:

  • Perkembangan IPTEK yang begitu cepat
  • Keterbukaan informasi (melalui multimedia dan internet)
  • Persaingan atau kompetensi di berbagai sektor usaha
  • Pergeseran kultur atau budaya, politik secara global
  • Standarisasi kualitas secara global atau internasional

Dari indikator globalisasi tersebut, globalisasi memiliki akibat, yaitu:

  • Modernisasi vs kesiapan mental masyarakat
  • Negara “kuat” = yang menguasai teknologi dan informasi
  • Kesenjangan ekonomi dan sosial yang makin lebar
  • Adopsi kultur yang berdampak positif dan negatif
  • Tuntutan terhadap tuntutan kompetensi pendidikan
  • Ketergantungan masyarakat terhadap teknologi

Akibat dari globalisasi pun juga terjadi di Indonesia, yaitu

  • Pergeseran orientasi pada negara-negara barat
  • Cenderung menjadi negara konsumen (objek pasar) industri dan perdagangan
  • Ketergantungan terhadap negara lain yang sangat tinggi terutama dalam pengelolaan sumber daya alam
  • Kekalahan dalam persaingan global
  • Informasi mudah didapat dan sangat transparan
  • Peluang untuk belajar dan meningkatkan kompetensi sangat terbuka luas
  • Kesadaran terhadap pentingnya profesionalisme makin meningkat terutama pada kalangan generasi muda
  • Kreativitas dan inovasi meningkat karena adanya teknologi informasi serta keterbukaan
  • Masyarakat makin kritis

Melihat akibat yang ditimbulkan oleh globalisasi, masyarakat Indonesia perlu membentengi diri agar tidak terpengaruh dari dampak negatif globalisasi. Kondisi-kondisi penyeimbang yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah:

  • Kecintaan terhadap budaya nasional masih terasa di lingkungan masyarakat dan generasi muda.
  • Nilai-nilai spiritual masih sangat berpengaruh di seluruh lapisan masyarakat, sehingga merupakan fungsi kendali kehidupan sosial masyarakat.
  • Masih bertahannya budaya positif: kebudayaan masyarakat, family culture, sifat gotong royong, dan hormat pada orang yang lebih tua.

Oleh karena itu, setiap tantangan globalisasi yang ada, masyarakat Indonesia harus mampu menciptakan kondisi penyeimbang agar mampu bertahan dalam arus globalisasi tetapi tetap dibentengi oleh nilai-nilai budaya Indonesia atau dengan kata lain terhindar dari dampak negatif globalisasi.

Berbicara tantangan globalisasi dan kondisi penyeimbangnya, masyarakat membutuhkan sebuah alternatif nilai-nilai positif untuk membangkitkan semangat prestatif dan selalu menjaga keharmonisan dalam kehidupan era global. Alternatif solusi jawaban tersebut adalah NILAI-NILAI OLIMPISME. Penerapan nilai-nilai olimpisme dalam kehidupan masyarakat global agar terbangun lingkungan yang kondusif adalah:

1.1. Membangkitkan sikap respect masyarkat (living respect)

-Meningkatkan dan menjaga kecintaan terhadap budaya luhur bangsa

-Kepedulian terhadap sesama

-Selalu ingin berperan dalam hal-hal positif

-Menanamkan bahwa persahabatan dan kedamaian adalah lebih utama dalam kehidupan bermasyarakat

-Saling menghargai/toleransi

2.2. Membangkitkan sikap prestatif masyarakat (living excellence)

-Tidak mudah menyerah dan selalu semangat

-Masyarakat yang dinamis, kreatif, inovatif, dan selalu ingin berkarya dan belajar

-Tidak mudah puas diri dan bekerja keras

-Melihat masalah sebagai tantangan dan peluang

3. 3. Membangun sikap jujur masyarakat (living fair play)

-Membangun sikap sportif masyarakat

-Membangun sikap kontrol yang baik untuk meminimalisasi penyakit masyarakat (korupsi, menyogok, kolusi, dan lain-lain)

-Mengurangi budaya malas dan instant

-Menghargai kejujuran

Jadi, nilai-nilai olimpisme adalah living respect, living excellence, living fair play. Jika setiap masyarakat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, semangat prestatif dan keharmonisan dalam kehidupan era global akan tercipta. Akhir kata, LET US BE PART OF THE OLYMPIC MOVEMENT IN ACHIEVING A BETTER WORLD AND LIVE.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun