Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Dalam Urusan Pilpres, Rasanya Kita Harus Meneladani Sikap Para Anggota Fandom K-Pop Itu

7 Maret 2024   22:12 Diperbarui: 7 Maret 2024   22:24 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture Komentar VT (Dokpri)

Masih berseliweran berita tentang Hak Angket terkait hasil pemilu 2024. Tatkala nongkrong di akun medsos mana pun , masih saya temukan omon-omon bertema Hak Angket tersebut. Yang bagi saya selaku orang awam, bikin lelah saja.

Saya kira setelah 14 Februari 2024 kehidupan kembali normal. Tak ada lagi perdebatan sengit di antara 01, 02, dan 03. Tinggal menunggu hasil akhir Real Count resmi dari KPU RI. Namun, kenyataannya tidak begitu. Bahan baru untuk ribut-ribut di kalangan elite politik masih muncul silih berganti. Parahnya, ada pula statemen-statemen panas yang justru dilontarkan oleh para (mantan) capres.

Saya pun teringat kejadian beberapa hari pasca pelaksanaan pemilu 2024 lalu. Tatkala itu saya membuka aplikasi Tiktok dan yang pertama lewat di linimasa adalah VT tentang kampanye akbar paslon 02 di GBK. VT tersebut menampilkan orang-orang berkostum biru langit yang sedang memunguti sampah selepas acara.

Ada banyak komentar positif terhadap VT itu. Tak lama kemudian di antara sekian banyak komentar, saya temukan komentar sebagai berikut.

Seketika nostalgia konser D-day  August. Aku army aku ngaku sekarang.

Komentar itu mendulang sederet balasan, yang antara lain begini.

Sembunyi-sembunyi yah Kak.

Takut banget dari kemaren ... udah mepet hari gapapa 'kan ya?

Plis kmaren aku liat komen yang dia nyembunyiin semua konten BTS di akun dia karena mau nge hype Pak Prabowo ...

Plis aku EXOL, army mianhe ya, ikut nimbrung dulu.

Tanpa sadar saling dukung. Terharu.

Saya terpana membaca deretan komentar tersebut. Seketika terharu. Sesaat kemudian tersenyum lega. Terselip pula rasa bangga di hati ini. Pun, rasa optimis bahwa Indonesia bakalan baik-baik saja ke depannya.

Betapa tidak optimis? Yang saling adu komentar itu para anggota fandom K-Pop. Yang bisa dipastikan, mayoritas dari kalangan gen Z. Yang selama ini kerap dianggap alay bin lebay karena fanatik dengan grup K-Pop favorit masing-masing. Yang kerap pula dilabeli sebagai generasi yang cuek dengan perkara-perkara lain di luar urusan grup K-Pop idolanya.

Namun, lihatlah. Ternyata mereka antusias terhadap pelaksanaan pemilu. Terkhusus untuk pilpresnya. Bukankah hal itu menunjukkan bahwa mereka juga mau memikirkan hal-hal serius terkait masa depan negeri? Antusiasme tersebut mungkin disebabkan posisi mereka yang mayoritas merupakan pemilih pemula. Biasa 'kan, ya? Saat hendak melakukan sesuatu untuk yang pertama kali memang selalu penuh semangat.

Namun, ketahuilah. Ada satu sinyal penting yang dapat ditangkap dari deretan komentar di atas. Sinyal apakah? Tak lain dan tak bukan, itulah sinyal kebesaran hati untuk berdamai dan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Terlihat yang saling berkomentar di situ adalah army dan EXO-L. Army merupakan fandom dari grup musik BTS dan EXO-L dari EXO. Walaupun keduanya biasa "berlainan jalan", ternyata selama masa kampanye mereka rela menekan ego kefandoman demi mendukung capres pilihan. Yang kebetulan mereka sama-sama mendukung Prabowo-Gibran.

Untuk sementara waktu tak ada lagi army, tak ada lagi EXO-L, juga fandom-fandom K-Pop lainnya. Adanya anak-anak muda gen Z yang siap mendukung capres pilihan masing-masing. Inilah sebabnya sampai ada army yang menyembunyikan semua konten BTS di akunnya, gara-gara hendak nge hype Pak Prabowo.

Capture komentar VT (Dokpri)
Capture komentar VT (Dokpri)

Si army tersebut menyembunyikan jatidirinya sebagai army karena tidak ingin menimbulkan perpecahan, baik di kalangan army sendiri maupun fandom K-Pop yang lain, hanya karena beda pilihan capres. Dia tidak mau mencampuradukkan urusan K-Pop dengan politik. Bukankah itu bukti bahwa mereka mampu menempatkan urusan sesuai dengan porsinya? Keren 'kan?

O, ya. Deretan komentar yang saya kutip di atas juga mengingatkan pada kegeraman anak saya terhadap pasangan capres-cawapres yang memanfaatkan identitas fandom K-Pop dalam berkampanye. Dia mengatakan bahwa para fans K-Pop tidak suka dibawa-bawa ke dunia politik, apalagi dimanfaatkan untuk cari suara dalam pemilu.

Alhasil, saya mengangkat topi tingi-tinggi untuk mereka. Secara umum gen Z memang cinta damai. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Budiman Sudjatmiko, mereka tidak suka keributan yang tak ada akarnya. Faktanya, mereka terbukti lebih mampu memahami sekaligus mempraktikkan diksi perdamaian dan persatuan bangsa.

Pokoknya salut buat EXO-L, army, dan komunitas fans K-Pop lainnya yang telah berbesar hati "to stop war" demi pilpres 2024 tempo hari. Yang kemudian setelah hari H pencoblosan, mereka balik ke setelan awal. Tak ada lagi pendukung 01, 02, dan 03. Jadi saya pikir para elite politik yang maunya "always war" pasca pemilu, mestinya belajar dari gen Z anggota fandom K-Pop itu. Iya 'kan?

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun