RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA
BUDAYA POSITIF MODUL 1.4
CALON GURU PENGGERAK
Â
Judul Modul       : Mewujudkan budaya positif di sekolah
Nama Peserta      : Agustina Rahmawati
CGP Angkatan 7 Kabupaten Klaten
Â
Latar Belakang
Budaya positif di sekolah merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada siswa agar siswa dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kritis, dan penuh hormat (Sumber: Modul PGP). Pada intinya pemikiran Ki Hajar Dewantara, guru sebagai penuntun siswa menuju kebahagiaan dan keselamatan dengan memperhatikan kodrat anak dan kodrat zaman. Budaya positif menuntun siswa untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka.
Dalam hal ini sekolah merupakan institusi yang berperan penting dalam pembentukan karakter siswa sebagaimana tujuan pendidikan yakni mewujudkan pelajar Indonesia yang memiliki profil pelajar pancasila. Dengan demikian, guru juga berperan penting menuntun siswa dalam pembentukan karakter ini.
Langkah awal yang dilakukan untuk menciptakan budaya positif adalah dengan membuat kesepakatan kelas, dimana kesepakatan kelas ini berisi aturan-aturan yang membantu guru dan siswa bekerja sama dalam membentuk kegiatan pembelajaran yang efektif. Kesepakatan kelas bukan hanya berisi harapan guru terhadap siswa, tetapi juga harapan siswa kepada guru dan terhadap kelasnya sehingga kesepakatan kelas harus dirancang bersama antara guru dan siswa. Kesepakatan kelas harus disusun dengan jelas sehingga mudah dipahami, menggunakan kalimat positif, dan dikembangkan secara berkala.
Untuk menciptakan budaya positif sekolah perlu adanya kolaborasi antara pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah. Membutuhkan cukup waktu yang lama untuk menciptakan budaya positif di sekolah, namun tetap harus dimulai dari sekarang meskipun saat ini dalam masa pandemi. Karena masa pandemi bukanlah suatu halangan dalam proses penerapan budaya positif di sekolah, justru pandemi menjadi tantangan bagi seorang guru untuk membuat inovasi baru untuk mencari cara bagaimana guru tetap dapat mengontrol perilaku siswa meskipun tidak bertatap muka langsung dengan siswa.
Lingkungan positif merupakan ruang bagi peserta didik untuk tumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain serta menjadi mandiri. Lingkungan positif tercipta dari pembiasaan-pembiasaan positif yang dilakukan sehingga menjadi budaya positif. Dalam menciptakan budaya positif itu maka perlu dimulai dari sebuah langkah membuat kesepakatan kelas serta melaksanakan restitusi bila terjadi pelanggaran sikap maupun perilaku yang tidak sesuai dengan kesepakatan kelas.
Sebagai guru mapel saya akan berkolaborasi dengan wali kelas dan guru BK untuk menerapkan budaya positif melalui kesepakatan kelas bersama siswa demi tercapainya perilaku positif siswa terutama dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Tujuan Aksi Nyata.
Menumbuhkan budaya positif yang mencerminkan karakter profil pelajar Pancasila melalui keyakinan kelas.
Â
Tolok Ukur Program Aksi Nyata.
- Siswa menunjukan sikap taat dalam beribadah dan berakhlak mulia dengan melaksanakan ibadah awal waktu, tidak mencontek saat ulangan, sopan dan santun dalam berbicara dan berperilaku terhadap orang-orang di sekitar.
- Siswa menunjukan sikap mandiri, melaksanakan kegiatan yang harus dilaksanakan tanpa menunggu diperintah seperti baris pagi, merapikan tempat duduk,dsb.
- Siswa menunjukan sikap menghargai dan menghormati terhadap perbedaan yang ada di sekitar dengan berteman dengan siapapun dan tidak saling cela.
- Siswa menunjukan sikap gotong royong, mau bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran maupun di lingkungan luar pembelajaran.
- Siswa menunjukan sikap kritis dengan mengajukan pertanyaan, mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengolah informasi dan gagasan.
- Siswa menunjukan sikap kreatif dengan menghasilkan karya atau gagasan baru, serta memiliki keluwesan dalam mencari solusi permasalahan.
Linimasa tindakan yang akan dilakukan.
- Menjelaskan kepada peserta didik mengenai kesepakatan/keyakinan kelas Membuat Kesepakatan kelas bersama peserta didik Mengobservasi, mengevaluasi dan merefleksi pelaksanaan keberlangsungan kesepakatan kelas yang telah dilakukan.
- Mengkomunikasikan hasil dari kesepakatan kelas yang telah dibuat kepada kepala sekolah
- Mensosialisasikan aksi nyata kesepakatan kelas kepada seluruh warga sekolah agar menjadi budaya positif di sekolah.
Dukungan yang dibutuhkan Alat, bahan dan tenaga yang dibutuhkan:
Saat kegiatan membuat keyakinan kelas
- Kertas post it
- Spidol Solatif
- Kertas asturo
Saat kegiatan Sosiaisasi:
- Dukungan kepala sekolah dan guru-guru
- Tenaga IT untuk membantu dalam permasalahan berkenaan teknologi saat pelaksanaan sosialisasi.
- Komputer
- Sound
- Spiker
- mic.
Â
Deskripsi Aksi Nyata Kegiatan.
Aksi nyata ini diawali dengan mensosialisasikan/ menginformasikan kepada seluruh siswa di kelas mengenai kesepakatan/keyakinan kelas. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan membuat kesepakatan kelas. Setiap siswa menuliskan nilai-nilai yang diyakininya untuk menciptakan suasana belajar/suasana kelas yang nyaman untuk mereka belajar pada selembar post it lalu menempelkannya pada kertas asturo yang disediakan guru. Setelah seluruh siswa menempelkan nilai-nilai yang mereka yakini guru membahasnya bersama siswa, dan guru mengelompokan untuk setiap nilai yang memiliki tujuan yang sama. Selanjutnya guru beserta siswa membuat hasil pengelompokan tersebut menjadi poin-poin kesepakatan/keyakinan kelas yang diyakini bersama. Setelah pembuatan keyakinan kelas, guru mengobservasi pelaksanaannya dalam beberapa hari untuk kemudian menyampaikan kepada kepala sekolah dan meminta dukungan serta meminta dukungan melaksanakan sosialisasi aksi nyata kepada seluruh warga sekolah. Sosialisasi ini diharapkan akan mampu menggerakan seluruh warga untuk bergerak mengikuti jejak membuat dan melaksanakan keyakinan kelas untuk selanjutnya membuat/menjadikannya keyakinan sekolah agar terciptanya budaya positif sekolah.
Â
Hasil Aksi Nyata
- Siswa menjadi lebih tertib dari pada sebelumnya dalam hal kedatangan pagi, baris pagi, sholat dhuha tidak menunggu diperintah.
- Siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas dari pada sebelumnya seperti bertanya dan menjawab pertanyaan, berdiskusi dan bekerja kelompok.
- Siswa menjadi lebih peduli lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya ataupun memungut sampah yang tergeletak meskipun bukan miliknya.
Â
Refleksi
Dalam membentuk budaya positif sekolah tidak semudah membalikkan telapak tangan akan tetapi memerlukan tahapan dan proses yang harus dilalui dengan seksama. Disamping hasil positif yang telah dipaparkan pada point sebelumnya pun masih ada siswa yang belum melaksanakan keyakinan kelas dengan sepenuhnya. Untuk itu proses kegiatan aksi nyata dalam mengaplikasikan kesepakatan kelas ini harus terus diperhatikan dan perlunya dukungan dan kolaborasi dari semua warga sekolah agar terciptanya budaya positif sekolah.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H