Betapa waktu berjalan dengan cepat, ya? Namun, Yu Hadi tak pernah prei jualan. Sejak masih diantar dan dijemput becak, hingga kini sudah diantar dan dijemput mobil pribadi. Dia cuma "cuti" jualan saat Covid-19 melanda dan saat sekian hari sakit hingga dirawat di rumah sakit. Selebihnya selalu menyala. Tiap pagi sudah siap sedia stand by di lapaknya.
My Daughter
My local heroes yang satunya adalah anak semata wayang saya. Iya, dia! Dia itulah yang sesungguhnya telah menjadi pahlawan dalam hidup saya. Atau lebih tepatnya, dia adalah pahlawan yang telah membuat saya berminat untuk berjuang mempertahankan hidup secara baik dan benar; bahwa hidup tetap wajib dijalani apa pun yang terjadi.
Posisinya sebagai anak, yang merupakan amanah-Nya SWT kepada saya, mau tidak mau menyebabkan saya untuk selalu stand by menjaganya. Semampu saya, sekuat saya. Kalau saya tak bertahan, dia sama siapa? Saya pikir-pikir, kemungkinan besar saya sudah menyerah pada keadaan kalau saja menafikan keberadaannya.
Demikianlah adanya. Terkadang kita tak menyadari bahwa orang (yang terlihat) biasa-biasa saja sesungguhnya merupakan sosok pahlawan bagi kita. Tanpa dia, kita mungkin telah habis. Minimal bakalan kerepotan menjalani hari-hari. Hmm. Kok kedengarannya ironis, ya? Apa boleh buat?
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H