Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Target Saya Untuk Ramadan 2024 Adalah Menang Melawan Denial

12 Maret 2024   23:09 Diperbarui: 12 Maret 2024   23:35 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terusterang saja, saya memasuki Ramadan 2024 dengan agak gamang. Langkah kaki ini terasa mengambang sebab terayun antara sadar dan tak sadar. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, yang lumayan penuh semangat bilamana Ramadan tiba.

Entahlah apa penyebab pastinya. Saya sendiri kurang mengerti. Mungkin karena sepanjang satu tahun silam ada banyak hal tak mengenakkan. Bahkan pada Agustus 2023, hal terburuk dalam hidup saya akhirnya terjadi. Bapak kembali ke haribaan-Nya. Justru ketika saya sedang tak di sisinya. Sementara salah satu harapan saya dalam hidup adalah mendampingi bapak hingga saat terakhirnya.

Yang makin menyedihkan, saya pun tak berkesempatan melihat jenazah bapak. Entah atas pertimbangan apa pemakaman dilakukan jauh lebih cepat daripada rencana semula. Tidak beruntungnya, saat butuh cepat tiba di kampung halaman, kendaraan yang saya tumpangi malah macet-macet.

Tentu kenyataan tersebut bikin kesal setengah mati. Sampai-sampai saya cuma bisa diam. Tak sanggup lagi untuk mengungkapkan kekesalan kepada siapa pun. Di satu sisi saya menggugat, tak bisakah pemakaman ditunda sebentar sampai saya tiba? Di sisi yang lain, saya berterima kasih kepada orang-orang yang telah membantu keluarga kami mengurus jenazah bapak.

Kiranya itulah yang membuat saya denial sampai sekarang. Dalam ingatan saya, bapak masih terbaring sakit dan saya menungguinya. Kadangkala saya merespons obrolannya meskipun terasa antara sadar dan tak sadar.

Dalam ingatan saya, bapak belum meninggal dunia. Kalau saja saya belum pernah ke kuburannya dan mengusap nisannya, denial saya pasti jauh lebih parah. Beruntungnya saya masih diberi-Nya kekuatan untuk melawan denial. Tiap kali lupa kalau bapak telah wafat, saya tersadarkan lagi. Lalu, buru-buru berkirim Alfatihah.

Lebih bersyukurnya, tiap kali mempertanyakan hal-hal buruk yang saya alami, saya tidak sampai berniat menjauhi-Nya. Alhamdulillah sejauh ini saya tidak punya pikiran segila itu.

Akan tetapi, saya merasa perlu untuk melakukan langkah antisipasi. Agar pikiran tetap waras, saya bertekad menjadikan Ramadan 2024 sebagai momentum untuk mengenyahkan denial tersebut dari hidup saya.

Oleh sebab itu, pada Ramadan 2024 saya berusaha keras untuk bisa beribadah sepenuh hati alias ikhlas. Saya berusaha mewajibkan diri untuk bisa melaksanakan rangkaian ibadah Ramadan dengan kesadaran penuh. Fokus pada peningkatan kualitas ibadah. Bukan lagi sekadar memperbanyak kuantitas amalan baik.

Demikianlah adanya. Target saya untuk Ramadan tahun ini adalah menang melawan denial sehingga bisa makin bersyukur dan ikhlas dalam menjalani kehidupan selanjutnya.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun