Siapa pun tahu kalau Kawasan Malioboro berikut Titik Nol Yogyakarta merupakan area bising. Lalu-lalang kendaraan tiada pernah putus. Kecuali jalan memang sedang ditutup untuk keperluan sebuah acara. Misalnya tengah berlangsung demonstrasi atau sedang ada acara budaya.
Pendek kata, kawasan tersebut justru aneh bila sepi-sepi saja. Maklumlah, ya. Sebutannya saja neraka kemacetan tatkala liburan. Kalau liburan sudah pasti jalanan dijejali bus-bus besar. Susah sekali kalau mau menyeberang jalan.
Namun, tahukah Anda kalau ada sebuah kampung yang tenang dan hening di sekitar situ? Berjarak cuma sepelemparan batu dari perempatan Titik Nol. Tepatnya di sebelah barat perempatan, di sisi selatan Jalan K. H. A. Dahlan. Salah satu gerbang masuk ke kampung tersebut berseberangan dengan RS PKU Muhammadiyah.
Tak salah lagi. Itulah Kampung Kauman Yogyakarta. Sebuah kampung tua dan bersejarah yang menjadi saksi kelahiran Kiai Haji Ahmad Dahlan. Pun, saksi kelahiran organisasi kemasyarakatan yang beliau dirikan: Muhammadiyah.
Perlu diketahui, penyebutan Kampung Kauman dalam tulisan ini merujuk pada Kampung Kauman yang berada di Kalurahan Ngupasan Kemantren Gondomanan. Bukan Kauman yang di Kemantren Pakualaman.
Ngomong-ngomong selain melalui gerbang di seberang RS PKU Muhammadiyah, Anda bisa masuk Kauman dari Gerbang Pasar Sore Ramadan. Gerbang yang ini mudah sekali dicari karena terletak persis di sebelah kanan mural Kiai Haji Ahmad Dahlan.
Apakah cuma ada 2 gerbang untuk masuk Kampung Kauman? Tentu saja tidak. Kampung Muhammadiyah ini sebetulnya dapat diakses dari berbagai arah. Dari utara, timur, selatan, dan barat.
Gerbang-gerbang yang saya jelaskan tadi merupakan akses dari utara. Yang dari barat bisa masuk melalui gerbang yang bertuliskan "RW 13". Yang dari selatan bisa melalui gerbang di sebelah kiri Naufal Optik. Yang dari timur bisa masuk dari sisi kiri atau sisi kanan Masjid Gedhe Kraton Yogyakarta.