Lain lubuk lain belalang. Lain daerah pun kudapan kacangnya bisa berlainan nama atau citarasa. Itulah Indonesia.
Anda yang berdomisili di Kota Daeng atau Makassar tentu tahu kacang disco dan kacang balur. Bahkan, mungkin sangat menggemari kedua camilan tersebut. Akan tetapi, Anda yang tidak tahu keduanya sebelum membaca artikel ini pasti penasaran.
Kacang disco itu apa? Rasanya bagaimana? Apa pula itu kacang balur? Kacangnya dibaluri apa? Baiklah. Segera saya jelaskan berikut ini.
Kacang disco yang tampak dalam foto di atas adalah oleh-oleh khas Makassar. Begitu pula kacang balur yang penampakannya sebagai berikut.
Apakah saya baru pulang dari Kota Daeng alias Makassar? Tidak. Saya mendapatkan dua jenis kacang tersebut dari seorang teman yang bermukim di sana. Yang tempo hari berkesempatan datang ke Yogyakarta. Jadi, status si kacang disco betulan sebagai oleh-oleh.
Baik. Mari kembali ke kacang disco. Yang ternyata (setelah saya nikmati dan teliti citarasanya) merupakan kacang telur. Bentuk dan rasanya betul-betul tak berbeda dengan kacang telur yang biasa saya makan. Cuma beda nama.
Ketika saya tanyakan kepada si pemberi oleh-oleh, "Mengapa diberi nama kacang disco?"
Dia menjawab ragu, "Mungkin karena saking enaknya, orang yang makan ini auto pingin berdisko."
Saya juga ragu dengan jawaban itu. Sebab saya tahu pasti, teman saya tersebut orang Jawa. Bukan asli Makassar. Untungnya beberapa hari kemudian saya bertemu seorang kawan asli Sulawesi Selatan, seingat saya dari Soppeng, yang memberikan jawaban valid.