Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konser Serenade Bunga Bangsa X yang Dihadiri Delegasi Fordasi 2024

30 Agustus 2024   22:09 Diperbarui: 30 Agustus 2024   22:21 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semalam, Kamis 29 Agustus 2024, saya berkesempatan menonton Konser Orkestra dan Paduan Suara Internalisasi Kesejarahan Serenade Bunga Bangsa X dengan tema "Semangat Baru Indonesia Maju". Konser berlangsung di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. Rangkaian acaranya dimulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB.

Konser yang digelar dalam rangka memperingati HUT ke-79 RI dan 12 Tahun UU Keistimewaan DIY itu menampilkan 8 repertoar. Sesi pertama ditampilkan 4 repertoar, kemudian dijeda 15 menit untuk kuis. Setelahnya barulah dilanjut sesi kedua yang juga menampilkan 4 repertoar.

Tiap repertoar menggaungkan nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan. Diilhami oleh peristiwa-peristiwa bersejarah

Sesi pertama dibuka dengan repertoar yang cukup berapi-api, yaitu "Bandung Lautan Api" karya Ismail Marzuki. Karena memang karya tersebut merupakan upaya untuk menuangkan gelora perjuangan yang berapi-api, pasca penyerangan pasukan sekutu Belanda.

Kemudian langsung disambung dengan "Sorak-sorak Bergembira" karya Cornel Simanjutak. Karya ini menggambarkan situasi pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Data sejarah menyebutkan bahwa waktu itu di Jakarta, di sepanjang jalan dan gang, karya tersebut dinyanyikan. Tujuannya menginformasikan kemerdekaan kepada masyarakat akar rumput.

Repertoar selanjutnya adalah "Medley Fordasi" yang dipersembahkan khusus untuk para anggota delegasi Fordasi. Karya ini mengajak hadirin untuk berkeliling Nusantara dan menghayati lokalitas masing-masing, untuk kemudian mengangkat kesadaran regional kita kepada kesadaran nasional yang satu dan utuh.

Konser sesi pertama diakhiri dengan repertoar "Merdeka atau Mati" yang diaransemen oleh Eki Satria (conductor tetdahulu) dari puisi karya Muhammad Yamin. Perlu diketahui, Muhammad Yamin adalah sosok yang pertama kali mengingatkan betapa pentingnya sebuah bahasa persatuan; bahwa tidak ada nasionalisma tanda adanya kesamaan bahasa.

Konser sesi kedua dibuka dengan "Epik Panji" yang diaransemen Wisnu. Berkisah tentang lika-liku percintaan Pangeran Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji. Namun, itu bukanlah semata-mata kisah asmara melainkan sebuah ungkapan simbolik. Adapun nama Panji itu bermakna 'mapan marang kang sawiji'. Artinya di tengah kerumitan hidup berbangsa dan bernegara, di antara perbedaan-perbedaan yang ada, kita senantiasa diarahkan untuk kembali pada persatuan dan kesatuan.

Repertoar ini merupakan repertoar terpanjang jika dibandingkan 7 repertoar lainnya. Pun, paling melodius. Dalam menyuguhkan "Epik Panji", Serenade Bunga Bangsa X juga menampilkan duo violin, yaitu Rifki Adriansyah Arif dan Septa Inas Tsabitah (dalam foto di bawah itu keduanya berkostum warna hijau dan bertopeng).

Dokpri Haryanto Surbakti
Dokpri Haryanto Surbakti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun