Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mari Ngopi dan Makan Roti di Kedai Djoen Malioboro Yogyakarta

5 Januari 2025   15:12 Diperbarui: 6 Januari 2025   12:52 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roti buaya Toko Roti Djoen Lama siap dioven (Dokumentasi Pribadi Agustina)

Seperangkat alat produksi roti zadoel, desain interior toko yang vintage, citarasa unik roti zadoel, romantisme masa lalu anak cucu pelanggan lama, dan lokasi yang strategis. Semua itu dimaksimalkan pemanfaatannya. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini.

Alhasil, berubahlah Toko Roti Djoen Lama menjadi Kedai Djoen yang instagramable. Bidikan pasarnya meluas. Tidak hanya generasi tua yang ingin bernostalgia, tetapi juga generasi belia yang doyan nongkrong di kafe.

Dahulu Toko Roti Djoen Lama memang prestise. Menjadi langganan keluarga Kraton Yogyakarta dan kaum priayi. Kini dengan slogan "Pesona Baroe Tempo Doeloe" yang diusung, plus menyandang nama baru Kedai Djoen, nama prestise itu pelan-pelan mulai dikembalikan.

Terobosan itu tampaknya berhasil. Belum sampai setahun perubahan konsep dilakukan, pelan-pelan eksistensi toko roti zadoel itu kembali terangkat. Dari yang semula seperti mati segan hidup pun enggan, kini mantap menjadi destinasi ngopi kawula muda.

Apakah saya punya saham di situ sehingga demikian senang? Tentu tidak. Apakah saya kerap beli roti di situ? Tidak juga. Namun, saya punya kenangan menjelajah tiap sudut ruangan yang ada di situ. Tatkala dulu ikut Kelas Heritage yang diselenggarakan Komunitas Malamuseum.

Jadi, saya tahu pasti bahwa di dalam bangunan Toko Roti Djoen Lama ada banyak barang vintage dan heritage. Yang kemudian saat ini dimanfaatkan sebagai peranti penghias Kedai Djoen. Berfungsi menghadirkan nuansa masa lalu kepada pengunjung yang nongkrong di situ.

Kita pun kini bisa menyaksikan wajah baru Toko Roti Djoen Lama. Yang seiring dengan perubahan namanya menjadi Kedai Djoen, berubah pula layanannya. Dari yang semula cuma melayani penjualan roti, sekarang melayani kebutuhan ngopi cantik dan ngopi mantap.

Bagi Anda yang tak bisa minum kopi tersedia jenis minuman lain. Bagi Anda yang tak suka roti tersedia makanan lain.

Daftar Menu Kedai Djoen Malioboro (Dokumentasi Pribadi Agustina)
Daftar Menu Kedai Djoen Malioboro (Dokumentasi Pribadi Agustina)

Sebagai tambahan informasi, embel-embel "Lama" pada nama toko roti merupakan pembeda. Sebab di lain lokasi, yakni di bagian selatan Kota Yogyakarta, ada Toko Roti Djoen Muda. Bukan pecahan dari Toko Roti Djoen Lama, melainkan saudaranya.

Perlu diketahui juga, Toko Roti Djoen Muda ini tak kalah tenar. Terlebih dalam hal layanan untuk order dadakan dalam partai besar. Misalnya untuk keperluan upacara pemakaman. Bahkan untuk ini, Toko Roti Djoen Muda bersedia mengantar ke alamat tanpa ongkir.

Demikian cerita saya tentang metamorfosis Toko Roti Djoen Lama menjadi Kedai Djoen. Bila saat membaca tulisan ini Anda sedang di Yogyakarta, bisa langsung gas ke Kedai Djoen. Terlebih kalau tengah berada di kawasan Malioboro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun