Hari ini sebenarnya Hari Pramuka. Bukankah sekarang tanggal 14 Agustus? Oke, oke. Selamat HUT, Pramuka Indonesia. Semoga pada tahun 2024 ini Pramuka makin menyala semangatnya.
Namun, mohon maaf. Berhubung saya tak punya kaitan apa pun dengan aktivitas kepramukaan, tentu tulisan ini bukan tentang Pramuka ataupun Hari Pramuka. Sesuai dengan judul di atas, tulisan ini justru mengenai perayaan HUT Republik Indonesia. Yang tiga hari ke depan akan tiba hari H-nya.
Sesuai dengan judul di atas pula, saya akan bercerita tentang kegiatan kami sore tadi. Iya, kami. Saya dan anggota PKK se-RW. Plus anak-anak kami yang berusia balita hingga SD kelas rendah (antara kelas 1 hingga 3). Sebenarnya tidak ada pembatasan usia anak. Hanya saja seperti biasa, anak-anak yang lebih besar sudah tidak lagi berminat untuk menguntit ibunya ke mana-mana. Alhasil, hanya anak-anak kecil yang tadi ikut hadir.
Lalu, dalam rangka apakah kami berkumpul? Begini. Sesungguhnya acara tersebut merupakan kumpul-kumpul rutin bulanan. Pertemuan PKK se-RW. Akan tetapi, berhubung jelang HUT ke-79 RI, pertemuan rutin itu disulap menjadi ajang pesta. Yang diundang bukan cuma ibu-ibu sebagai anggota PKK, melainkan ibu-ibu beserta anak bahkan cucu.
Selain pesertanya istimewa sebab diperluas, konsumsinya juga istimewa. Jika biasanya tiap hadirin bayar Rp5.000,00 untuk satu snack box, tadi makanan dan minuman dapat dinikmati secara prasmanan dan gratis. Hadirin tidak perlu keluar uang sepeser pun. Jenis minumannya pun ada dua, yaitu sirup dan setup jambu. Biasanya 'kan tidak ada minum. Namun sayang sekali, wadah yang dipakai masih plastik. Otomatis itu berarti memproduksi sampah 'kan?
Yang menyenangkan, hari ini ada bagi-bagi bingkisan. Pembagian berdasarkan nomor yang tertera di buku presensi. Isi bingkisannya aneka rupa. Kebetulan takdir saya mendapatkan mi goreng instan. Kebetulan pula lima orang yang duduk sederet dengan saya mendapatkan mi instan semua. Kok bisa, ya?
Begitulah. Seseru itu perkara makanan dan minuman beserta bingkisan yang kqmi terima. Tentu  acaranya juga amat seru. Dibuka dengan menyanyikan bersama-sama lagu "Indonesia Raya", dilanjut "Mars PKK". Setelahnya dilakukan pembagian bingkisan. Lalu, kembali menyanyikan bersama-sama laguv"17 Agustus". Sambil bertepuk tangan, lho. Jadinya meriah dan penuh keceriaan. Anak-anak sudah pasti antusias mengikutinya.
Setelah menyanyi, pembagian bingkisan dilanjutkan. Lalu, ada permainan tebak lagu. Kemudian makan dan minum bersama. Tadi saya pilih mi lethek aseli Bantul dan setup jambu (lihat foto di atas). Sesungguhnya saya berniat mencicipi mi campur dan mi kuning juga. Sayang sekali tadi susah mengambilnya. Jadi, ya sudahlah. Makan mi lethek dan kerupuk rambak saja.
Yup! Begitulah cara kami dalam merayakan ulang tahun negara kita. Betulan merayakannya seperti kalau ada di antara kami yang berulang tahun. Alhamdulillah kami bisa mempererat persatuan dan kerukunan melalui kegiatan sederhana itu. Pokoknya sekali merdeka tetap menyala! NKRI harga mati.
Ngomong-ngomong tentang upacara 17 Agustus, saya malah menjadi kangen untuk mengikutinya nih. Maklumlah, ya. Sudah lama sekali saya tidak pernah menjadi peserta upacara Agustusan. Sebagai partikelir tulen, bolak-baliknya saya cuma bisa ikut menyaksikan upacara pernikahan orang-orang. Itu pun kalau diundang.
Oke, oke. Bagi Anda yang akan mengikuti upacara 17 Agustus, ayolah persiapkan segala sesuatunya mulai sekarang. Entah dalam hal kelengkapan seragam, entah untuk kondisi fisik. Janganlah Anda sampai pingsan saat mengikuti upacara. Terlebih kalau diamanahi menjadi petugas upacara. Gawat dong ah, kalau sampai pingsan.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H