Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sosialisasi Tepat Guna Bagi Perempuan dan Kelompok Rentan Terkait Transisi Energi Lokal

19 Juni 2024   20:09 Diperbarui: 19 Juni 2024   20:19 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu alat elektronik yang bisa ditinggalkan pemakaiannya (Dokpri Agustina)

Mungkin ada di antara Anda sekalian yang bertanya-tanya tatkala membaca judul tulisan ini. Siapa yang dimaksud dengan Kelompok Rentan? Apa pula yang dimaksud dengan Transisi Energi Lokal? Lalu, apa urgensi Transisi Energi Lokal bagi perempuan dan Kelompok Rentan?   Apa kaitannya dengan mereka? Kiranya tulisan pendek ini dapat memberikan penjelasan yang cukup.

Secara umum yang dimaksud dengan Transisi Energi adalah peralihan dari pemakaian sumber energi berbahan dasar fosil menuju pemakaian sumber energi nonfosil atau sumber energi terbarukan. Adapun menurut Badan Energi Terbarukan Internasional IRENA, Transisi Energi merupakan istilah yang mengacu pada peralihan sektor energi global dari sistem produksi dan konsumsi energi berbasis fosil (antara lain minyak tanah, batubara, dan gas alam) ke sumber energi terbarukan (antara lain angin dan cahaya matahari).

Transisi Energi adalah isu penting dalam upaya pelestarian alam dan keberlanjutan hidup manusia. Mengapa? Sebab Transisi Energi akan menghasilkan energi yang lebih bersih; melingkupi proses peralihan energi global menuju sistem nol karbon. Jadi, Transisi Energi sifatnya urgen. Wajib segera dilakukan demi menekan peningkatan emisi gas rumah kaca. Melakukan Transisi Energi berarti ikut serta mencegah peningkatan terjadinya krisis iklim.

Dengan demikian semua orang, termasuk kaum perempuan dan Kelompok Rentan, wajib paham akan Transisi Energi. Kemudian dari kepahaman tersebut, masing-masing harus bergerak untuk mengambil langkah nyata dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca. Bukan sekadar berwacana lagi, melainkan harus langsung bergerak dalam upaya pengurangan dampak buruk perubahan iklim.

Siapakah yang dimaksud dengan Kelompok Rentan? Kelompok Rentan adalah kelompok masyarakat berisiko tinggi karena berada dalam situasi dan kondisi yang kurang memiliki kesiapan diri dalam menghadapi risiko bencana atau ancaman bencana. Dalam penjelasan Pasal 5 Ayat (3) UU Nomor 39 Tahun 1999 disebutkan bahwa yang dimaksud sebagai Kelompok Rentan antara lain orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil, dan difabel.

Tentu mula-mula kesadaran mereka tentang Transisi Energi perlu digedor melalui sosialisasi yang masif. Namun, perlu diingat bahwa sosialisasi yang dilakukan mesti tepat guna. Bukan sekadar melakukan sosialisasi sebagai pemenuhan tugas, lalu beres perkara. Khalayak yang menjadi target sasaran sosialisasi harus disesuaikan dengan tujuan utama sosialisasi.

Sosialisasi untuk perempuan yang kerja kantoran atau lebih banyak bekerja di luar rumah mestinya tidak digebyah uyah (disamakan begitu saja) dengan sosialisasi untuk perempuan yang bekerja di sektor domestik atau perempuan yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga penuh waktu.

Misalnya sosialisasi ke perempuan yang kerja kantoran dilakukan melalui kampanye pemakaian produk tatarias wajah dan perawatan kulit yang ramah lingkungan. Atau, penggunaan pakaian kerja yang diproduksi secara ramah lingkungan. Penting pula diajak meminimalkan, bahkan kalau mungkin meninggalkan sama sekali, pemakaian alat elektronik yang kurang urgen seperti pengering rambut elektrik.

Sementara untuk perempuan yang lebih sering beraktivitas di dalam rumah atau pekerja profesional domestik, sosialisasi lebih ditekankan pada upaya peminimalan pemakaian sumber energi fosil untuk keperluan memasak dan urusan rumah tangga lainnya. Bahkan kalau memungkinkan, sumber energi fosil itu segera diganti ke sumber energi terbarukan.

Bagaimana halnya dengan Transisi Energi Lokal? Apa pula itu? Secara mudahnya, Transisi Energi Lokal adalah peralihan pemakaian sumber energi fosil ke pemakaian sumber energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia. Potensi lokal tersebut meliputi sumber energinya serta kondisi perekonomian dan industri lokalnya. Misalnya di suatu wilayah peternakan, masyarakat setempat melakukan transisi energi dalam hal memasak. Semula mempergunakan kompor gas LPG dan setelah adanya pengolahan biogas dari kotoran hewan ternak, mereka mempergunakan kompor berbahan bakar biogas.

Begitulah adanya. Sebelum praktik Transisi Energi Lokal menjadi sebuah kenormalan, yang mula-mula wajib dilakukan adalah upaya sosialisasi yang masif. Masyarakat secara umum mesti dididik agar paham definisi dari Transisi Energi Lokal. Sebab tanpa kepahaman, praktik adalah keniscayaan. Di sinilah lagi-lagi sosialisasi mesti dilakukan secara tepat guna sehingga relatif mudah dipraktikkan.

Saya angkat topi tinggi-tinggi kepada Oxfam yang punya perhatian terhadap isu Transisi Energi ini. Plus berusaha agar semua kalangan, termasuk kaum perempuan dan Kelompok Rentan, bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan Transisi Energi secara adil.

Bagaimanapun Transisi Energi Adil adalah sebuah keniscayaan. Oxfam, sebagai konfederasi internasional yang terdiri atas 20 organisasi dan tersebar di 90 negara, tampaknya tahu betul akan kondisi tersebut. Oleh karena itu, Oxfam senantiasa bahu-membahu dengan organisasi mitra dan Kelompok Rentan, baik dari kalangan perempuan maupun laki-laki untuk melakukan Transisi Energi secara adil.

Segala definisi di atas rasanya memang serius dan rumit. Terlihat jauh dari dunia keseharian perempuan dan Kelompok Rentan. Sementara faktanya, mereka kerap sekali bersinggungan dengan banyak hal terkait Transisi Energi Lokal. Dengan demikian, tak bisa ditawar lagi kalau sosialisasi tepat guna wajib dilakukan. Yang pastinya, wajib memakai istilah/contoh yang gampang dipahami dan dipraktikkan oleh semua pihak.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun