Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

T. A. O. L (The Architecture of Love) yang Terselamatkan oleh Nicholas Saputra

14 Mei 2024   21:55 Diperbarui: 14 Mei 2024   22:03 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Memori buruk itu bisa menghantui kita seumur hidup, lho."  (River to Raia)

Iya. Proses move on itulah yang menggerakkan cerita dalam T. A  O. L. Tokoh utamanya Raia dan River, dua orang yang sama-sama patah hati dan sama-sama melarikan diri ke New York untuk menenangkan diri. Yang kebetulan bertemu di sebuah taman, lalu berkenalan. Dari perkenalan itu mereka kemudian makin dekat. Kok ya kebetulan keduanya saling suka. 

Kebetulan, kebetulan, dan kebetulan. Bagi sebagian penonton T. A. O. L, kiranya hal ini sedikit mengganggu. Kok hidup bisa serba kebetulan begitu? Namun, sudahlah dimaafkan saja. Anggap saja telah ditukar tambah dengan pesona Nicholas Saputra. Lagi pula, terkadang di kehidupan nyata pun pola serba kebetulan bisa saja terjadi. 

Menurut saya, T. A. O. L mengajak penontonnya untuk melakukan instropeksi diri. Berpikir-pikir apakah si penonton merupakan jenis orang yang mau berusaha keras untuk move on sesegera mungkin atau sebaliknya, termasuk jenis yang sulit sekali untuk lepas dari belenggu masa lalu. Terkhusus dalam kaitannya dengan kehidupan percintaan.

Sempat saya tercenung selepas menyimak film yang diadaptasi dari novel karya Ika Natassa itu. Saya rasa-rasakan, T. A. O. L ibarat sahabat yang menepuk-nepuk bahu lumayan keras. Mencoba mengingatkan bahwa sejatinya ada yang belum selesai dalam diri ini. Yang hendaknya segera saya selesaikan agar bisa hidup lebih tenang ke depannya. Ya ampun! Lagi-lagi saya terngiang pada perkataan Nicholas Saputra (sebagai River). 

"Seberapa jauh pun kita mencoba melangkah ke depan, kita enggak akan pernah tahu kapan kita bisa melupakan masa lalu."

Tuh 'kan?! Film T.A.O.L memang ugal-ugalan. Berani-beraninya menyingkap tabir luka yang saya tutup rapat selama ini. Dalam diam yang menghunjam. Untunglah menyingkapnya melalui perkataan-perkataan Bapak Sungai, Nicholas Saputra a.k.a. River.

Salam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun