Tatkala mendengarkan radio tadi pagi, saya mendapatkan informasi baru. Informasi tentang apakah? Tak lain dan tak bukan, yaitu informasi mengenai peringatan Hari Polwan (Polisi Wanita) yang jatuh pada hari ini, tanggal 1 September.
Duh, ke mana saja saya selama ini? Bisa-bisanya saya baru tahu sekarang. Nah. Kalau bagi Anda hal ini bukanlah informasi baru, berarti saya yang kudet. Kurang up date. Sementara setelah saya cari, rupanya ada pula akun Instagram resmi Polwan RI.
Terusterang saja saya tidak pernah berpikir bahwa ada peringatan hari lahir tersendiri untuk polwan. Saya kira sejak awal berdirinya, Polri sudah terdiri atas polisi yang laki-laki dan polisi yang wanita. Ternyata tidak.
Dari siaran radio tadi pagi itu, saya akhirnya tahu kalau polwan baru ada sejak tanggal 1 September 1948. Jadi, semula semua polisi laki-laki. Seiring berjalannya waktu, pihak kepolisian menyadari kalau selalu ada kesulitan dalam melakukan pemeriksaan fisik terhadap tersangka dan saksi wanita. Bila ada tersangka dan saksi wanita, polisi sering minta tolong istrinya atau pegawai wanita bagian sipil.
Melihat kerepotan tersebut, organisasi wanita dan organisasi wanita Islam di Bukittinggi menyampaikan usul kepada pemerintah. Mereka mengusulkan agar ada pendidikan kepolisian untuk wanita. Usul pun diterima. Alhasil, Cabang Djawatan Kepolisian Negara di Bukittinggi membuka kesempatan kepada kaum wanita untuk ikut pendidikan kepolisian.
Tinta emas sejarah mencatat, pada tanggal 1 September 1948 ada 6 wanita yang secara resmi ikut pendidikan kepolisian. Mereka adalah Dahniar Soekotjo, Rosnalia Taher, Nelly Pauna, Djasmainar, Rosmalina Loekman, dan Mariana Saanin. Keenamnya mengikuti pendidikan inspektur polisi bersama 44 siswa laki-laki di SPN Bukittinggi. Sejak saat itulah tanggal 1 September diperingati sebagai Hari Polwan.
Demikian informasi yang saya dengar dari radio. Mungkin siaran radio tersebut mengambil referensi dari website Polri.
*
Terpantik oleh informasi dari radio mengenai Hari Polwan, saya pun iseng berselancar di internet dengan kata kunci "tanggal 1 September hari apa". Pikir saya, jangan-jangan masih ada hari peringatan lainnya selain Hari Polwan.
Ternyata memang ada. Dalam lingkup internasional, tanggal 1 September diperingati sebagai Hari Menulis Surat Sedunia (World Letter Writing Day). Bagaimana kronologinya? Semua bermula dari hobi Richard Simpkin. Pria Australia itu hobi berkirim surat kepada orang-orang yang dianggapnya sebagai Legenda Australia.
Hingga kemudian Richard Simpkin menerbitkan sebuah buku berjudul Australian Legends (2005). Dalam buku itu dia menuangkan pengalamannya menulis surat kepada para Legenda; sekaligus menunjukkan rasa hormat terhadap seni menulis surat dengan menggunakan tulisan tangan.
Pada tahun 2014 Richard Simpkin bahkan menyelenggarakan pelatihan menulis surat di sekolah-sekolah. Tujuannya untuk lebih mengenalkan seni menulis surat dengan tulisan tangan. Puncaknya, seniman Australia yang juga penulis dan fotografer itu berkreasi dengan menetapkan 1 September sebagai Hari Menulis Surat Sedunia. Unik, ya?
Mengapa saya tertarik membicarakan Hari Menulis Surat Sedunia? Tak lain dan tak bukan sebab saya gemar menulis surat. Iya, menulis. Bukan mengetik. Dahulu saya 'kan punya banyak sahabat pena. Bukan sahabat e-mail.
Pun, saya menjadi teringat pada kebijakan sekolah anak saya dahulu. Saat dia SMK. Kebijakannya begini. Jika siswa tidak masuk sekolah untuk suatu keperluan atau sebab sakit, orang tuanya wajib menulis surat izin dengan ditulis tangan.
Pada hari H tidak masuk, orang tua memang diperbolehkan memberi kabar melalui WA. Bisa japri pesan pendek ke wali kelas atau memotret surat izin yang telah dituliskan, lalu dikirimkan ke wali kelas/WAG kelas. Akan tetapi, kelak bila siswa tersrbut kembali masuk sekolah, surat izin versi tulis tangan harus dibawa dan diserahkan kepada wali kelas.
Dulu saya pikir kebijakan tersebut bikin repot. Kini setelah tahu bahwa ada Hari Menulis Surat Sedunia, saya berpikir bahwa itu kebijakan yang keren.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H