Faktanya bagaimana? Faktanya POV si bocah yang benar. Beberapa referensi yang saya baca menginformasikan bahwa bermain air merupakan salah satu cara untuk membantu anak menenangkan diri.
Dalam buku The Emotionally Healthy Child yang ditulis Maureen Healy disebutkan bahwa air terbukti bisa menjadi salah satu media untuk mengatasi masalah sensoris pada anak-anak. Yang ujungnya mereka akan mencapai keseimbangan emosional melalui aktivitas sensoris.
Dengan demikian, amat wajar kalau anak-anak terlihat bahagia bilamana berurusan dengan air. Eh, maaf. Bukan cuma terlihat bahagia, melainkan bahagia betulan. Mana ada anak-anak yang berpura-pura bahagia?
Jika mengajak anak-anak ke Panorama Waterpark Boyolali, boleh banget kalau kakek nenek juga diajak. Dijamin di sana mereka tidak cuma duduk-duduk menunggui cucu. Sambil menunggu mereka bisa melakukan terapi ikan.
Saya mendapati dua kolam untuk terapi ikan. Entahlah ikannya ikan apa. Yang jelas ukurannya tidak terlalu kecil dan berwarna hitam. Menurut penglihatan saya mirip lele bentuknya.
Di dekat kolam terapi ikan selalu ada papan larangan untuk menangkap ikan yang ada di kolam terapi. Semula saya ketawa-ketawa membaca larangan tersebut. Menganggapnya berlebihan sebab berpikir, mana mungkin ada yang iseng seperti itu.
Namun tatkala melihat sekelompok bocah menenteng jaring kecil dan ember melintas, tersadarlah saya bahwa larangan tersebut amat penting. Terlebih salah satu kolam terapi ikan bersisian dengan sungai buatan tempat anak-anak bermain tangkap ikan.
Demikian sekilas gambaran mengenai keseruan bermain air di Panorama Waterpark Boyolali. Kapankah Anda akan mengunjunginya? Tak perlu cemas untuk mengajak seluruh anggota keluarga. Meskipun sederhana, fasilitas di sana komplet.Tiket masuknya pun sangat terjangkau.
Ngomong-ngomong ada satu hal menarik dan inspiratif yang saya lihat di lokasi. Begini. Para pengelola Panorama Waterpark Boyolali tampaknya adalah warga sekitar. Bahkan, bisa jadi destinasi wisata ini merupakan hasil karya pokdarwis desa. Bukankah itu keren? Desa mereka menjadi punya penghasilan dari potensi wisatanya.
Makin keren karena ada larangan untuk membawa makanan dan minuman dari luar. Jika terlanjur membawanya, kita dimohon untuk meninggalkan makanan dan minuman kita di loker penitipan barang. Lokasinya di sebelah loket tiket masuk.