Sragen – Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi salah satu kegiatan akademik yang wajib diikuti oleh mahasiswa. Dengan adanya kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu memberikan perubahan di desa yang menjadi tempat pelaksanaan KKN.
Tim KKN 270 UNS melaksanakan KKN di Desa Keden, Kalijambe, Sragen. Sebagian besar penduduk desa, berprofesi sebagai petani palawija dan peternak ruminansia. Selain itu, Desa Keden terkenal sebagai desa penghasil komoditas singkong. Masyarakat desa setempat mengolah hasil singkong tersebut menjadi gaplek. Tidak hanya menanam palawija tetapi masyarakat juga menanam padi untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Dari kegiatan pertanian maupun aktivitas rumah tangga, masyarakat menghasilkan sampah organik dan sampah anorganik seperti jerami, kulit buah, nasi basi, dan lain sebagainya. Banyak dari masyarakat Keden yang tidak memanfaatkan limbah tersebut dengan baik. Penumpukan sampah yang tidak dimanfaatkan dengan baik akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dapat mengatasi permasalahan sampah organik yaitu dengan pendekatan teknologi yaitu merombaknya menjadi pupuk.
Berdasarkan permasalahan tersebut, tim KKN 270 UNS mengadakan sosialisasi dengan target kelompok tani yang diadakan di Balai Desa Keden. Agustina Shinta Dewi dan Agung Rohmad Sulistyo merupakan mahasiswa dari Fakultas Pertanian UNS yang menjadi pembicara pada sosialisasi ini. Tim KKN 270 mencoba membuat inovasi dalam pemanfaatan sampah dan mengusung judul kegiatan program kerja mengenai pembuatan pupuk organik cair dan pakan ternak fermentasi dari limbah rumah tangga dan limbah pertanian.
Pupuk organik merupakan pupuk yang berguna dalam peningkatan aktivitas biologi, kimia, maupun fisika bagi tanah sehingga dapat menyuburkan tanah yang nantinya akan berdampak positif pada pertumbuhan tanaman. Terdapat 2 jenis pupuk organik yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
“Pupuk organik cair merupakan hasil larutan yang berasal dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuhan, kotoran hewan, serta manusia yang isi faktor haranya lebih dari satu faktor,” jelas Shinta, Rabu (25/08/2021).
Pembuatan pupuk organik cair sangat mudah yaitu dengan menyimpan nasi basi di tempat tertup hingga muncul jamur berwarna oranye. Setelah itu mencampurkan EM4 pertanian dengan tetes tebu, air, dan nasi basi yang sudah berjamur. Bahan yang sudah tercampur ditutup rapat, setelah 7 hari pupuk organik cair sudah dapat digunakan. Sebelum digunakan saring terlebih dahulu cairan tersebut.
Selain pembuatan pupuk organik cair, tim KKN 270 juga mensosialisasikan pembuatan pakan ternak fermentasi dari limbah pertanian yaitu jerami. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pakan ternak fermentasi meliputi EM4 peternakan, tetes tebu, jerami, urea, dan air.
Kegiatan ini dilakukan secara luring dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan dimulai dari pengecekan suhu dan penggunaan handsanitizer sebelum masuk. Materi ditayangkan melalui slide power point, setelah itu melakukan praktik pengolahan pupuk organik cair dan pakan ternak fermentasi. Dengan dilaksanakannya sosialisasi dan pelatihan tersebut, diharapkan dapat menambah wawasan baru dan keterampilan warga desa dalam mengelola sampah rumah tangga dan sampah pertanian menjadi lebih bermanfaat, yakni dengan pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik cair dan pakan ternak fermentasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H