Kemarin dari Titik Nol hingga Malioboro, tong-tong sampah mayoritas kosong. Namun, ada sedikit gunungan sampah di tepi trotoar. Mungkin sedang menunggu giliran diangkut.
Selain sampah, sudah pasti kami melihat orang-orang dengan segala aktivitas masing-masing. Ada wisatawan yang sibuk pepotoan. Ada pula yang fokus menikmati suasana Malioboro.
Ada sekelompok bapak dan kakek bersepeda ria. Tampaknya mereka dari komunitas pecinta sepeda kuno. Kebetulan mereka rehat tak jauh dari tempat saya nongkrong. Saya kemudian menyeberangi jalan dan menyaksikan sepeda mereka yang keren-keren.
Yang menjadi pertanyaan, di mana para pemuda? Apa anggota komunitas mereka memang lansia semua? Atau sebetulnya ada yang muda, tapi yang muda-muda tak ikut gowes sebab semalam usai begadang? Entahlah.
Namun, ada sekelompok kaum muda yang bikin saya angkat topi. Mayoritas laki-laki dan sebagian kecil perempuan. Aktivitas yang mereka lakukan adalah jogging. Betulan jogging. Bukan berpura-pura jogging seperti kami.
Sejak berjalan dari Titik Nol hingga nongkrong di Jalan Malioboro, saya memang melihat para pelari beraksi. Saya tidak tahu di mana garis start dan garis finish mereka. Entah dalam rangka apa?
Kalau ditilik dari pakaian mereka yang beraneka rupa dan tanpa ada nomor punggung-nomor dada, bisa jadi itu bukan lomba. Saya duga itu sebentuk selebrasi dalam rangka menyambut Tahun Baru 2025.
Keren juga mereka. Pilih bangun Subuh dan kemudian berlari untuk menikmati hari pertama di tahun yang baru. Sementara banyak orang terkhusus kaum muda, yang malamnya begadang demi pesta pergantian tahun.